Poso, Sulteng (ANTARA) - Salah seorang anggota DPR berasal dari Sulawesi Tengah, Matindas J. Rumambi menyalurkan bantuan kemanusiaan, antara lain bahan makanan dan air mineral, kepada para pengungsi korban banjir bandang di Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso.
Bantuan itu diterima Camat Lore Barat Ruly R. Lambulu di pokso induk penanganan pengungsi banjir di Desa Lengkeka, Jumat.
Legislator dari Partai PDI Perjuangan tersebut, mengatakan bantuan itu untuk meringankan beban dan penderitaan masyarakat yang tertimpa bencana alam.
"Mereka perlu dibantu, sebab banjir bandang yang menerjang permukiman penduduk Desa Lengkeka selain memorak-porandakan ratusan rumah, juga harta benda, berupa perabot dalam rumah dan bahan makanan, serta pakaian hanyut dan tertimbun lumpur," kata dia.
Kondisi mereka di pengungsian, katanya, cukup memprihatinkan sehingga perlu mendapatkan perhatian dan bantuan dari semua pihak.
Anggota Komisi VIII DPR RI itu memberikan apresiasi kepada pemerintah provinsi maupun Pemkab Poso yang bergerak cepat, melakukan berbagai langkah penanganan darurat pascabencana di Lore Barat itu.
"Ini bisa dilihat dari kegiatan yang ada di lokasi banjir, hampir semua pihak terkait dengan bencana alam ada di lapangan untuk membantu masyarakat yang terkena musibah alam," katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng, BPBD Kabupaten Poso, PMI, Korem 132/Tadulako, Polda Sulteng, dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat NGO mengerahkan seluruh kekuatan untuk penanganan bencana tersebut.
Bahkan, kata dia, Korem 132/Tadulako langsung mendirikan dapur umum di penampungan pengungsi korban banjir bandang, yang di pusatkan di Kantor Camat Lore Barat.
Operasional dapur umun membantu para pengungsi dan pihak-pihak di lokasi bencana terkait dengan kebutuhan makan dan minum.
Ia menyebut dengan melihat dari dekat banjir di Lore Barat, hal itu sepenuhnya karena hujan dengan intensitas tinggi.
"Ya bukan disebabkan kerusakan hutan atau adanya pembukaan lahan kebun di dalam kawasan, tetapi semata-mata karena faktor cuaca, yakni curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir," kata Rumambi.
Camat Lore Barat Ruly R. Lambulu mengatakan berbagai bantuan untuk korban bencana masih terus mengalir ke posko pengungsi.
Bencana di Desa Lengkeka mendapat perhatian dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten, serta legislator, termasuk anggota DPR RI Dapil Sulteng yang ikut menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Semua bantuan disalurkan ke posko induk di Kantor Camat, selanjutnya didistribusikan kepada para pengungsi korban banjir yang mencapai 951 jiwa.
Selain membutuhkan bantuan bahan makanan, mereka juga perlu pakaian sekolah, anak dan bayi, serta keperluan kalangan perempuan.
Pada kesempatan itu, Camat Ruly juga mengatakan seorang warga Desa Lengkeka, bernama Maryam, yang diduga terseret banjir pada Selasa (3/2) itu, hingga kini belum diketemukan.
Tim Basarnas, BPBD Provinsi Sulteng, BPBD Poso, dan para relawan bersama anggota TNI/Polri masih terus melakukan pencarian.
Data sementara kerugian material terdiri atas rumah yang rusak ringan 100 unit, enam hanyut, dan 24 rusak berat.
Di Kecamatan Lore Barat terdapat pula benda-benda purbakala, seperti patung megalitikum, salah satu bukti sejarah peradapan manusia di Lembah Bada. Destinasi wisata tersebut banyak dikunjungi wisatawan, termasuk dari mancanegara.
Bantuan itu diterima Camat Lore Barat Ruly R. Lambulu di pokso induk penanganan pengungsi banjir di Desa Lengkeka, Jumat.
Legislator dari Partai PDI Perjuangan tersebut, mengatakan bantuan itu untuk meringankan beban dan penderitaan masyarakat yang tertimpa bencana alam.
"Mereka perlu dibantu, sebab banjir bandang yang menerjang permukiman penduduk Desa Lengkeka selain memorak-porandakan ratusan rumah, juga harta benda, berupa perabot dalam rumah dan bahan makanan, serta pakaian hanyut dan tertimbun lumpur," kata dia.
Kondisi mereka di pengungsian, katanya, cukup memprihatinkan sehingga perlu mendapatkan perhatian dan bantuan dari semua pihak.
Anggota Komisi VIII DPR RI itu memberikan apresiasi kepada pemerintah provinsi maupun Pemkab Poso yang bergerak cepat, melakukan berbagai langkah penanganan darurat pascabencana di Lore Barat itu.
"Ini bisa dilihat dari kegiatan yang ada di lokasi banjir, hampir semua pihak terkait dengan bencana alam ada di lapangan untuk membantu masyarakat yang terkena musibah alam," katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng, BPBD Kabupaten Poso, PMI, Korem 132/Tadulako, Polda Sulteng, dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat NGO mengerahkan seluruh kekuatan untuk penanganan bencana tersebut.
Bahkan, kata dia, Korem 132/Tadulako langsung mendirikan dapur umum di penampungan pengungsi korban banjir bandang, yang di pusatkan di Kantor Camat Lore Barat.
Operasional dapur umun membantu para pengungsi dan pihak-pihak di lokasi bencana terkait dengan kebutuhan makan dan minum.
Ia menyebut dengan melihat dari dekat banjir di Lore Barat, hal itu sepenuhnya karena hujan dengan intensitas tinggi.
"Ya bukan disebabkan kerusakan hutan atau adanya pembukaan lahan kebun di dalam kawasan, tetapi semata-mata karena faktor cuaca, yakni curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir," kata Rumambi.
Camat Lore Barat Ruly R. Lambulu mengatakan berbagai bantuan untuk korban bencana masih terus mengalir ke posko pengungsi.
Bencana di Desa Lengkeka mendapat perhatian dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten, serta legislator, termasuk anggota DPR RI Dapil Sulteng yang ikut menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Semua bantuan disalurkan ke posko induk di Kantor Camat, selanjutnya didistribusikan kepada para pengungsi korban banjir yang mencapai 951 jiwa.
Selain membutuhkan bantuan bahan makanan, mereka juga perlu pakaian sekolah, anak dan bayi, serta keperluan kalangan perempuan.
Pada kesempatan itu, Camat Ruly juga mengatakan seorang warga Desa Lengkeka, bernama Maryam, yang diduga terseret banjir pada Selasa (3/2) itu, hingga kini belum diketemukan.
Tim Basarnas, BPBD Provinsi Sulteng, BPBD Poso, dan para relawan bersama anggota TNI/Polri masih terus melakukan pencarian.
Data sementara kerugian material terdiri atas rumah yang rusak ringan 100 unit, enam hanyut, dan 24 rusak berat.
Di Kecamatan Lore Barat terdapat pula benda-benda purbakala, seperti patung megalitikum, salah satu bukti sejarah peradapan manusia di Lembah Bada. Destinasi wisata tersebut banyak dikunjungi wisatawan, termasuk dari mancanegara.