Hamas Segera Rombak Pemerintahan Gaza

id Hamas Segera Rombak Pemerintahan Gaza

Hamas Segera Rombak Pemerintahan Gaza

Para relawan Anggota KNRP, mengangkat tangan saat konferensi pers tentang kepulangan mereka menjadi relawan Syaddur Rihal Indonesia dari Gaza Palestina di Jakarta, akhir Mei 2012. (Foto : ANTARA)

"Kami benar-benar yakin bahwa Presiden Mesir yang baru terpilih Mohamed Moursi tidak akan pernah menerima untuk terlibat dalam menjaga pengepungan yang diberlakukan di Jalur Gaza,"
Gaza - Pemerintah gerakan Hamas yang digulingkan, yang menguasai Jalur Gaza, berencana untuk segera melakukan perombakan kabinet terbatas, kata juru bicara Hamas, Senin.

"Pemerintah di Gaza berniat untuk melakukan perombakan pemerintahan di dalam kabinetnya," kata Taher Nouno kepada Xinhua dalam satu pernyataan.

Dia menambahkan bahwa laporan-laporan tentang perombakan kabinet besar-besaran "adalah tidak benar." Namun, ia tidak memberikan tanggal tertentu untuk perombakan terbatas mendatang itu.

Pemerintah Hamas digulingkan oleh Presiden Otoritas Nasional Palestina Mahmud Abbas setelah Hamas dengan kekerasan berhasil merebut kekuasaan di Jalur Gaza dan mengusir pasukan Fatah.

Pada Maret 2011, Hamas juga melakukan reshuffle pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ismail Haniya tanpa partisipasi dari kekuatan politik dan faksi-faksi lain. Sementara itu pihak faksi Fatah Abbas  mengatakan perombakan itu "ilegal."
   
Sebelumnya, pemerintah Perdana Menteri Hamas Ismail Haniya Jumat  mengatakan, pihaknya yakin Mesir secara serius mempelajari pencabutan menyeluruh pengepungan yang diberlakukan Israel terhadap  Jalur Gaza sejak 2007.

Haniya, yang meresmikan satu masjid baru di utara kota Gaza, mengatakan kepada wartawan "Kami mendengar dalam berita-berita bahwa pengepungan yang diberlakukan terhadap Jalur Gaza akan dicabut, tetapi secara resmi kita belum melihat apa-apa di lapangan."

"Kami benar-benar yakin bahwa Presiden Mesir yang baru terpilih Mohamed Moursi tidak akan pernah menerima untuk terlibat dalam menjaga pengepungan yang diberlakukan di Jalur Gaza," kata Haniya.

Hamas dengan kekerasan menguasai Jalur Gaza pada pertengahan Juni 2007 dan mengusir pasukan keamanan Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang menguasai Tepi Barat.

Israel menganggap Jalur Gaza sebagai wilayah bermusuhan dan memberlakukan blokade ketat atas Jalur Gaza.

Semua upaya untuk mencapai rekonsiliasi antar-Palestina dan mengakhiri perpecahan yang sedang berlangsung sejauh ini gagal.

Kemenangan Ikhwanul Muslimin di Mesir, yang Moursi adalah salah satu pemimpinnya, telah mendorong gerakan Hamas untuk percaya bahwa Moursi akan membantu mereka dalam mengakhiri blokade yang dikenakan pada Gaza.

Hamas ingin Mesir  membuka perbatasannya untuk warga Jalur Gaza sepanjang waktu, dan membuka penyeberangan komersial baru sebagai alternatif bagi penyeberangan antara Jalur Gaza dan Israel yang dikontrol sepenuhnya oleh Israel.(ANT/Xinhua-0ANA)