Palu (ANTARA) - Darul Dakwah wa-Irsyad (DDI) Sulawesi Tengah akan melibatkan ormas Islam dan organisasi masyarakat lainnya untuk menggelar dzikir akbar dan mendoakan korban bencana yang menimpa Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong (Padagimo) tepat setahun yang lalu.
"Mendoakan korban bencana di Padagimo ini dilaksanakan DDI dalam rangka setahun bencana Sulteng," ucap Ketua Umum DDI Sulteng, Prof Dr KH M Asy'ari, di Palu, Jumat.
DDI berencana melaksanakan dzikir akbar dan pemanjatan doa bersama ormas Islam dan organisasi masyarakat lainnya pekan depan pada puncak peringatan setahun bencana Sulteng.
"Beberapa ormas Islam yang kami libatkan atau bekerja sama yaitu Jamiyatul Qurra wal Huffazh (JQH-NU), dan persatuan guru NU (Pergunu) dan Nahdhatul Wathan Sulteng," katanya.
Prof Asy'ari mengatakan mendoakan korban bencana, merupakan tindak lanjut dari keimanan antarsesama manusia di Sulteng.
Hal itu, sebut dia, sejalan dengan Firman Allah dalam Surah Al Baqarah yang berbunyi "Hendaklah kalian saling mengingatkan, maka niscaya Aku (Allah) akan mengingat kalian,".
Berdasarkan dalil tersebut, kata dia, dzikir dan pemanjatan doa yang digelar menjadi ajang renungan, refleksi setahun bencana Sulteng untuk bersama-sama memperbaiki diri lewat saling mengingatkan.
"Bencana yang terjadi merupakan ujian. Setiap orang tentu memetik dan mengambil hikmah dari apa yang telah terjadi, namun yang paling penting ialah mengubah diri untuk menjadi lebih baik," sebut Prof Asy'ari.
Ia menyebut terkait dengan refleksi untuk pembentukan mental spiritual dan peningkatan keimanan, Nabi Bersabda "Apabila kalian beriman kepada Allah, maka hendaklah kalian istiqomah,".
Istiqomah, dalam Sabda Nabi tersebut, menurut dia mengandung makna yang luas, di antaranya konsisten untuk hijrah, yakni meninggalkan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam, serta memiliki rasa dan jiwa kepedulian antarsesama manusia.
"Mendoakan korban bencana di Padagimo ini dilaksanakan DDI dalam rangka setahun bencana Sulteng," ucap Ketua Umum DDI Sulteng, Prof Dr KH M Asy'ari, di Palu, Jumat.
DDI berencana melaksanakan dzikir akbar dan pemanjatan doa bersama ormas Islam dan organisasi masyarakat lainnya pekan depan pada puncak peringatan setahun bencana Sulteng.
"Beberapa ormas Islam yang kami libatkan atau bekerja sama yaitu Jamiyatul Qurra wal Huffazh (JQH-NU), dan persatuan guru NU (Pergunu) dan Nahdhatul Wathan Sulteng," katanya.
Prof Asy'ari mengatakan mendoakan korban bencana, merupakan tindak lanjut dari keimanan antarsesama manusia di Sulteng.
Hal itu, sebut dia, sejalan dengan Firman Allah dalam Surah Al Baqarah yang berbunyi "Hendaklah kalian saling mengingatkan, maka niscaya Aku (Allah) akan mengingat kalian,".
Berdasarkan dalil tersebut, kata dia, dzikir dan pemanjatan doa yang digelar menjadi ajang renungan, refleksi setahun bencana Sulteng untuk bersama-sama memperbaiki diri lewat saling mengingatkan.
"Bencana yang terjadi merupakan ujian. Setiap orang tentu memetik dan mengambil hikmah dari apa yang telah terjadi, namun yang paling penting ialah mengubah diri untuk menjadi lebih baik," sebut Prof Asy'ari.
Ia menyebut terkait dengan refleksi untuk pembentukan mental spiritual dan peningkatan keimanan, Nabi Bersabda "Apabila kalian beriman kepada Allah, maka hendaklah kalian istiqomah,".
Istiqomah, dalam Sabda Nabi tersebut, menurut dia mengandung makna yang luas, di antaranya konsisten untuk hijrah, yakni meninggalkan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam, serta memiliki rasa dan jiwa kepedulian antarsesama manusia.