Palu (ANTARA) - Balai Taman Nasional Kepulauan Togean melakukan transplantasi 7.200 bibit terumbu karang di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, setelah tahun sebelumnya juga melakukan hal yang sama sebanyak 28.800 bibit di 12 titik .
Kepala Balai TNKT Bustang yang di hubungi dari Palu, Rabu mengatakan pelestarian keanekaragaman hayati, termasuk transplantasi karang, sudah menjadi bagian dari kewajiban guna kepentingan perbaikan ekosistem laut.
"Wilayah Togean sebagian besar adalah perairan. Oleh karena itu pelestarian ekosistem penting dalam rangka menjaga habitat binatang laut, termasuk konservasi," ujar Bustang.
Pada Tahun 2019, kata dia, BTNKT melakukan transplantasi karang sebanyak 28.800 bibit di 12 titik mencakup hampir seluruh wilayah laut yang masuk dalam pengawasan. Sebagai kawasan maritim, Kepulauan Togean memiliki banyak binatang laut dilindungi, sehingga dinilai penting menjaga kelestariannya sebagai rumah ikan.
Baca juga: Kodam XIII Merdeka pecahkan rekor MURI Transplantasi Terumbu Karang Terpanjang
Dia menjelaskan, kawasan yang akan menjadi sasaran transplantasi seluas 3.000 meter per segi yang berada dalam kawasan konservasi laut degan kegiatan pemeliharaan sebanyak tiga kali.
Transplantasi, ujarnya, melibatkan kelompok pengawas (pokmas) dari unsur masyarakat sebagai kelompok binaan TNKT. Apalagi Kepulauan Togean telah ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO, hal ini sejalan dengan visi pelestarian lingkungan.
"Sesungguhnya transplantasi karang setiap tahun kami laksanakan, baik yang dilakukan TNKT sendiri maupun dengan mitra kerja," ucap Bustang.
Dipaparkannya, kawasan Kepulauan Togean yang menjadi wilayah pengawasan TNKT seluas 365.241 hektare mencakup wilayah daratan dan laut.
Baca juga: Cegah Degradasi Pantai Dengan Transplantasi Terumbu Karang
Dalam kegiatan pengawasan, mereka didukung dengan sejumlah peralatan dan armada laut untuk digunakan kegiatan patroli rutin, dimana 11 kapal motor bantuan Kementerian Kehutanan dianggap telah memadai dan memiliki daya jelajah cukup jauh, salah satunya kapal motor Barakuda memiliki mesin berkapasitas 800 PK.
Di samping itu, puluhan pulau di Kepulauan Togean saat ini telah dimanfaatkan sebagai objek wisata bahari guna mendukung pertumbuhan sektor pariwisata daerah.
"Biasanya wisatawan berkegiatan snorkeling dan diving karena Kepulauan Togean lebih dominan menawarkan wisata bahari," demikian Bustang.
Kepala Balai TNKT Bustang yang di hubungi dari Palu, Rabu mengatakan pelestarian keanekaragaman hayati, termasuk transplantasi karang, sudah menjadi bagian dari kewajiban guna kepentingan perbaikan ekosistem laut.
"Wilayah Togean sebagian besar adalah perairan. Oleh karena itu pelestarian ekosistem penting dalam rangka menjaga habitat binatang laut, termasuk konservasi," ujar Bustang.
Pada Tahun 2019, kata dia, BTNKT melakukan transplantasi karang sebanyak 28.800 bibit di 12 titik mencakup hampir seluruh wilayah laut yang masuk dalam pengawasan. Sebagai kawasan maritim, Kepulauan Togean memiliki banyak binatang laut dilindungi, sehingga dinilai penting menjaga kelestariannya sebagai rumah ikan.
Baca juga: Kodam XIII Merdeka pecahkan rekor MURI Transplantasi Terumbu Karang Terpanjang
Dia menjelaskan, kawasan yang akan menjadi sasaran transplantasi seluas 3.000 meter per segi yang berada dalam kawasan konservasi laut degan kegiatan pemeliharaan sebanyak tiga kali.
Transplantasi, ujarnya, melibatkan kelompok pengawas (pokmas) dari unsur masyarakat sebagai kelompok binaan TNKT. Apalagi Kepulauan Togean telah ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO, hal ini sejalan dengan visi pelestarian lingkungan.
"Sesungguhnya transplantasi karang setiap tahun kami laksanakan, baik yang dilakukan TNKT sendiri maupun dengan mitra kerja," ucap Bustang.
Dipaparkannya, kawasan Kepulauan Togean yang menjadi wilayah pengawasan TNKT seluas 365.241 hektare mencakup wilayah daratan dan laut.
Baca juga: Cegah Degradasi Pantai Dengan Transplantasi Terumbu Karang
Dalam kegiatan pengawasan, mereka didukung dengan sejumlah peralatan dan armada laut untuk digunakan kegiatan patroli rutin, dimana 11 kapal motor bantuan Kementerian Kehutanan dianggap telah memadai dan memiliki daya jelajah cukup jauh, salah satunya kapal motor Barakuda memiliki mesin berkapasitas 800 PK.
Di samping itu, puluhan pulau di Kepulauan Togean saat ini telah dimanfaatkan sebagai objek wisata bahari guna mendukung pertumbuhan sektor pariwisata daerah.
"Biasanya wisatawan berkegiatan snorkeling dan diving karena Kepulauan Togean lebih dominan menawarkan wisata bahari," demikian Bustang.