Palu (ANTARA) - Anggota DPRD Sulawesi Tengah Soni Tandra di Palu, Senin, mengakatan permukiman para penyintas banjir bandang di Desa Lengkeka, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso harus dipindahkan atau direlokasi ke tempat yang lebih aman.
"Ini salah satu solusi dalam penanganan pascabencana di situ karena permukiman warga di Desa Lengkeka berada di lereng gunung," ucap Soni Tandra yang baru kembali dari Desa Lengkeka untuk melihat dari dekat dampak banjir di sana.
Terdapat sekitar 132 rumah yang terdampak banjir bandang di Desa Lengkeka pada Selasa (3/3) sehingga 245 keluarga dievakuasi dan 132 keluarga saat ini mengungsi di Kantor Camat Lore Barat.
Data ACT menyebutkan terdapat lansia sebanyak 124 jiwa, ibu hamil 11 jiwa, bayi usia lima tahun 44 jiwa dan bayi berusia tiga tahun 38 jiwa yang saat ini berada di pengungsian.
Untuk mencegah bencana yang sama tidak terulang, Soni Tandra menyebut perlu menata alur air atau membangun jalan air, sehingga air tidak menghantam permukiman.
"Karena di gunung telah terjadi kerusakan lingkungan, sehingga ketika hujan deras tidak ada pohon yang menahan air," ujar dia.
Berkaitan dengan relokasi, Anggota DPD daerah pemilihan Sulteng Lukky Semen saat meninjau lokasi terdampak banjir bandang dan penyintas juga mengakui bahwa warga Desa Lengkeka menyatakan keinginan mereka untuk direlokasi ke tempat yang aman.
"Dalam jaring aspirasi mencuat keinginan dari sejumlah warga untuk direlokasi dari tempat tinggal mereka yang terkena banjir bandang. Mereka juga mempertanyakan tindak lanjut setelah 14 hari masa tanggap bencana mengingat kemungkinan besar warga masih berada di lokasi pengungsi karena belum bisa kembali sebab tempat tinggal mereka mengalami rusak berat bahkan ada yang hanyut," sebutnya.
Ia menilai jika harus direlokasi, harus benar benar di tempat yang tidak menimbulkan masalah baru.
Pasalnya di Desa Lengeka sendiri wilayahnya berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL). Bahkan sejumlah rumah penduduk ada dapurnya yang sudah berbatasan dengan kawasan TNLL.
"Ini salah satu solusi dalam penanganan pascabencana di situ karena permukiman warga di Desa Lengkeka berada di lereng gunung," ucap Soni Tandra yang baru kembali dari Desa Lengkeka untuk melihat dari dekat dampak banjir di sana.
Terdapat sekitar 132 rumah yang terdampak banjir bandang di Desa Lengkeka pada Selasa (3/3) sehingga 245 keluarga dievakuasi dan 132 keluarga saat ini mengungsi di Kantor Camat Lore Barat.
Data ACT menyebutkan terdapat lansia sebanyak 124 jiwa, ibu hamil 11 jiwa, bayi usia lima tahun 44 jiwa dan bayi berusia tiga tahun 38 jiwa yang saat ini berada di pengungsian.
Untuk mencegah bencana yang sama tidak terulang, Soni Tandra menyebut perlu menata alur air atau membangun jalan air, sehingga air tidak menghantam permukiman.
"Karena di gunung telah terjadi kerusakan lingkungan, sehingga ketika hujan deras tidak ada pohon yang menahan air," ujar dia.
Berkaitan dengan relokasi, Anggota DPD daerah pemilihan Sulteng Lukky Semen saat meninjau lokasi terdampak banjir bandang dan penyintas juga mengakui bahwa warga Desa Lengkeka menyatakan keinginan mereka untuk direlokasi ke tempat yang aman.
"Dalam jaring aspirasi mencuat keinginan dari sejumlah warga untuk direlokasi dari tempat tinggal mereka yang terkena banjir bandang. Mereka juga mempertanyakan tindak lanjut setelah 14 hari masa tanggap bencana mengingat kemungkinan besar warga masih berada di lokasi pengungsi karena belum bisa kembali sebab tempat tinggal mereka mengalami rusak berat bahkan ada yang hanyut," sebutnya.
Ia menilai jika harus direlokasi, harus benar benar di tempat yang tidak menimbulkan masalah baru.
Pasalnya di Desa Lengeka sendiri wilayahnya berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL). Bahkan sejumlah rumah penduduk ada dapurnya yang sudah berbatasan dengan kawasan TNLL.