Palu (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah Bartolomeus Tandigala menyebut penyediaan air bersih hampir di seluruh hunian sementara (huntara) korban bencana di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggal hanya berasal dari mobil-mobil tangki pengangkut air.
Dalam rapat evaluasi penenganan pascabencana Kota Palu di ruang rapat Bantaya Kantor Wali Kota Palu, Selasa sore, Bartolomeus mengatakan upaya pemenuhan air bersih untuk pengungsi di huntara tidak bisa terus-menerus dengan cara seperti itu.
"Penyediaan air bersih di huntara ini perlu kita sikapi. Hampir semua huntara air bersihnya hanya diantar oleh mobil tangki air. Ini harus kita fikirkan bersama-sama," keluhnya.
Menurutnya cara tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan air bersih para pengungsi di huntara, bail huntara yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) maupun oleh sejumlah LSM dalam dan luar negeri.
"Kawan-kawan dari PUPR harus berupaya memfungsikan sumur-sumur bor yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan air bersih pengungsi. Mudan-mudahan teman-teman dari PUPR dapat menyikapi ini," katanya di depan perwakika sejumlah NGO, camat dan lurah se Kota Palu yang hadir.
Sementara itu Wali Kota Palu Hidayat yang memimpin rapat evaluasi meminta seluruh camat dan lurah yang memiliki huntara di wilayah administratifnya agar dapat mengupayakan pemenuhan air bersih bagi pengungsi di seluruh huntara yang ada di wilayahnya.
"Saya minta kalau bisa dibuatkan sumur bor di setiap huntara agar tidak perlu lagi menunggu air bersih dari mobil-mobil tangki pengangkut air yang dibawa," pintanya.
Selain lebih efisien, katanya, cara tersebut lebih praktis dan tentunya dapat memenuhi kebutuhan air bersih pengungsi di seluruh huntara di Kota Palu. Mengingat jatah air bersih yang diantar oleh mobil tangki pengangkut air bersih oleh Kemeterian PUPR disamaratakan sementara kebutuhan air bersih pengungsi di setiap huntara berbeda-beda.
Dalam rapat evaluasi penenganan pascabencana Kota Palu di ruang rapat Bantaya Kantor Wali Kota Palu, Selasa sore, Bartolomeus mengatakan upaya pemenuhan air bersih untuk pengungsi di huntara tidak bisa terus-menerus dengan cara seperti itu.
"Penyediaan air bersih di huntara ini perlu kita sikapi. Hampir semua huntara air bersihnya hanya diantar oleh mobil tangki air. Ini harus kita fikirkan bersama-sama," keluhnya.
Menurutnya cara tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan air bersih para pengungsi di huntara, bail huntara yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) maupun oleh sejumlah LSM dalam dan luar negeri.
"Kawan-kawan dari PUPR harus berupaya memfungsikan sumur-sumur bor yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan air bersih pengungsi. Mudan-mudahan teman-teman dari PUPR dapat menyikapi ini," katanya di depan perwakika sejumlah NGO, camat dan lurah se Kota Palu yang hadir.
Sementara itu Wali Kota Palu Hidayat yang memimpin rapat evaluasi meminta seluruh camat dan lurah yang memiliki huntara di wilayah administratifnya agar dapat mengupayakan pemenuhan air bersih bagi pengungsi di seluruh huntara yang ada di wilayahnya.
"Saya minta kalau bisa dibuatkan sumur bor di setiap huntara agar tidak perlu lagi menunggu air bersih dari mobil-mobil tangki pengangkut air yang dibawa," pintanya.
Selain lebih efisien, katanya, cara tersebut lebih praktis dan tentunya dapat memenuhi kebutuhan air bersih pengungsi di seluruh huntara di Kota Palu. Mengingat jatah air bersih yang diantar oleh mobil tangki pengangkut air bersih oleh Kemeterian PUPR disamaratakan sementara kebutuhan air bersih pengungsi di setiap huntara berbeda-beda.