Sleman (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengutus Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk memastikan kondisi kesehatan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif yang sedang dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, sejak Selasa (23/7).

Pratikno menjenguk Syafii, di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman pada Sabtu, didampingi Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki beserta Tim Dokter Kepresidenan.

"Pak Presiden mendengar Buya sakit kemarin pagi memanggil saya, harus segera kirim dokter kepresidenan. Karena pak Presiden khawatir Buya sakit," kata Pratikno.

Peratikno mengaku lega dan bersyukur karena menurut keterangan dokter, kondisi kesehatan Syafii dipastikan telah mengalami perkembangan yang baik. "Saya sudah mendengar penjelasan dokter juga. Alhamdulillah perkembangannya sangat bagus," kata dia.

Kondisi kesehatan Syafii tersebut, kata Praktikno, selanjutnya akan langsung dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo. Tim Dokter Kepresiden yang diutus Presiden, menurut Pratikno, hanya bersifat memonitor saja.

"Habis ini saya telepon beliau lah. Dia juga senang mendengar berita kalau beliau sehat. Tim Dokter Kepresidenan, memonitor ingin tahu penanganan seperti apa. Kami back up saja, di sini tim dokter di Yogja hebat-hebat," kata Pratikno.

Menurut Pratikno, sosok Syafii Maarif sangat dibutuhkan bangsa ini sebagai teladan. "Bangsa ini butuh teladan dan pencerahan," katanya pula.


Dokter spesialis urologi dari RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merawat Syafii, Prahara Yuri memastikan kondisi kesehatan Buya sudah membaik dan bisa beraktivitas seperti biasa. "Sakitnya, keluhan Buya masuk rumah sakit karena kencing berdarah. Kemungkinan disebabkan ada iritasi batu ginjal sebelah kanan," kata Yuri.

Menurut Yuri, tim dokter telah melakukan terapi Extracorporeal Shock-Wave Lithotripsy (ESWL) atau pemecahan batu dengan gelombang kejut, selanjutnya akan dibantu agar batu ginjal bisa keluar.

Meski demikian, Yuri tak bisa memastikan lama waktu proses pengeluaran batu ginjal itu. "Kalau berapa hari secara pasti tidak ada, tapi apabila batu pecah di bawah 4 mm atau 3 mm bisa keluar 100 persen," katanya pula.

Syafii Maarif yang ikut menemui awak media mengatakan bahwa sakit yang ia derita telah dirasakan sejak Selasa (23/7).

"Kemarin sakit sekali, tapi kata dokter saya termasuk orang yang tahan sakit. Udah sepuh, sakit terasa Selasa. Keluar darah waktu di kamar mandi," kata anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini pula.

Baca juga: Buya Syafii: hentikan anggapan Jokowi kurang perhatian terhadap Islam
Baca juga: Syafii: Sila kelima Pancasila kunci tangkal radikalisme

Pewarta : Luqman Hakim
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024