Pontianak (ANTARA) - Dokter Umum RSUD Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat, Dr. Hygiena Kumala Suci menyebutkan menjaga ginjal sangat penting sebab jika fungsinya sudah bermasalah maka harus cuci darah dan itu terapi seumur hidup dengan biaya yang mahal.
"Mencegah lebih baik daripada mengobati. Cuci darah adalah terapi seumur hidup dan biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit, yakni berkisar Rp800.000 – Rp1.500.000 setiap sesi tergantung tipe rumah sakit dan peralatan yang digunakan," katanya di Pontianak, Minggu.
Selain itu, pasien harus mengorbankan waktu anda 10-15 jam dalam seminggu untuk sesi cuci darah di rumah sakit. Oleh karena itulah kesehatan ginjal harus benar-benar dijaga, tambah dia.
Dokter pelaksana dialisis ini menjelaskan ginjal adalah salah satu organ penting bagi tubuh untuk mengeluarkan racun dan cairan berlebih dalam tubuh melalui air kemih.
"Bila terjadi kerusakan ginjal maka akan terjadi penumpukan racun dan air yang akan membahayakan tubuh hingga mematikan. Penurunan fungsi ginjal inilah yang disebut gagal ginjal," kata dia.
Ia menyebutkan berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI pada 2017 sebanyak 0,2 persen dari total penduduk Indonesia menderita gagal ginjal.
"Kemudian menurut laporan Indonesian Renal Registry sebanyak 108.723 penduduk Indonesia menjalani terapi cuci darah akibat gagal ginjal," jelas dia.
Lanjutnya, secara garis besar gagal ginjal dibagi menjadi dua yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Gagal ginjal akut artinya penurunan fungsi ginjal terjadi mendadak dalam waktu singkat atau beberapa jam atau beberapa hari pada ginjal yag sebelumnya normal.
Hal itu bisa terjadi akibat penyakit atau faktor luar yang membuat ginjal tiba-tiba bekerja terlalu keras sehingga ginjal lelah dan akhirnya menurun fungsi mendadak misalnya penyakit jantung, sumbatan pada saluran kemih misal batu ginjal, keracunan atau penyakit apapun yang mengenai salah satu organ penting.
"Akan tetapi bila penyakit atau kondisi dasarnya teratasi ada kemungkinan besar kondisi ginjal dapat pulih seperti sedia kala," jelasnya.
Sedangkan gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara perlahan akibat penyakit kronis, berlangsung lebih dari 3 bulan dan tidak dapat kembali pulih.
"Gagal ginjal kronis disebabkan oleh penyakit pada ginjal itu sendiri misal glomerulopati primer, ginjal polikistik atau sumbatan pada ginjal atau akibat penyakit menahun yang tidak terkontrol misal kencing manis, darah tinggi, lupus, infeksi dan lainnya," kata dia.
Salah satu cara untuk mengatasi penumpukan racun dan cairan akibat gagal ginjal adalah cuci darah atau hemodialisis. Cuci darah dilakukan jika kondisi pasien yang semakin menurun atau memburuk tiba-tiba akibat penumpukan racun dalam darah dimana pada gagal ginjal akut terjadi kenaikan kadar creatinin 2-3x lipat dari nilai normal dan pada gagal ginjal kronis terjadi penurunan laju filtrasi glomerolus < 15ml/mnt/1,73m2) atau disebut gagal ginjal terminal.
"Pada gagal ginjal akut dilakukan cuci darah hingga 3 bulan untuk menilai kondisi ginjal, bila pulih maka cuci darah dihentikan sedangkan pada gagal ginjal kronis berarti cuci darah seumur hidup," katanya.
Ia menjelaskan bahwa cuci darah dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak dalam hal menghilangkan racun dan membuang cairan berlebih dalam tubuh. Penumpukan racun dalam darah bisa menyebabkan mual muntah, nafas berbau kencing, badan lemah, meracau, kejang hingga penurunan kesadaran (koma).
"Sedangkan cairan berlebih dalam badan akibat tidak ada air kemih yang diproduksi ginjal menyebabkan bengkak pada tubuh, sesak nafas hingga akhirnya gagal nafas," kata dia.
Menurutnya, untuk mencegah kondisi ginjal menurun maka hal sederhana yang dapat anda lakukan sebagai berikut :
Pertama, kontrol penyakit kronis yang anda miliki dengan minum obat teratur dan konsultasi teratur ke dokter yang menangani anda, misal kontrol kadar gula atau tekanan darah.
Kedua, olahraga ringan selama 30 menit setiap hari misal jalan kaki, bersepeda atau berenang
Ketiga, jangan merokok dan batasi minum alkohol.
Keempat, jaga berat badan di berat badan ideal dan usahakan pola makan sehat dan berimbang. Minum air putih 1-2 liter sehari.
