Jakarta (ANTARA) - Mantan Kapolda Metro Jaya Komjen Pol Mochamad Iriawan yang akrab disapa Iwan Bule menyatakan siap melawan tuduhan yang dialamatkan pada dirinya termasuk soal kabar ia diperiksa oleh Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan.
Iwan Bule membantah keras telah diperiksa oleh TGPF terkait kasus penyiraman air keras ke wajah penyelidik KPK Novel Baswedan. Ia menyebut kedatangan TGPF terjadi dua bulan lalu di kantornya dj Lemhannas.
"Bukan diperiksa, tetapi klarifikasi atau ngobrol. Kalau diperiksa itu kan di-BAP , tetapi pertemuan saya dengan TGPF tidak ada pemeriksaan," ujar Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) ini dikutip dari siaran pers di Jakarta, Minggu.
Dalam pertemuan dengan TGPF, Iwan Bule mengaku tenang lantaran memang tidak mengetahui apa-apa soal pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan.
"Saya nggak tahu apa-apa tentang pelaku penyiraman Novel apalagi tahu pelakunya. Saya nggak ada sangkut-paut dengan kasus ini. Mungkin TGPF, merasa saya tahu kasusnya Novel, saya bilang nggak tahu," kata Iwan Bule.
Iwan Bule melanjutkan dirinya sempat ditanyai perihal pertemuan dengan Novel Baswedan oleh TGPF di Polda Metro Jaya. Iwan Bule menampik pertemuannya tersebut terkait dengan kasus penyiraman air keras.
"Saya diskusi masalah sinergitas Polri dan KPK dalam penanganan korupsi. Kala itu, Novel datang bersama Brigadir Arif, itu sahabatnya dia. Dia anak buah saya di Brimob Polda Metro Jaya, lewat dia akhirnya ketemu saya," kata Iwan Bule.
Iwan Bule menerangkan pertemuannya dengan Novel Baswedan kala itu juga terkait dengan penanganan kasus korupsi besar dan dapat masuk ke sektor-sektor yang belum bisa diungkap KPK. Misalnya mafia pangan.
"Itu pertemuan kami di ruang kerja Kapolda Metro. Kemudian saya sempat ditanya (TGPF) kapan lagi pernah ketemu, saya jawab pernah ke rumahnya (Novel) diajak Arif juga karena anaknya Novel lahir, nama anaknya Umar. Saya silaturahmi," tegas Iwan Bule.
Iwan Bule mengaku dirinya memang sempat mengingatkan Novel Baswedan terkait dengan adanya ancaman kepada penyidik KPK, tetapi hanya dalam konteks wajar.
"TGPF mempunyai asumsi bahwa saya ke rumah Novel itu memberi tahu bahwa nanti akan ada yang menganiayai, makanya diingatkan harus hati-hati. Mereka juga berasumsi bahwa saya tahu pelaku dari penyiraman ke Novel. Ini kan aneh," tutur Iwan Bule.
Daripada berasumsi kepada dirinya, Iwan Bule menyarankan agar TGPF mencari pelaku penyiraman Novel Baswedan dengan serius.
"TGFP harusnya menjelaskan apa yang sudah dilakukan mulai dari TKP , temuan-temuan lain yang memberikan petunjuk kepada peristiwa itu , kendala-kendalanya sehingga TPGF belum bisa mengungkap atau menemukan fakta. Jelaskan dong ke publik," ujar Iwan Bule.
Iwan Bule mengatakan tuduhan yang dilayangkan kepada dirinya atas kasus penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan selama ini telah berdampak kepada keluarganya.
"Kasihan keluarga saya, istri saya, anak saya, banyak yang bilang 'bapak kamu terlibat kasus penyiraman Novel'. Anak dan adik kandung saya sampai menangis. Itu kan namanya menjatuhkan nama baik saya," kata Iwan Bule.
Iwan Bule membantah keras telah diperiksa oleh TGPF terkait kasus penyiraman air keras ke wajah penyelidik KPK Novel Baswedan. Ia menyebut kedatangan TGPF terjadi dua bulan lalu di kantornya dj Lemhannas.
"Bukan diperiksa, tetapi klarifikasi atau ngobrol. Kalau diperiksa itu kan di-BAP , tetapi pertemuan saya dengan TGPF tidak ada pemeriksaan," ujar Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) ini dikutip dari siaran pers di Jakarta, Minggu.
Dalam pertemuan dengan TGPF, Iwan Bule mengaku tenang lantaran memang tidak mengetahui apa-apa soal pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan.
"Saya nggak tahu apa-apa tentang pelaku penyiraman Novel apalagi tahu pelakunya. Saya nggak ada sangkut-paut dengan kasus ini. Mungkin TGPF, merasa saya tahu kasusnya Novel, saya bilang nggak tahu," kata Iwan Bule.
Iwan Bule melanjutkan dirinya sempat ditanyai perihal pertemuan dengan Novel Baswedan oleh TGPF di Polda Metro Jaya. Iwan Bule menampik pertemuannya tersebut terkait dengan kasus penyiraman air keras.
"Saya diskusi masalah sinergitas Polri dan KPK dalam penanganan korupsi. Kala itu, Novel datang bersama Brigadir Arif, itu sahabatnya dia. Dia anak buah saya di Brimob Polda Metro Jaya, lewat dia akhirnya ketemu saya," kata Iwan Bule.
Iwan Bule menerangkan pertemuannya dengan Novel Baswedan kala itu juga terkait dengan penanganan kasus korupsi besar dan dapat masuk ke sektor-sektor yang belum bisa diungkap KPK. Misalnya mafia pangan.
"Itu pertemuan kami di ruang kerja Kapolda Metro. Kemudian saya sempat ditanya (TGPF) kapan lagi pernah ketemu, saya jawab pernah ke rumahnya (Novel) diajak Arif juga karena anaknya Novel lahir, nama anaknya Umar. Saya silaturahmi," tegas Iwan Bule.
Iwan Bule mengaku dirinya memang sempat mengingatkan Novel Baswedan terkait dengan adanya ancaman kepada penyidik KPK, tetapi hanya dalam konteks wajar.
"TGPF mempunyai asumsi bahwa saya ke rumah Novel itu memberi tahu bahwa nanti akan ada yang menganiayai, makanya diingatkan harus hati-hati. Mereka juga berasumsi bahwa saya tahu pelaku dari penyiraman ke Novel. Ini kan aneh," tutur Iwan Bule.
Daripada berasumsi kepada dirinya, Iwan Bule menyarankan agar TGPF mencari pelaku penyiraman Novel Baswedan dengan serius.
"TGFP harusnya menjelaskan apa yang sudah dilakukan mulai dari TKP , temuan-temuan lain yang memberikan petunjuk kepada peristiwa itu , kendala-kendalanya sehingga TPGF belum bisa mengungkap atau menemukan fakta. Jelaskan dong ke publik," ujar Iwan Bule.
Iwan Bule mengatakan tuduhan yang dilayangkan kepada dirinya atas kasus penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan selama ini telah berdampak kepada keluarganya.
"Kasihan keluarga saya, istri saya, anak saya, banyak yang bilang 'bapak kamu terlibat kasus penyiraman Novel'. Anak dan adik kandung saya sampai menangis. Itu kan namanya menjatuhkan nama baik saya," kata Iwan Bule.