Luwuk (ANTARA) - Untuk kesekian kalinya, PT Donggi-Senoro LNG kembali melepasliarkan 13 anakan burung langka maleo hasil konservasi ex situ Maleo Center DSLNG di Suaka Margasatwa Bakiriang, Senin (22/3).
Ini menjadi pelepasliaran yang kedua kalinya untuk tahun 2019 sehingga secara keseluruhan, DSLNG telah melepasliarkan 98 ekor anakan maleo hasil konservasi dari telur-telur sitaan yang diserahkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah sejak Maleo Center didirikan pada 2013 lalu.
Pelepasliaran anakan maleo kali ini merupakan upaya DSLNG meningkatkan populasi maleo di alam liar melalui konservasi sebagai program CSR di bidang lingkungan hidup bekerja sama dengan BKSDA Sulawesi Tengah.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) No. 180 / IV-KKH / 2015, populasi burung Maleo di alam diperkirakan hanya tersisa kurang dari 600 ekor. Untuk itu pemerintah menargetkan pertumbuhan populasi Maleo sebesar 10 persen atau sebanyak 55 ekor dalam setiap lima tahun atau 11 ekor setiap tahunnya.
Melalui konservasi ex situ, DSLNG menjadi perusahaan swasta pertama yang turut berperan penting dalam upaya peningkatan populasi itu.
Selain sebagai fasilitas konservasi, Maleo Center DSLNG juga menjadi sarana edukasi lingkungan bagi pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat.
Baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup, DSLNG Tanam 700 bibit pohon
Baca juga: DSLNG Senoro tercatat dua kali selamatkan korban laut
Baca juga: DSLNG kembali lepasliarkan 17 ekor maleo di Suaka Margasatwa Bakiriang
Ini menjadi pelepasliaran yang kedua kalinya untuk tahun 2019 sehingga secara keseluruhan, DSLNG telah melepasliarkan 98 ekor anakan maleo hasil konservasi dari telur-telur sitaan yang diserahkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah sejak Maleo Center didirikan pada 2013 lalu.
Pelepasliaran anakan maleo kali ini merupakan upaya DSLNG meningkatkan populasi maleo di alam liar melalui konservasi sebagai program CSR di bidang lingkungan hidup bekerja sama dengan BKSDA Sulawesi Tengah.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) No. 180 / IV-KKH / 2015, populasi burung Maleo di alam diperkirakan hanya tersisa kurang dari 600 ekor. Untuk itu pemerintah menargetkan pertumbuhan populasi Maleo sebesar 10 persen atau sebanyak 55 ekor dalam setiap lima tahun atau 11 ekor setiap tahunnya.
Melalui konservasi ex situ, DSLNG menjadi perusahaan swasta pertama yang turut berperan penting dalam upaya peningkatan populasi itu.
Selain sebagai fasilitas konservasi, Maleo Center DSLNG juga menjadi sarana edukasi lingkungan bagi pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat.
Baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup, DSLNG Tanam 700 bibit pohon
Baca juga: DSLNG Senoro tercatat dua kali selamatkan korban laut
Baca juga: DSLNG kembali lepasliarkan 17 ekor maleo di Suaka Margasatwa Bakiriang