Palu (ANTARA) - Camat Lore Barat, Ruly mengatakan pengungsi korban banjir bandang di wilayahnya masih membutuhkan bantuan bahan makanan dan peralatan dapur, sebab saat bencana alam menerjang permukiman penduduk, rata-rata kehilangan stok bahan makanan dan perabotan rumah tangga.
"Selama pascabanjir berbagai bantuan dari pemerintah dan juga LSM terus berdatangan ke posko bencana alam banjir yang ada di Kantor Camat Lore Barat, Kabupaten Poso," katanya melalui saluran telepon dari Bada,Kamis.
Dia mengatakan sampai saat ini warga yang mengungsi masih bertahan di lokasi penampungan baik yang ada di Kantor Camat Lore Barat maupun di rumah dan gereja yang ada di sekitarnya.
Jumlah warga yang mengungsi karena banjir bandang menerjang Desa Lengketa, dari lima desa yang ada di Kecamatan Lore Barat sebanyak 951 jiwa.
Warga yang mengungsi rata-rata rumahnya hanyut,rusak berat dan rusak ringan akibat terjangan banjir bandang pada Selasa petang (3/2).
Menurut dia, jika saja banjir datang pada malam hari, maka akan menyulitkan warga untuk menyelamatkan diri.
"Tapi karena banjir terjadi masih siang hari, makanya warga berhasil menyelamatkan diri dengan meninggalkan rumah mereka dan lari ke tempat yang aman," kata dia.
Selain bahan makanan dan peralatan dapur, juga tentu obat-obatan, meski stok di puskesmas masih cukup. "Yang kita antisipasi sekarang ini biasanya pasca bencana muncul berbagai penyakit yang menyerang pengungsi," ujarnya.
Karena itu, obat menjadi salah satu yang sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi penyakit pasca banjir bandang.
Sementara Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Jusman dari lokasi banjir di Desa Lengketa mengatakan desa tersebut termasuk salah satu dari lima desa di Kecamatan Lore Barat yang telah menjalin perjanjian kerja sama (PKS) kemitraan konservasi dengan pengelola TNLL sebagai tanda keseriusan mereka menjaga dan melestarikan kawasan konservasi di wilayah itu.
"Selama pascabanjir berbagai bantuan dari pemerintah dan juga LSM terus berdatangan ke posko bencana alam banjir yang ada di Kantor Camat Lore Barat, Kabupaten Poso," katanya melalui saluran telepon dari Bada,Kamis.
Dia mengatakan sampai saat ini warga yang mengungsi masih bertahan di lokasi penampungan baik yang ada di Kantor Camat Lore Barat maupun di rumah dan gereja yang ada di sekitarnya.
Jumlah warga yang mengungsi karena banjir bandang menerjang Desa Lengketa, dari lima desa yang ada di Kecamatan Lore Barat sebanyak 951 jiwa.
Warga yang mengungsi rata-rata rumahnya hanyut,rusak berat dan rusak ringan akibat terjangan banjir bandang pada Selasa petang (3/2).
Menurut dia, jika saja banjir datang pada malam hari, maka akan menyulitkan warga untuk menyelamatkan diri.
"Tapi karena banjir terjadi masih siang hari, makanya warga berhasil menyelamatkan diri dengan meninggalkan rumah mereka dan lari ke tempat yang aman," kata dia.
Selain bahan makanan dan peralatan dapur, juga tentu obat-obatan, meski stok di puskesmas masih cukup. "Yang kita antisipasi sekarang ini biasanya pasca bencana muncul berbagai penyakit yang menyerang pengungsi," ujarnya.
Karena itu, obat menjadi salah satu yang sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi penyakit pasca banjir bandang.
Sementara Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Jusman dari lokasi banjir di Desa Lengketa mengatakan desa tersebut termasuk salah satu dari lima desa di Kecamatan Lore Barat yang telah menjalin perjanjian kerja sama (PKS) kemitraan konservasi dengan pengelola TNLL sebagai tanda keseriusan mereka menjaga dan melestarikan kawasan konservasi di wilayah itu.
Lima desa yang berkomitmen dan sepakat untuk tetap memelihara dan melestarikan hutan dan seluruh keanekaragaman hayati yang ada di dalam kawasan konservasi di wilayah Lembah Bada, yakni Desa Kalori,Desa Lengketa, Desa Tuare,Desa Lelio dan Desa Kageroa.
Namun demikian, selama ini masyarakat secara turun temurun sangat ramah dengan kawasan hutan konservasi yang ada di sekitarnya sehingga sumber air di wilayah Lembah Bada terbilang tidak pernah kering, sebab fungsi hutan tetap dipelihara oleh penduduk setempat. Itu juga bisa terlihat dari kondisi hutan yang ada cukup bagus dimana pepohonan tumbuh sangat rapat dan hampir tidak ada cela.
Jusman juga menyatakan cukup prihatin atas musibah yang dialami warga Desa Lengketa, sebab bukan hanya permukiman saja yang diterjang, tetapi termasuk lahan kebun.
Memang mereka masih memerlukan bantuan, terutama bahan makanan,pakaian, peralatan dapur dan rumah tangga, sebab banyak yang hanyut dan tertimbun lumpur.
Namun demikian, selama ini masyarakat secara turun temurun sangat ramah dengan kawasan hutan konservasi yang ada di sekitarnya sehingga sumber air di wilayah Lembah Bada terbilang tidak pernah kering, sebab fungsi hutan tetap dipelihara oleh penduduk setempat. Itu juga bisa terlihat dari kondisi hutan yang ada cukup bagus dimana pepohonan tumbuh sangat rapat dan hampir tidak ada cela.
Jusman juga menyatakan cukup prihatin atas musibah yang dialami warga Desa Lengketa, sebab bukan hanya permukiman saja yang diterjang, tetapi termasuk lahan kebun.
Memang mereka masih memerlukan bantuan, terutama bahan makanan,pakaian, peralatan dapur dan rumah tangga, sebab banyak yang hanyut dan tertimbun lumpur.