Sigi,Sulteng (ANTARA) - Sebanyak 200 petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mendapat pelatihan tentang pertanian berkelanjutan dalam rangka pemulihan ekonomi pascabenana gempa bumi dan likuefaksi 28 September 2018.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sigi, Mulyadi di Sigi, Rabu mengatakan pelatihan itu diselenggarakan atas kerja sama Wahana Visi Indonesia (WVI) yang menyasar para petani yang kehilangan mata pencaharian.
Pemkab Sigi memberikan apresiasi tinggi bagi WVI yang ikut proaktif sejak dari tanggap darurat sampai saat ini terus memberikan bantuan bagi pemulihan ekonomi masyarakat, termasuk para petani di Kabupaten Sigi yang mengalami bencana alam dan membuat ekonomi mereka porak-poranda.
Menurut dia, kegiatan pemulihan ekonomi petani yang dilaksanakan WVI sangat membantu pemerintah daerah dalam rangka membantu petani dalam proses pemulihan matapenbcaharian di sektor pertanian.
Di Sigi, kata dia, sektor pertanian merupakan sumber pencaharian utama, apabila programn ini nantinya berhasil akan ada kemungkinan untuk direplikasi di wilayah lainnya.
Desa Lolu,Kecamatan Sigibiromaru menjadi cikal bakal untuk implementasi program peningkatan ekonomi petani. Program percepatan pemulihan lahan pertanian ini juga menjadi konsen pemerintah Sigi guna mengantisipasi kriminalitas karena banyaknya masyarakat yang kehilangan lapangan pekerjaan.
Mulyadi mengatakan para petani yang terdampak bencana alam nantinya akan diberikan bantuan pertanian dalam bentuk bibit tanaman hortikultura,pupuk, pestisida dan peralatan yang mendukung aktivitas pertanian. Dan untuk memastkan keberlanjutan program tersebut, para petani yang berpartisipasi dalam program dimaksud diberikan pengembangan kapasitas yang relevan melalui pelatihan teknis tentang praktek baik pertanian,pelatihan literasi keuangan dan PRB.
Pelatihan teknis bercocok tanam yang baik melalui sekolah lapang petani menggunakan plot percontohan hingga panen untuk setiap jenis tanaman hortikultura.
Dengan adanya sekolah lapang sangat diharapkan petani akan lebih percaya diri serta mampu mempraktekan metode penanaman guna mendapatkan hasil produksi pertanian yang maksimal.
Dia menambahkan implementasi kegiatan dimulai dengan padat karya untuk membersihkan lahan pertanian yang rusak diakibatkan bencana alam gempabumi dan likuefaksi di Desa Lolu.
Saat ini, katanya ada tujuh traktor yang disiapkan dan masing-masing kelompok mendapatkan satu unit traktor untuk mengolah lahan pertanian yang rusak terdampak bencana alam.
Mengingat sebagian besar petani yang terdampak bencana di Desa Lolu adalah petani di dataran rendah yang selama ini menggarap sawah, maka pakar tanah dari ICDF didukung oleh Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sigi bersama-sama menginindetifikasi lahan melalui survei untuk mengembangkan tanaman hortikultura.
Program ini bertujuan untuk mengembalikan mata pencaharian yang berkelanjutan sesuai dengan latar belakang masyarakat yang telah berkecimpung di bidang pertanian dan mendukung ketersediaan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani pasca bencana alam di daerah itu.
Karena sektor pertanian memiliki peran sangat penting dalam pembangunan suatu daerah. Dan sektor pertanian mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Selain itu juga menjadi sumber pendapatan serta sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik lagi,mengingat bencana alam yang terjadi pada 28 September 2018 telah membuat perekonomian terpuruk.
Seorang petani membajak bekas lahan padi untuk ditanami jagung di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (28/2/2019). Sebagian petani di daerah tersebut berhenti menanam padi dan beralih menanam jagung akibat kekurangan air setelah jaringan irigasi pertanian di kawasan tersebut rusak berat akibat gempa dan likuifaksi yang hingga kini belum diperbaiki. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/foc.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sigi, Mulyadi di Sigi, Rabu mengatakan pelatihan itu diselenggarakan atas kerja sama Wahana Visi Indonesia (WVI) yang menyasar para petani yang kehilangan mata pencaharian.
Pemkab Sigi memberikan apresiasi tinggi bagi WVI yang ikut proaktif sejak dari tanggap darurat sampai saat ini terus memberikan bantuan bagi pemulihan ekonomi masyarakat, termasuk para petani di Kabupaten Sigi yang mengalami bencana alam dan membuat ekonomi mereka porak-poranda.
Menurut dia, kegiatan pemulihan ekonomi petani yang dilaksanakan WVI sangat membantu pemerintah daerah dalam rangka membantu petani dalam proses pemulihan matapenbcaharian di sektor pertanian.
Di Sigi, kata dia, sektor pertanian merupakan sumber pencaharian utama, apabila programn ini nantinya berhasil akan ada kemungkinan untuk direplikasi di wilayah lainnya.
Desa Lolu,Kecamatan Sigibiromaru menjadi cikal bakal untuk implementasi program peningkatan ekonomi petani. Program percepatan pemulihan lahan pertanian ini juga menjadi konsen pemerintah Sigi guna mengantisipasi kriminalitas karena banyaknya masyarakat yang kehilangan lapangan pekerjaan.
Mulyadi mengatakan para petani yang terdampak bencana alam nantinya akan diberikan bantuan pertanian dalam bentuk bibit tanaman hortikultura,pupuk, pestisida dan peralatan yang mendukung aktivitas pertanian. Dan untuk memastkan keberlanjutan program tersebut, para petani yang berpartisipasi dalam program dimaksud diberikan pengembangan kapasitas yang relevan melalui pelatihan teknis tentang praktek baik pertanian,pelatihan literasi keuangan dan PRB.
Pelatihan teknis bercocok tanam yang baik melalui sekolah lapang petani menggunakan plot percontohan hingga panen untuk setiap jenis tanaman hortikultura.
Dengan adanya sekolah lapang sangat diharapkan petani akan lebih percaya diri serta mampu mempraktekan metode penanaman guna mendapatkan hasil produksi pertanian yang maksimal.
Dia menambahkan implementasi kegiatan dimulai dengan padat karya untuk membersihkan lahan pertanian yang rusak diakibatkan bencana alam gempabumi dan likuefaksi di Desa Lolu.
Saat ini, katanya ada tujuh traktor yang disiapkan dan masing-masing kelompok mendapatkan satu unit traktor untuk mengolah lahan pertanian yang rusak terdampak bencana alam.
Mengingat sebagian besar petani yang terdampak bencana di Desa Lolu adalah petani di dataran rendah yang selama ini menggarap sawah, maka pakar tanah dari ICDF didukung oleh Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sigi bersama-sama menginindetifikasi lahan melalui survei untuk mengembangkan tanaman hortikultura.
Program ini bertujuan untuk mengembalikan mata pencaharian yang berkelanjutan sesuai dengan latar belakang masyarakat yang telah berkecimpung di bidang pertanian dan mendukung ketersediaan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani pasca bencana alam di daerah itu.
Karena sektor pertanian memiliki peran sangat penting dalam pembangunan suatu daerah. Dan sektor pertanian mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Selain itu juga menjadi sumber pendapatan serta sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik lagi,mengingat bencana alam yang terjadi pada 28 September 2018 telah membuat perekonomian terpuruk.