London (antarasulteng.com) - Pemain pengganti Ben Watson mencetak gol kemenangan pada masa
perpanjangan waktu untuk membawa Wigan Athletic menang 1-0 atas
Manchester City di Stadion Wembley, pada kejutan terbesar di final Piala
FA selama 25 tahun terakhir.
Ketika pertandingan hendak usai, Watson menyambut tendangan penjuru Shaun Maloney dengan tandukan ke tiang dekat untuk mengejutkan juara Piala FA 2011 City, dan memberi Wigan trofi utama pertama sepanjang 81 tahun sejarah mereka.
Kemenangan ini mewakili kisah dongeng bagi klub sederhana di Barat Laut Inggris ini serta ketua mereka, Dave Whelan, yang meninju udara dengan perasaan gembira saat peluit panjang berbunyi, setelah kejutan yang sempat dihadirkan Wimbledon ketika mereka menang atas Liverpool pada 1988.
Ia sebelumnya sudah pernah memimpin tim masuk ke lapangan, saat kakinya patah ketika ia masih bermain untuk Blackburn Rovers pada final Piala FA 1960 pada insiden yang mengakhiri kiprah sepak bola papan atasnya.
Di bawah guyuran hujan, pelatih Wigan Roberto Martinez merayakan kemenangan ini dengan para pemainnya di lapangan, ketika The Latics untuk sementara melupakan nasib buruk mereka di Liga Utama Inggris, di mana mereka berada di ambang degradasi.
"Anda dapat melihat terjadinya gol itu - penampilan kami menakjubkan. Kami layak menerimanya," kata Martinez.
"Anda bermimpi bermain di Wembley dan menang. Tim yang tidak diunggulkan bermain dengan keberanian yang menakjubkan dan percaya dan kembali bertarung menghadapi semua rintangan. Ini adalah Piala FA."
Watson berkata, "Tidak dapat dipercaya. Para pemain begitu fantastis dan mereka layak atas ini. Untuk datang dan mencetak gol kemenangan di Piala FA merupakan impian."
Kapten City Vincent Kompany mengakui timnya bermain di bawah standar.
"Wigan layak memenanginya, maka selamat bagi mereka namun kami akan mendapatkan peluang-peluang untuk kembali memenanginya," ucapnya.
Ketika pertandingan hendak usai, Watson menyambut tendangan penjuru Shaun Maloney dengan tandukan ke tiang dekat untuk mengejutkan juara Piala FA 2011 City, dan memberi Wigan trofi utama pertama sepanjang 81 tahun sejarah mereka.
Kemenangan ini mewakili kisah dongeng bagi klub sederhana di Barat Laut Inggris ini serta ketua mereka, Dave Whelan, yang meninju udara dengan perasaan gembira saat peluit panjang berbunyi, setelah kejutan yang sempat dihadirkan Wimbledon ketika mereka menang atas Liverpool pada 1988.
Ia sebelumnya sudah pernah memimpin tim masuk ke lapangan, saat kakinya patah ketika ia masih bermain untuk Blackburn Rovers pada final Piala FA 1960 pada insiden yang mengakhiri kiprah sepak bola papan atasnya.
Di bawah guyuran hujan, pelatih Wigan Roberto Martinez merayakan kemenangan ini dengan para pemainnya di lapangan, ketika The Latics untuk sementara melupakan nasib buruk mereka di Liga Utama Inggris, di mana mereka berada di ambang degradasi.
"Anda dapat melihat terjadinya gol itu - penampilan kami menakjubkan. Kami layak menerimanya," kata Martinez.
"Anda bermimpi bermain di Wembley dan menang. Tim yang tidak diunggulkan bermain dengan keberanian yang menakjubkan dan percaya dan kembali bertarung menghadapi semua rintangan. Ini adalah Piala FA."
Watson berkata, "Tidak dapat dipercaya. Para pemain begitu fantastis dan mereka layak atas ini. Untuk datang dan mencetak gol kemenangan di Piala FA merupakan impian."
Kapten City Vincent Kompany mengakui timnya bermain di bawah standar.
"Wigan layak memenanginya, maka selamat bagi mereka namun kami akan mendapatkan peluang-peluang untuk kembali memenanginya," ucapnya.