Jakarta (ANTARA) - Dokter rehabilitasi skoliosis, tulang, saraf dan otot Budi Sugiarto Widjaja mengatakan penggunaan korset modern "gensingen brace weiss" (GBW) efektif untuk menangani pasien skoliosis atau kelengkungan tulang belakang yang tidak normal.
"Tingkat keberhasilannya pada penanganan pasien mencapai 90 persen," kata dia di Jakarta, Senin.
GBW merupakan perkembangan terakhir yang dikonstruksi berdasarkan klasifikasi pola kurva dan pembuatannya menggunakan scan 3D dan pengukuran tertentu.
Ia menjelaskan penggunaan alat tersebut juga perlu diiringi dengan metode schroth atau yang dikenal dengan senam schroth untuk skoliosis.
Hal tersebut merupakan prinsip nonbedah terhadap pengobatan skoliosis yang menggunakan latihan spesifik skoliosis. Tingkat keberhasilannya bahkan memungkinkan untuk berada dalam kurva di atas 40 derajat.
"Jadi walaupun sudah pakai brace, tetap harus ada setidaknya setengah jam waktu untuk mobilisasi atau pergerakan," katanya.
Sehingga, ujar dia, penanganan yang paling bagus untuk penderita skoliosis ialah memadukan kedua terapi ringan tersebut yakni penggunaan GBW dan senam schroth.
Namun, ia mengatakan untuk penderita di usia pertumbuhan yakni 10 hingga 14 tahun diutamakan menggunakan GBW terlebih dahulu. Sementara bagi usia lanjut disarankan melakukan latihan yang cukup.
Secara umum, skoliosis 40 derajat ke bawah boleh memilih untuk menggunakan brace atau tidak dan cukup melakukan latihan secara konsisten dan teratur.
Di lain sisi, untuk penderita di atas 40 derajat harus dibantu dengan brace agar penurunan pada kurva lebih cepat terjadi.
"Brace ini semacam percepatan untuk penurunan sehingga semakin besar derajat kurvanya, tentu semakin sulit penurunan," ujar dia.
Untuk pengobatan, kurva yang paling baik itu berada pada angka 40 hingga 50 derajat sehingga penggunaan alat memungkinkan kurvanya untuk lebih seimbang, lebih statis serta hasil terbaik bisa mudah dicapai.
"Kami pernah menangani hingga 129 derajat. Memang cukup sulit namun sejauh ini turun menjadi 114," katanya.
Baca juga: Pakar ortopedi: Skoliosis terjadi pada masa pertumbuhan
"Tingkat keberhasilannya pada penanganan pasien mencapai 90 persen," kata dia di Jakarta, Senin.
GBW merupakan perkembangan terakhir yang dikonstruksi berdasarkan klasifikasi pola kurva dan pembuatannya menggunakan scan 3D dan pengukuran tertentu.
Ia menjelaskan penggunaan alat tersebut juga perlu diiringi dengan metode schroth atau yang dikenal dengan senam schroth untuk skoliosis.
Hal tersebut merupakan prinsip nonbedah terhadap pengobatan skoliosis yang menggunakan latihan spesifik skoliosis. Tingkat keberhasilannya bahkan memungkinkan untuk berada dalam kurva di atas 40 derajat.
"Jadi walaupun sudah pakai brace, tetap harus ada setidaknya setengah jam waktu untuk mobilisasi atau pergerakan," katanya.
Sehingga, ujar dia, penanganan yang paling bagus untuk penderita skoliosis ialah memadukan kedua terapi ringan tersebut yakni penggunaan GBW dan senam schroth.
Namun, ia mengatakan untuk penderita di usia pertumbuhan yakni 10 hingga 14 tahun diutamakan menggunakan GBW terlebih dahulu. Sementara bagi usia lanjut disarankan melakukan latihan yang cukup.
Secara umum, skoliosis 40 derajat ke bawah boleh memilih untuk menggunakan brace atau tidak dan cukup melakukan latihan secara konsisten dan teratur.
Di lain sisi, untuk penderita di atas 40 derajat harus dibantu dengan brace agar penurunan pada kurva lebih cepat terjadi.
"Brace ini semacam percepatan untuk penurunan sehingga semakin besar derajat kurvanya, tentu semakin sulit penurunan," ujar dia.
Untuk pengobatan, kurva yang paling baik itu berada pada angka 40 hingga 50 derajat sehingga penggunaan alat memungkinkan kurvanya untuk lebih seimbang, lebih statis serta hasil terbaik bisa mudah dicapai.
"Kami pernah menangani hingga 129 derajat. Memang cukup sulit namun sejauh ini turun menjadi 114," katanya.
Baca juga: Pakar ortopedi: Skoliosis terjadi pada masa pertumbuhan