Palu (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi mengatakan pelestarian satwa liar di Provinsi Sulawesi Tengah merupakan wujud komitmen korporasi dalam menjaga konservasi makhluk hidup.
"Kami juga memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan, karena hal itu bagian dari tujuan pembangunan berkelanjutan," kata Area Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw melalui keterangan tertulisnya diterima di Palu, Senin.
Ia menjelaskan pelestarian satwa liar di Sulteng di Pertamina melalui unit usaha Fuel Terminal Tolitoli di Kabupaten Tolitoli dengan melepasliarkan sejumlah jenis satwa yakni Burung Maleo, Pleci, Perkutut dan Terucut, serta Tukik atau anak Penyu di pesisir pantai Tolitoli pada Jumat (31/1).
Dari lima satwa dilepasliarkan, dua diantaranya merupakan satwa terancam punah yakni Maleo dan Penyu, oleh sebab itu langkah ini menjadi perhatian khusus pihaknya dalam menjaga kelangsungan ekosistem alam.
"Maleo merupakan satwa endemik Sulawesi, tidak ada alasan bagi kami untuk tidak terlibat melestarikan-nya. Upaya yang dilakukan tersebut untuk dinikmati anak cucu bangsa di masa depan," ujarnya.
Ia mengemukakan melalui berbagai kegiatan oleh Fuel Terminal Tolitoli, Pertamina ingin memastikan unit usaha tersebut tidak hanya berkontribusi dalam menjaga ketahanan energi, tetapi juga pelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat.
Pelepasliaran sejumlah satwa tersebut diharapkan dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan kesadaran bersama akan pentingnya konservasi," ucapnya.
Fahrougi menambahkan, program tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) diusung Pertamina yakni pemberdayaan masyarakat di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan.
"Kegiatan tersebut merupakan bukti nyata bahwa kolaborasi antara berbagai pihak dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan, baik bagi lingkungan maupun komunitas sekitar,” kata dia menuturkan.