Surabaya (antarasulteng.com) - Musisi dangdut Rhoma Irama mengimbau kepada penyanyi-penyanyi dangdut saat ini untuk meniru cara goyangan Elvi Sukaesih ketika tampil meski dalam acara "on air" maupun "off air" di panggung.

"Bergoyang di panggung itu punya estitika, seperti yang dilakukan Elvi Sukaesih maupun Camelia Malik," ujar Rhoma Irama kepada wartawan di sela penutupan "workshop" artis dan musisi dangdut se-jatim dalam rangka meningkatkan profesionalitas yang digelar Persatuan Artis Musik Melayu-Dangdut Indonesia (PAMMI) di Surabaya, Senin.

Menurut dia, bergoyang tidak harus menunjukkan kesan erotis untuk menarik daya pikat penonton. Selama berpuluh-puluh tahun, kata dia, Elvi dan Camelia serta penyanyi dangdut senior lainnya tidak pernah bergoyang seperti itu. Namun, tetap membuat penonton nyaman dan ikut bergoyang menikmati alunan musik.

"Meski sudah lama bergoyang di panggung dan tampil di mana-mana, namun tidak pernah ada kontroversi tentang goyangan yang melibatkan artis-artis senior," kata legenda hidup musik dangdut Indonesia tersebut.

Rhoma Irama juga mengaku masih prihatin dengan masih banyaknya penyanyi-penyanyi yang mengumbar dan mempertontonkan bagian lekuk tubuh maupun goyangan vulgarnya. Mayoritas, pertunjukan musik dangdut seperti itu ada di daerah-daerah yang kurang pengawasannya.

Tidak hanya itu saja, penyanyi berjuluk "Raja Dangdut" itu juga mengingatkan agar pencipta tidak menulis lagu yang lirik-liriknya bernada erotis. Lagu-lagu yang liriknya seperti itu, kata dia, akan mengundang kontroversi dan merugikan banyak pihak.

"Musisi itu seniman dan diidolakan masyarakat. Kalau idolanya kontroversi maka hal itu berakibat tidak baik secara luas. Hal-hal kontroversi ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi PAMMI untuk menghilangkannya," kata musisi yang mengaku siap maju sebagai calon presiden tersebut.

Mengantisipasinya, PAMMI bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengawasi dan memberikan teguran kepada televisi atau pihak yang melanggar dan menayangkan goyangan kontroversi.

Sementara itu, Ketua PAMMI Jatim Puti Rahayu mengatakan, "workshop" tersebut diikuti 162 peserta artis dan musisi dangdut se-Jatim selama dua hari, mulai 30 Juni hingga 1 Juli 2013. Ia berharap, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan profesionalitas artis agar semakin berkualitas dengan tidak mempertontonkan hal berbau kontroversi.

"Penyanyi tidak hanya butuh kualitas suara yang bagus, tapi juga harus dengan pakaian menarik, tidak seronok, serta lirik lagu yang tidak berbau porno. Hal inilah yang harus dimiliki penyanyi dangdut, bukan dengan menjual tubuh seksi saja," katanya.

Hal senada dikatakan Ketua Bidang Infokom DPP PAMMI Surya Aka Syahnagra. Menurut dia, penyanyi dangdut saat ini jangan mengandalkan goyangan vulgar yang akibatnya buruk ke masyarakat.

"Kami juga mengingatkan agar media tidak mempertontonkan hal berbau porno, sebab sudah diatur dalam Undang-Undang Penyiaran, khususnya selama tampil di televisi," kata Sekretaris PAMMI Jatim yang juga menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut.(SKD)

Pewarta : Fiqih Arfani
Editor : Santoso
Copyright © ANTARA 2024