Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa mengatakan bahwa pembatasan akibat virus corona, yang telah melumpuhkan bisnis di banyak tempat di seluruh negeri, dapat menyebabkan bunuh diri atau kematian lainnya.
"Anda akan lebih banyak kehilangan banyak orang dengan memberlakukan resesi atau depresi besar-besaran di sebuah negara. Anda akan kehilangan orang. Anda bakal menghadapi ribuan kasus bunuh diri," kata presiden melalui Fox News Channel.
Presiden tidak mengutip bukti yang mendukung pernyataan tersebut.
"Kami harus membangkitkan negara kami kembali. Negara kami ingin kembali beraktivitas," kata Trump. "Tindakan ini lebih buruk ketimbang masalahnya. Sekali lagi, masyarakat, banyak masyarakat - menurut saya lebih banyak masyarakat - akan mati jika kami membiarkan ini terus berlanjut. Kita harus kembali bekerja. Masyarakat kami ingin kembali bekerja."
Wabah COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 50.000 orang di Amerika Serikat dan menelan sedikitnya 660 korban jiwa, menutup ribuan bisnis, menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan dan membuat gubernur negara bagian memerintahkan sekitar 100 juta orang, hampir sepertiga populasi negara, untuk tetap berada di rumah.
Sumber: Reuters
"Anda akan lebih banyak kehilangan banyak orang dengan memberlakukan resesi atau depresi besar-besaran di sebuah negara. Anda akan kehilangan orang. Anda bakal menghadapi ribuan kasus bunuh diri," kata presiden melalui Fox News Channel.
Presiden tidak mengutip bukti yang mendukung pernyataan tersebut.
"Kami harus membangkitkan negara kami kembali. Negara kami ingin kembali beraktivitas," kata Trump. "Tindakan ini lebih buruk ketimbang masalahnya. Sekali lagi, masyarakat, banyak masyarakat - menurut saya lebih banyak masyarakat - akan mati jika kami membiarkan ini terus berlanjut. Kita harus kembali bekerja. Masyarakat kami ingin kembali bekerja."
Wabah COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 50.000 orang di Amerika Serikat dan menelan sedikitnya 660 korban jiwa, menutup ribuan bisnis, menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan dan membuat gubernur negara bagian memerintahkan sekitar 100 juta orang, hampir sepertiga populasi negara, untuk tetap berada di rumah.
Sumber: Reuters