Jakarta (ANTARA) - Istana Kepresidenan melalui Staf Khusus Presiden dan Juru Bicara Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak saling menyalahkan terkait musibah banjir yang melanda kawasan Jabodetabek.
Angkie dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Jumat, menyesalkan ada pihak-pihak yang saling menyalahkan atas terjadinya banjir.
“Daripada salah-salahan lebih baik kita introspeksi dan bergotong-royong untuk membantu korban banjir,” kata Angkie.
Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kepada jajarannya termasuk Menteri/Kepala Lembaga untuk memberikan bantuan kepada masyarakat sesuai dengan kapasitas semaksimal mungkin.
Angkie Yudistia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan dan mewaspadai penyakit pasca-banjir.
“Saya turut prihatin dengan kondisi warga Jabodetabek dan sekitarnya yang terkena musibah ini. Yang paling penting kita harus tetap waspada jangan sampai terkena penyakit,” katanya.
Banjir di beberapa titik di Jabodetabek tidak hanya merendam pemukiman penduduk atau perumahan, tetapi juga jalan-jalan protokol atau fasilitas umum. Hal itu membuat banyak transportasi umum yang tidak dapat beroperasi selama banjir melanda.
Sampai dengan Kamis (2/1) tercatat korban meninggal dunia akibat banjir sebanyak 21 orang dan 62.000 orang terpaksa mengungsi di wilayah Jabodetabek.
“Keluarga korban meninggal mendapatkan santunan dari Kementerian Sosial sebesar Rp15 juta per kepala keluarga,” katanya.
Angkie dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Jumat, menyesalkan ada pihak-pihak yang saling menyalahkan atas terjadinya banjir.
“Daripada salah-salahan lebih baik kita introspeksi dan bergotong-royong untuk membantu korban banjir,” kata Angkie.
Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kepada jajarannya termasuk Menteri/Kepala Lembaga untuk memberikan bantuan kepada masyarakat sesuai dengan kapasitas semaksimal mungkin.
Angkie Yudistia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan dan mewaspadai penyakit pasca-banjir.
“Saya turut prihatin dengan kondisi warga Jabodetabek dan sekitarnya yang terkena musibah ini. Yang paling penting kita harus tetap waspada jangan sampai terkena penyakit,” katanya.
Banjir di beberapa titik di Jabodetabek tidak hanya merendam pemukiman penduduk atau perumahan, tetapi juga jalan-jalan protokol atau fasilitas umum. Hal itu membuat banyak transportasi umum yang tidak dapat beroperasi selama banjir melanda.
Sampai dengan Kamis (2/1) tercatat korban meninggal dunia akibat banjir sebanyak 21 orang dan 62.000 orang terpaksa mengungsi di wilayah Jabodetabek.
“Keluarga korban meninggal mendapatkan santunan dari Kementerian Sosial sebesar Rp15 juta per kepala keluarga,” katanya.