Sigi (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Asia Pacific Alliance For Disaster Management (APAD) Korea menggandeng lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk membangun hunian nyaman terpadu atau Integrated Community Shelter (ICS) di Desa Mpanau, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
"Kami ingin membantu masyarakat yang terdampak bencana pada 28 September 2018 silam karena mereka masih membutuhkan itu. Selain itu Indonesia juga merupakan negara sahabat Korea yang hubunganya sangat baik”, kata Direktur Departemen Multi-Koperasi dan Dukungan Kemanusiaan Korea International Cooperation Agency (Koica), Kim Byeong Kwan di Sigi, Selasa.
Ia mengatakan bantuan yang diberikan didasari masih banyaknya korban bencana yang membutuhkan bantuan berupa hunian sementara.
Pembangunan ICS ini merupakan bantuan dari Koica, salah satu badan pemerintahan di Korea Selatan yang didirikan untuk memaksimalkan keberhasilan bantuan Korea kepada Negara-negara berkembang.
Pembangunan ICS ini ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan secara simbolis oleh Kim Byeong Kwan dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sigi, Muh. Basir.
Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulawesi tengah, Nurmarjani Loulembah mengatakan di kompleks ICS itu akan dibangun 96 Unit Shelter yang bisa menampung 96 Kepala Keluarga (KK).
Kompleks ICS itu nantinya dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum seperti masjid, dapur umum, gudang, Mandi, Cuci dan Kakus (MCK), kantor sekretariat dan layanan kesehatan serta taman bermain anak.
“Kami menargetkan pembangunan hunian nyaman terpadu ini memakan waktu kurang lebih 25 hari dengan melibatkan pekerja sukarelawan sebanyak 50 orang”, katanya.
Nurmarjani berharap para penghuni hunian nyaman terpadu nantinya dapat menggunakan dan memanfaatkan ICS tersebut dengan sebaik mungkin dan menjaga fasilitas yang ada.
Sekretaris Kabupaten Sigi Muh. Basir mengatakan hingga saat ini kondisi ekonomi di Kabupaten Sigi mulai membaik. Hal itu berkat dari bantuan sejumlah pihak termasuk bantuan dari NGO internasional maupun pihak lain yang peduli terhadap kabupaten Sigi.
Basir juga mengakui hingga saat ini masih banyak korban bencana di Sigi yang masih tinggal di tenda-tenda pengungsian ditambah kesulitan memperoleh air bersih.
“Saya tidak tahu jumlah pasti berapa total warga yang masih di tenda darurat maupun yang bertahan di rumah mereka yang tidak layak, yang jelas sebagian warga masih ada yang tinggal di tenda-tenda”, ujarnya.
Ia sangat bersyukur APAD, Koica dan ACT peduli dengan persoalan yang tengah dihadapi Pemerintah Kabupaten Sigi pada umumnya dan khususnya para pengungsi.
"Saya pribadi dan mewakili Pemerintah Kabupaten Sigi sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada ACT yang dari awal bencana hingga kini masih terus membantu korban bencana di kabupaten sigi”, jelasnya.
"Kami ingin membantu masyarakat yang terdampak bencana pada 28 September 2018 silam karena mereka masih membutuhkan itu. Selain itu Indonesia juga merupakan negara sahabat Korea yang hubunganya sangat baik”, kata Direktur Departemen Multi-Koperasi dan Dukungan Kemanusiaan Korea International Cooperation Agency (Koica), Kim Byeong Kwan di Sigi, Selasa.
Ia mengatakan bantuan yang diberikan didasari masih banyaknya korban bencana yang membutuhkan bantuan berupa hunian sementara.
Pembangunan ICS ini merupakan bantuan dari Koica, salah satu badan pemerintahan di Korea Selatan yang didirikan untuk memaksimalkan keberhasilan bantuan Korea kepada Negara-negara berkembang.
Pembangunan ICS ini ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan secara simbolis oleh Kim Byeong Kwan dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sigi, Muh. Basir.
Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulawesi tengah, Nurmarjani Loulembah mengatakan di kompleks ICS itu akan dibangun 96 Unit Shelter yang bisa menampung 96 Kepala Keluarga (KK).
Kompleks ICS itu nantinya dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum seperti masjid, dapur umum, gudang, Mandi, Cuci dan Kakus (MCK), kantor sekretariat dan layanan kesehatan serta taman bermain anak.
“Kami menargetkan pembangunan hunian nyaman terpadu ini memakan waktu kurang lebih 25 hari dengan melibatkan pekerja sukarelawan sebanyak 50 orang”, katanya.
Nurmarjani berharap para penghuni hunian nyaman terpadu nantinya dapat menggunakan dan memanfaatkan ICS tersebut dengan sebaik mungkin dan menjaga fasilitas yang ada.
Sekretaris Kabupaten Sigi Muh. Basir mengatakan hingga saat ini kondisi ekonomi di Kabupaten Sigi mulai membaik. Hal itu berkat dari bantuan sejumlah pihak termasuk bantuan dari NGO internasional maupun pihak lain yang peduli terhadap kabupaten Sigi.
Basir juga mengakui hingga saat ini masih banyak korban bencana di Sigi yang masih tinggal di tenda-tenda pengungsian ditambah kesulitan memperoleh air bersih.
“Saya tidak tahu jumlah pasti berapa total warga yang masih di tenda darurat maupun yang bertahan di rumah mereka yang tidak layak, yang jelas sebagian warga masih ada yang tinggal di tenda-tenda”, ujarnya.
Ia sangat bersyukur APAD, Koica dan ACT peduli dengan persoalan yang tengah dihadapi Pemerintah Kabupaten Sigi pada umumnya dan khususnya para pengungsi.
"Saya pribadi dan mewakili Pemerintah Kabupaten Sigi sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada ACT yang dari awal bencana hingga kini masih terus membantu korban bencana di kabupaten sigi”, jelasnya.