BMKG deteksi tiga bibit siklon yang meningkatkan hujan barat-timur RI

id Siklon tropis, bencana alam,cuaca ekstrem,BMKG,Meteorologi Publik BMKG,peringatan dini cuaca ekstrem

BMKG deteksi tiga bibit siklon yang meningkatkan hujan barat-timur RI

Ilustrasi - Pengendara sepeda motor menerobos genangan air saat hujan deras di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (22/11/2024). (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi keberadaan tiga bibit siklon tropis yang dapat meningkatkan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia bagian barat-timur dalam beberapa hari ke depan atau setidaknya 24 jam ini, sehingga semua pihak diimbau untuk waspada.

Prakirawati BMKG Adindia Dara di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa setidaknya pada Minggu (8/12) pihaknya mendeteksi secara sekaligus tiga pergerakan bibit siklon tropis 91S, 93S, dan suspek area yang berpotensi menjadi bibit siklon tropis.

Secara rinci BMKG menjabarkan bahwa bibit siklon 91S terdeteksi masih berada di Samudera Hindia barat daya Lampung tetapi mulai menjauh dari wilayah Indonesia dan membantu perlambatan angin dari Samudera Hindia selatan Jawa barat- barat daya Lampung dan menginduksi kecepatan angin lebih dari 25 knot dari perairan barat Bengkulu-selatan Jawa Timur hingga barat daya Lampung.

Menurut dia, keberadaan bibit siklon 91S ini dapat memberi dampak tidak langsung terhadap peningkatan intensitas hujan sedang-sangat deras (50-100 mm per jam) di daerah Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat. Bahkan, meningkatkan gelombang laut tinggi 1,25-4 meter mulai dari perairan barat Aceh sampai Samudera Hindia selatan Pulau Jawa dalam 24 jam atau 72 jam ke depan.

Begitupun halnya dengan bibit siklon tropis 93S yang berada di sekitar Samudera Hindia selatan Sumba. Bibit siklon tersebut membantu perlambatan angin memanjang dari selatan Jawa Barat-Jawa Timur, Laut Flores-Laut Timor, perairan selatan NTT-Samudera Hindia selatan NTT, selatan Jawa-NTB dengan kecepatan lebih dari 25 knot.

Keberadaan bibit siklon 93S ini, menurut BMKG, dapat memberi dampak tidak langsung terhadap peningkatan intensitas hujan sedang-sangat deras di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I Yogyakarta, Bali, NTB, dan NTT. Selain itu, juga dapat meningkatkan gelombang laut tinggi 1,25-4 meter mulai dari Selat Makassar bagian selatan, Selat Bali, Laut Flores-Samudera Hindia selatan Bali, NTB, hingga NTT dalam 24 jam atau 72 jam ke depan.

Kemudian suspek area yang berpotensi untuk tumbuh menjadi bibit siklon tropis yang saat ini terpantau di Laut Arafura selatan Kepulauan Tanibar dengan kecepatan angin maksimum 5-10 knot (9-19 kilometer per jam) dan tekanan minimum sekitar 1.007 hPa.

Aktivitas yang terjadi di suspek area tersebut diprediksi BMKG mampu meningkatkan potensi hujan lebat dalam 24 ini di Sulawesi Selatan, Maluku bagian selatan, dan Papua bagian selatan, juga meningkatkan gelombang laut tinggi 1,25-2 meter di perairan Kepulauan Semata-Kepulauan Tanibar, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, Laut Arafuru bagian barat dan tengah.

BMKG berharap kondisi tersebut bisa direspons serius oleh masyarakat dengan cara meningkatkan kewaspadaan seperti menghindari kawasan tepian sungai, pesisir, tebing/bukit curam termasuk daerah wisata alam selama potensi peningkatan hujan disertai angin kencang karena dikhawatirkan dapat menimbulkan bencana bila berlangsung dalam durasi yang panjang.