Palu, (ANTARANews Sulteng) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mengatakan petani di daerah tersebut setiap musim panen selalu menghasilkan beras berkualitas premium.
"Petani selalu mengutamakan kualitas produksi, karena semakin bagus kualitas beras dihasilkan maka potensi pendapatan lebih besar terbuka," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Parigi Moutong Nelson Metubun yang di hubungi dari Palu, Selasa.
Kabupaten Parigi Moutong tercatat sebagai daerah penghasil beras terbesar di Sulawesi Tengah, serta penopang ketahanan pangan di Provinsi Sulteng.
Potensi tersebut dimanfaatkan oleh Pemkab Parigi Moutong untuk mengedepankan kualitas dalam setiap produksi beras oleh petani di semua wilayah itu, karena menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.
Menurut Nelson, beras hasil produksi petani setempat didistribusikan ke pasar lokal. Harga beras kualitas premium di kabupaten itu berada di kisaran Rp9.000 hingga Rp10.000 per kilogram. Di luar daerah seperti Manado, beras asal Parigi Moutong dijual dengan harga Rp12.000 per kilogram.
"Demikian di pasaran Kota Palu, beras hasil produksi petani kita sangat diminati konsumen karena butirannya utuh jarang rusak," kata Nelson.
Nelson mengatakan, pada musim panen selama 2018, petani mampu memproduksi beras 267.513 ton. Jumlah itu naik dibanding tahun sebelumnya yang 253.391 ton dengan luas tanam 61.812 hektare dan luas panen 51.164 hektare serta produktivitas sebesar 49,19 kwintal per hektare.
Parigi Moutong berpotensi surplus. Hal itu karena Hasil produksi yang melimpah. Kabupaten tersebut setiap tahun mengalami surpuls dengan angka yang cukup besar antara 100 sampai 150 ton, katanya.
"Kami terus mendorong para kelompok-kelompok tani pada subsektor tanaman pangan agar mempertahankan kualitas produksi, karena beras kita sudah diakui di daerah lain," katanya.
Bukan hanya itu, kata Nelson, Parigi Moutong menjadi salah satu daerah penyuplai beras untuk menutupi kekurangan stok pangan daerah-daerah lain di Sulteng, di antaranya Kabupaten Poso, Tojo Unauna dan Kota Palu. Bahkan hasil pertanian itu dijual hingga ke Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara, Kalimantan Utara, Ternate hingga perbatasan Filipina.
Menurut Nelson, produksi beras petani setempat sangat potensial dibeli Perum Bulog, karena beras yang dihasilkan berkualitas jenis premium.
Awal 2019 Bulog Sulteng sudah mulai melakukan pembelian beras petani kelas premium untuk dijual kembali di pasar-pasar tradisioanl dan saat ini hasil pembelian itu sudah mencapai 58 ton meskipun tahun ini Bulog mengurangi pembelian beras kelas medium sebagai mana sudah dijatahkan Bulog pusat.
Baca juga: Produksi kelapa di Parigi Moutong 212,176 Juta butir/tahun
"Petani selalu mengutamakan kualitas produksi, karena semakin bagus kualitas beras dihasilkan maka potensi pendapatan lebih besar terbuka," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Parigi Moutong Nelson Metubun yang di hubungi dari Palu, Selasa.
Kabupaten Parigi Moutong tercatat sebagai daerah penghasil beras terbesar di Sulawesi Tengah, serta penopang ketahanan pangan di Provinsi Sulteng.
Potensi tersebut dimanfaatkan oleh Pemkab Parigi Moutong untuk mengedepankan kualitas dalam setiap produksi beras oleh petani di semua wilayah itu, karena menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.
Menurut Nelson, beras hasil produksi petani setempat didistribusikan ke pasar lokal. Harga beras kualitas premium di kabupaten itu berada di kisaran Rp9.000 hingga Rp10.000 per kilogram. Di luar daerah seperti Manado, beras asal Parigi Moutong dijual dengan harga Rp12.000 per kilogram.
"Demikian di pasaran Kota Palu, beras hasil produksi petani kita sangat diminati konsumen karena butirannya utuh jarang rusak," kata Nelson.
Nelson mengatakan, pada musim panen selama 2018, petani mampu memproduksi beras 267.513 ton. Jumlah itu naik dibanding tahun sebelumnya yang 253.391 ton dengan luas tanam 61.812 hektare dan luas panen 51.164 hektare serta produktivitas sebesar 49,19 kwintal per hektare.
Parigi Moutong berpotensi surplus. Hal itu karena Hasil produksi yang melimpah. Kabupaten tersebut setiap tahun mengalami surpuls dengan angka yang cukup besar antara 100 sampai 150 ton, katanya.
"Kami terus mendorong para kelompok-kelompok tani pada subsektor tanaman pangan agar mempertahankan kualitas produksi, karena beras kita sudah diakui di daerah lain," katanya.
Bukan hanya itu, kata Nelson, Parigi Moutong menjadi salah satu daerah penyuplai beras untuk menutupi kekurangan stok pangan daerah-daerah lain di Sulteng, di antaranya Kabupaten Poso, Tojo Unauna dan Kota Palu. Bahkan hasil pertanian itu dijual hingga ke Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara, Kalimantan Utara, Ternate hingga perbatasan Filipina.
Menurut Nelson, produksi beras petani setempat sangat potensial dibeli Perum Bulog, karena beras yang dihasilkan berkualitas jenis premium.
Awal 2019 Bulog Sulteng sudah mulai melakukan pembelian beras petani kelas premium untuk dijual kembali di pasar-pasar tradisioanl dan saat ini hasil pembelian itu sudah mencapai 58 ton meskipun tahun ini Bulog mengurangi pembelian beras kelas medium sebagai mana sudah dijatahkan Bulog pusat.
Baca juga: Produksi kelapa di Parigi Moutong 212,176 Juta butir/tahun