Kelima, jangan menahan buang air kecil dan hindari penggunaan obat-obatan atau suplemen dalam jangka panjang tanpa seizin dokter anda.
Keenam, periksa kesehatan anda secara berkala.
"Mencegah lebih baik daripada mengobati. Cuci darah adalah terapi seumur hidup dan biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit, yakni berkisar Rp800.000 – Rp1.500.000 setiap sesi tergantung tipe rumah sakit dan peralatan yang digunakan," katanya di Pontianak, Minggu.
Selain itu, pasien harus mengorbankan waktu anda 10-15 jam dalam seminggu untuk sesi cuci darah di rumah sakit. Oleh karena itulah kesehatan ginjal harus benar-benar dijaga, tambah dia.
Dokter pelaksana dialisis ini menjelaskan ginjal adalah salah satu organ penting bagi tubuh untuk mengeluarkan racun dan cairan berlebih dalam tubuh melalui air kemih.
"Bila terjadi kerusakan ginjal maka akan terjadi penumpukan racun dan air yang akan membahayakan tubuh hingga mematikan. Penurunan fungsi ginjal inilah yang disebut gagal ginjal," kata dia.
Ia menyebutkan berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI pada 2017 sebanyak 0,2 persen dari total penduduk Indonesia menderita gagal ginjal.
"Kemudian menurut laporan Indonesian Renal Registry sebanyak 108.723 penduduk Indonesia menjalani terapi cuci darah akibat gagal ginjal," jelas dia.
Lanjutnya, secara garis besar gagal ginjal dibagi menjadi dua yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Gagal ginjal akut artinya penurunan fungsi ginjal terjadi mendadak dalam waktu singkat atau beberapa jam atau beberapa hari pada ginjal yag sebelumnya normal.
Hal itu bisa terjadi akibat penyakit atau faktor luar yang membuat ginjal tiba-tiba bekerja terlalu keras sehingga ginjal lelah dan akhirnya menurun fungsi mendadak misalnya penyakit jantung, sumbatan pada saluran kemih misal batu ginjal, keracunan atau penyakit apapun yang mengenai salah satu organ penting.
"Akan tetapi bila penyakit atau kondisi dasarnya teratasi ada kemungkinan besar kondisi ginjal dapat pulih seperti sedia kala," jelasnya.
Sedangkan gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara perlahan akibat penyakit kronis, berlangsung lebih dari 3 bulan dan tidak dapat kembali pulih.
"Gagal ginjal kronis disebabkan oleh penyakit pada ginjal itu sendiri misal glomerulopati primer, ginjal polikistik atau sumbatan pada ginjal atau akibat penyakit menahun yang tidak terkontrol misal kencing manis, darah tinggi, lupus, infeksi dan lainnya," kata dia.
Salah satu cara untuk mengatasi penumpukan racun dan cairan akibat gagal ginjal adalah cuci darah atau hemodialisis. Cuci darah dilakukan jika kondisi pasien yang semakin menurun atau memburuk tiba-tiba akibat penumpukan racun dalam darah dimana pada gagal ginjal akut terjadi kenaikan kadar creatinin 2-3x lipat dari nilai normal dan pada gagal ginjal kronis terjadi penurunan laju filtrasi glomerolus < 15ml/mnt/1,73m2) atau disebut gagal ginjal terminal.
"Pada gagal ginjal akut dilakukan cuci darah hingga 3 bulan untuk menilai kondisi ginjal, bila pulih maka cuci darah dihentikan sedangkan pada gagal ginjal kronis berarti cuci darah seumur hidup," katanya.
Ia menjelaskan bahwa cuci darah dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak dalam hal menghilangkan racun dan membuang cairan berlebih dalam tubuh. Penumpukan racun dalam darah bisa menyebabkan mual muntah, nafas berbau kencing, badan lemah, meracau, kejang hingga penurunan kesadaran (koma).
"Sedangkan cairan berlebih dalam badan akibat tidak ada air kemih yang diproduksi ginjal menyebabkan bengkak pada tubuh, sesak nafas hingga akhirnya gagal nafas," kata dia.
Menurutnya, untuk mencegah kondisi ginjal menurun maka hal sederhana yang dapat anda lakukan sebagai berikut :
Pertama, kontrol penyakit kronis yang anda miliki dengan minum obat teratur dan konsultasi teratur ke dokter yang menangani anda, misal kontrol kadar gula atau tekanan darah.
Kedua, olahraga ringan selama 30 menit setiap hari misal jalan kaki, bersepeda atau berenang
Ketiga, jangan merokok dan batasi minum alkohol.
Keempat, jaga berat badan di berat badan ideal dan usahakan pola makan sehat dan berimbang. Minum air putih 1-2 liter sehari.
Kelima, jangan menahan buang air kecil dan hindari penggunaan obat-obatan atau suplemen dalam jangka panjang tanpa seizin dokter anda.
Keenam, periksa kesehatan anda secara berkala.