Jakarta (ANTARA) - Presiden federasi sepak bola Prancis (FFF) Noel Le Graet menengahi adu pendapat antara Olympique Lyon dan Marseille soal kelanjutan Liga Prancis di tengah merebaknya pandemi global COVID-19.
"Saya meminta mereka untuk tenang dan menjaga kehormatan masing-masing," kata Le Graet kepada stasiun televisi TF1 pada Minggu dilansir Reuters.
Liga Prancis saat ini tengah ditangguhkan hingga waktu yang belum ditentukan dengan 10 pertandingan tersisa, kecuali Paris Saint-Germain dan Strasbourg yang punya satu laga simpanan.
Menanggapi kondisi tersebut, presiden Lyon Jean-Michel Aulas mengusulkan agar musim 2019/20 dihentikan dan hasil pertandingan yang sudah dijalani dianggap tidak berlaku, sedangkan penentuan wakil Prancis di kompetisi Eropa menggunakan hasil musim lalu.
Komentar tersebut meluncur dari Aulas yang klubnya saat ini tertahan di urutan ketujuh dengan jarak sembilan poin dari zona Eropa, tetapi masih berjuang di putaran 16 besar Liga Champions.
Presiden Marseille Jacques-Henri Eyraud menanggapi keras pernyataan Aulas yang disebutnya oportunis.
"Ketika demamnya turun, Jean-Michel Aulas akan menyadari langkah oportunisnya dan segera kembali ke nilai-nilai yang menjadikannya pengelola klub sepak bola yang hebat," kata Eyraud kepada Le Journal du Dimanche.
Marseille musim ini tidak masuk Liga Champions, tetapi menduduki posisi kedua di klasemen sementara Liga Prancis dengan keunggulan enam poin dari Rennes di tempat ketiga.
Komentar Eyraud disahuti kembali oleh Aulas melalui akun twitter pribadinya dengan nada cukup menyerang.
"Berita baiknya bagimu dan bawahanmu adalah kekonyolan tidak lebih mematikan dari virus corona," cuit Aulas lewat akunnya, @JM_Aulas, sembari mengutip berita komentar Eyraud.
Menurut Le Graet baik Aulas maupun Eyraud tidak punya wewenang besar atas bagaimana langkah terbaik untuk menghadapi kondisi pandemi yang saat ini tidak hanya membayangi Liga Prancis, tetapi banyak ajang olahraga di dunia tersebut.
"FFF adalah satu-satunya yang berhak mengambil keputusan. Jangan buang-buang tenaga, apalagi bertindak konyol," kata Le Graet.
"Hari ini kita semua tengah berjuang melawan virus. Kok bisa yang lain malah berdebat tentang siapa yang berhak bermain di Eropa? Itu tindakan bodoh," pungkasnya.
"Saya meminta mereka untuk tenang dan menjaga kehormatan masing-masing," kata Le Graet kepada stasiun televisi TF1 pada Minggu dilansir Reuters.
Liga Prancis saat ini tengah ditangguhkan hingga waktu yang belum ditentukan dengan 10 pertandingan tersisa, kecuali Paris Saint-Germain dan Strasbourg yang punya satu laga simpanan.
Menanggapi kondisi tersebut, presiden Lyon Jean-Michel Aulas mengusulkan agar musim 2019/20 dihentikan dan hasil pertandingan yang sudah dijalani dianggap tidak berlaku, sedangkan penentuan wakil Prancis di kompetisi Eropa menggunakan hasil musim lalu.
Komentar tersebut meluncur dari Aulas yang klubnya saat ini tertahan di urutan ketujuh dengan jarak sembilan poin dari zona Eropa, tetapi masih berjuang di putaran 16 besar Liga Champions.
Presiden Marseille Jacques-Henri Eyraud menanggapi keras pernyataan Aulas yang disebutnya oportunis.
"Ketika demamnya turun, Jean-Michel Aulas akan menyadari langkah oportunisnya dan segera kembali ke nilai-nilai yang menjadikannya pengelola klub sepak bola yang hebat," kata Eyraud kepada Le Journal du Dimanche.
Marseille musim ini tidak masuk Liga Champions, tetapi menduduki posisi kedua di klasemen sementara Liga Prancis dengan keunggulan enam poin dari Rennes di tempat ketiga.
Komentar Eyraud disahuti kembali oleh Aulas melalui akun twitter pribadinya dengan nada cukup menyerang.
"Berita baiknya bagimu dan bawahanmu adalah kekonyolan tidak lebih mematikan dari virus corona," cuit Aulas lewat akunnya, @JM_Aulas, sembari mengutip berita komentar Eyraud.
@jheyraud Heureusement pour toi et tes disciples que le ridicule tue moins que le Coronavirus!Pour le reste j’espère de tt mon cœur que le championnat reprendra vite et que nous pourrons le terminer comme le match de CLeague et la finale de la coupe.Pour toi JH le + dur commence
— Jean-Michel AULAS (@JM_Aulas) March 14, 2020
Menurut Le Graet baik Aulas maupun Eyraud tidak punya wewenang besar atas bagaimana langkah terbaik untuk menghadapi kondisi pandemi yang saat ini tidak hanya membayangi Liga Prancis, tetapi banyak ajang olahraga di dunia tersebut.
"FFF adalah satu-satunya yang berhak mengambil keputusan. Jangan buang-buang tenaga, apalagi bertindak konyol," kata Le Graet.
"Hari ini kita semua tengah berjuang melawan virus. Kok bisa yang lain malah berdebat tentang siapa yang berhak bermain di Eropa? Itu tindakan bodoh," pungkasnya.