Palu (ANTARA) - Panitia Pengarah kegiatan nasional Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) IX Dr Muhtadin Dg Mustafa mengemukakan PIONIR menjadi penangkal Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia terhadap gerakan ektrimisme dan radikalisme.
"Semangat ini akan terus digelorakan dalam ajang PIONIR ini, mengingat berbagai aksi radikalisme yang melibatkan kaum muda akhir-akhir ini di tanah air, baik sebagai pelaku maupun simpatisan pendukung, baik aktif maupun pasif, jika tidak secepatnya diantisipasi bakal menjadi ancaman terhadap kehidupan generasi bangsa, termasuk mahasiswa di masa mendatang. Untuk itu generasi muda atau mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus terus diperkuat daya tangkalnya dan dilindungi dari paham radikalisme dan terorisme," ucap Dr Muhtadin Mustafa, di Palu, Jumat.
PIONIR IX digelar di Universtas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahaim Malang, Jawa Timur, 15 - 21 Juli 2019. PIONIR direncanakan akan dibuka Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan akan diikuti oleh 3.500 mahasiswa dari 58 perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) seluruh Indonesia.
Muhtadin yang merupakan mantan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan IAIN Palu ini menguraikan, PIONIR, tidak hanya sebagai ajang bergengsi dalam mengasah kemampuan intelektual dan bakat mahasiswa, namun sekaligus menjadi momentum paling tepat dalam membekali mahasiswa akan pentingnya semangat nasionalisme dan religius serta nilai-nilai kemanusiaan universal.
"Kehadian mahasiswa dari seluruh Indonesia (tanpa melihat perbedaan suku, kultur maupun budaya) dan ikut berbaur dalam 36 cabang lomba dan pertandingan, yakni tujuh cabang ilmiah, 12 cabang olahraga, 13 cabang seni dan empat cabang riset, akan membuat mereka larut dalam kebersamaan dan semangat satu nusa, satu bangsa dan satu tanah air yaitu Indonesia.
Dalam konteks ini, PIONIR IX yang mengusung tema “Mewujudkan generasi bangsa yang berkarakter dan berprestasi” yang di bingkai dalam motto Spirit of the Unity (semangat persatuan) menjadi hal yang sangat penting dan menemukan momentumnya.
Ia mengutarakan tema ini sekaligus melahirkan sebuah kesadaran bahwa generasi bangsa yang berkarakter, berakhlak dan berprestasi akan memiliki daya tangkal yang kuat terhadap faham dan gerakan radikalisme dan teroris.
Demikian pula dengan semangat persatuan yang terbangun atas kebersamaan dan sportifitas serta pentingnya sebuah kesatuan bangsa akan terus terpatri dalam hati dan pikiran para peserta PIONIR IX, sehingga ruang-ruang yang akan dimasuki faham radikalisme akan tertutup rapat dengan sebuah komitmen satu nusa, satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air serta NKRI harga mati.
PIONIR merupakan ajang nasional dua tahunan Kementerian Agama dan dari tahun ke tahun terus berkembang dan semarak serta menarik untuk diikuti oleh Mahasiswa PTKIN (UIN, IAIN dan STAIN) se Indonesia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa yang berprestasi di PIONIR telah memberikan kontribusi berharga pada ajang seni maupun olahraga, baik tingkat daerah maupun nasional. PIONIR juga menjadi ajang bergengsi bagi PTKIN yang berhasil meraih juara pada setiap lomba dan pertandingan karena prestasi PTKIN tersebut menjadi kontribusi berharga untuk meraih predikat terbaik dalam akreditasinya.
"Semangat ini akan terus digelorakan dalam ajang PIONIR ini, mengingat berbagai aksi radikalisme yang melibatkan kaum muda akhir-akhir ini di tanah air, baik sebagai pelaku maupun simpatisan pendukung, baik aktif maupun pasif, jika tidak secepatnya diantisipasi bakal menjadi ancaman terhadap kehidupan generasi bangsa, termasuk mahasiswa di masa mendatang. Untuk itu generasi muda atau mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus terus diperkuat daya tangkalnya dan dilindungi dari paham radikalisme dan terorisme," ucap Dr Muhtadin Mustafa, di Palu, Jumat.
PIONIR IX digelar di Universtas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahaim Malang, Jawa Timur, 15 - 21 Juli 2019. PIONIR direncanakan akan dibuka Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan akan diikuti oleh 3.500 mahasiswa dari 58 perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) seluruh Indonesia.
Muhtadin yang merupakan mantan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan IAIN Palu ini menguraikan, PIONIR, tidak hanya sebagai ajang bergengsi dalam mengasah kemampuan intelektual dan bakat mahasiswa, namun sekaligus menjadi momentum paling tepat dalam membekali mahasiswa akan pentingnya semangat nasionalisme dan religius serta nilai-nilai kemanusiaan universal.
"Kehadian mahasiswa dari seluruh Indonesia (tanpa melihat perbedaan suku, kultur maupun budaya) dan ikut berbaur dalam 36 cabang lomba dan pertandingan, yakni tujuh cabang ilmiah, 12 cabang olahraga, 13 cabang seni dan empat cabang riset, akan membuat mereka larut dalam kebersamaan dan semangat satu nusa, satu bangsa dan satu tanah air yaitu Indonesia.
Dalam konteks ini, PIONIR IX yang mengusung tema “Mewujudkan generasi bangsa yang berkarakter dan berprestasi” yang di bingkai dalam motto Spirit of the Unity (semangat persatuan) menjadi hal yang sangat penting dan menemukan momentumnya.
Ia mengutarakan tema ini sekaligus melahirkan sebuah kesadaran bahwa generasi bangsa yang berkarakter, berakhlak dan berprestasi akan memiliki daya tangkal yang kuat terhadap faham dan gerakan radikalisme dan teroris.
Demikian pula dengan semangat persatuan yang terbangun atas kebersamaan dan sportifitas serta pentingnya sebuah kesatuan bangsa akan terus terpatri dalam hati dan pikiran para peserta PIONIR IX, sehingga ruang-ruang yang akan dimasuki faham radikalisme akan tertutup rapat dengan sebuah komitmen satu nusa, satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air serta NKRI harga mati.
PIONIR merupakan ajang nasional dua tahunan Kementerian Agama dan dari tahun ke tahun terus berkembang dan semarak serta menarik untuk diikuti oleh Mahasiswa PTKIN (UIN, IAIN dan STAIN) se Indonesia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa yang berprestasi di PIONIR telah memberikan kontribusi berharga pada ajang seni maupun olahraga, baik tingkat daerah maupun nasional. PIONIR juga menjadi ajang bergengsi bagi PTKIN yang berhasil meraih juara pada setiap lomba dan pertandingan karena prestasi PTKIN tersebut menjadi kontribusi berharga untuk meraih predikat terbaik dalam akreditasinya.