Program BEN di Kabupaten Sigi sasar penyandang disabilitas

id Penyandang Disabilitas,KARSA Institute,Penderita Kusta,Building Effective Network,Wabup Sigi,Samuel Yansen Pongi

Program BEN di Kabupaten Sigi sasar penyandang disabilitas

Peluncuran Program Building Effective Network (BEN) kolaborasi KARSA Institute dan Pemerintah Kabupaten Sigi di Kota Palu, Rabu (5/11/2025). ANTARA/HO-Karsa Institute

Palu (ANTARA) - Program Building Effective Network (BEN) kolaborasi KARSA Institute dan Pemerintah Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah menyasar para penyandang disabilitas dan penderita kusta.

“Program ini dilaksanakan periode Oktober 2025 sampai tahun 2028,” kata Direktur KARSA Institute Syaiful Taslim di Palu, Rabu.

Hal itu disampaikan Taslim pada peluncuran perdana Program BEN, untuk mencari umpan balik dan penyebaran informasi ke masyarakat, khususnya para penyandang disabilitas. Selain itu mensinergikan OPD, organisasi masyarakat sipil, komunitas disabilitas dan terdampak kusta serta masyarakat umum.

Dia menjelaskan program itu dikuatkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2024 tentang penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak disabilitas. Untuk intervensi awal dilakukan di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Tanambulava, Sigi- Biromaru dan Dolo.

Lanjut Taslim, data Dinas Sosial Sigi, jumlah penyandang disabilitas mencapai 13.313 jiwa. Dengan kecamatan Tanambulava sebagai wilayah tertinggi sebanyak 1.061 jiwa. Angka itu meliputi 4 aspek salah satunya adalah disabilitas mental.

“Di Indonesia, program BEN menyasar tiga provinsi yaitu Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Tengah yakni Palu dan Sigi,” ujarnya.

Kata dia, program itu menyasar anak-anak dan remaja penyandang disabilitas termasuk mereka yang terdampak kusta. Harapannya, lewat program itu anak-anak remaja disabilitas, dapat secara mandiri baik secara ekonomi maupun di kehidupan sehari-hari.

Salah seorang penyandang disabilitas Rahma (39) mengatakan, selama ini dia tidak memiliki kesempatan bekerja dan peluang untuk berinteraksi sosial secara bebas. Keluarga menjadi alasan utama dirinya tidak memiliki akses tersebut. Selain itu, pelayanan publik yang tidak ramah disabilitas juga menjadi masalah bagi dia dan penyandang disabilitas lainnya.

Dia berharap dengan adanya program tersebut, mereka dapat menjadi warga yang bisa berkontribusi terhadap pembangunan daerah. Alasannya, banyak penyandang disabilitas memiliki keterampilan dan mau untuk mengeksplorasi.

Selain itu, Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi mengatakan BEN merupakan program sangat positif, membantu mereka yang disabilitas agar mereka bisa menjalani kehidupan normal.

Dia mengakui, meskipun tidak secara eksplisit di organisasi perangkat daerah (OPD) ada anggaran khusus terkait disabilitas, tetapi ada perhatian bagi para OPD dikarenakan itu merupakan program kolaborasi.

Dia berharap setiap desa harus memastikan data penyandang disabilitas dan terdampak kusta. Jika ada desa yang memprogramkan ruang bagi mereka melalui dana desa, itu adalah keputusan bersama di desa tersebut.

Pewarta :
Editor : Andilala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.