Jakarta (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan warga Muslim mempertimbangkan kembali rencana untuk mudik guna merayakan Idul Fitri 1441 Hijriyah, mengingatkan bahwa mudik semasa wabah COVID-19 justru bisa mendatangkan masalah.
"Mudik untuk bersilaturahmi sangat dianjurkan. Namun, kalau dipaksakan alih-alih membawa manfaat malah bisa membawa masalah," kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am Sholeh saat menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin.
Ni'am menyarankan umat Islam memanfaatkan teknologi untuk bersilaturahmi semasa wabah. Ia mengingatkan warga Muslim agar tidak mewujudkan niat baik untuk bersilaturahmi dengan cara yang salah, yang bisa mendatangkan dampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain.
"Harus diingat, hari ini pemerintah menetapkan pembatasan sosial berskala besar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, zona dengan penularan COVID-19 yang tertinggi," katanya.
Ni'am menyampaikan Hadis Nabi Muhammad SAW yang berkenaan dengan penanggulangan wabah.
"Apabila kamu mendengar ada wabah di suatu daerah, maka jangan masuk ke daerah itu. Sebaliknya, kalau kamu berada di kawasan yang terjadi wabah, maka jangan keluar dari kawasan itu agar tidak menularkan ke luar," katanya mengutip Hadis Nabi Muhammad SAW.
Ni'am mengatakan bahwa akan ada banyak kebiasaan dan tradisi Ramadhan dan Idul Fitri yang tidak bisa dilakukan dalam masa wabah seperti sekarang mengingat ada pembatasan kegiatan di luar rumah dan pembatasan sosial lain untuk mencegah penyebaran penyakit.
"Hikmah COVID-19 hari ini adalah mari kita jadikan rumah kita sebagai pusat kegiatan ibadah. Kita terangi rumah kita dengan ibadah, jangan gelap seperti kuburan," demikian Asrorun Ni'am Sholeh.
Baca juga: MUI ajak zakat dipercepat seiring wabah pandemi COVID-19
Baca juga: MUI imbau Muslimin baca Qunut Nazilah agar wabah COVID-19 segera mereda
"Mudik untuk bersilaturahmi sangat dianjurkan. Namun, kalau dipaksakan alih-alih membawa manfaat malah bisa membawa masalah," kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am Sholeh saat menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin.
Ni'am menyarankan umat Islam memanfaatkan teknologi untuk bersilaturahmi semasa wabah. Ia mengingatkan warga Muslim agar tidak mewujudkan niat baik untuk bersilaturahmi dengan cara yang salah, yang bisa mendatangkan dampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain.
"Harus diingat, hari ini pemerintah menetapkan pembatasan sosial berskala besar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, zona dengan penularan COVID-19 yang tertinggi," katanya.
Ni'am menyampaikan Hadis Nabi Muhammad SAW yang berkenaan dengan penanggulangan wabah.
"Apabila kamu mendengar ada wabah di suatu daerah, maka jangan masuk ke daerah itu. Sebaliknya, kalau kamu berada di kawasan yang terjadi wabah, maka jangan keluar dari kawasan itu agar tidak menularkan ke luar," katanya mengutip Hadis Nabi Muhammad SAW.
Ni'am mengatakan bahwa akan ada banyak kebiasaan dan tradisi Ramadhan dan Idul Fitri yang tidak bisa dilakukan dalam masa wabah seperti sekarang mengingat ada pembatasan kegiatan di luar rumah dan pembatasan sosial lain untuk mencegah penyebaran penyakit.
"Hikmah COVID-19 hari ini adalah mari kita jadikan rumah kita sebagai pusat kegiatan ibadah. Kita terangi rumah kita dengan ibadah, jangan gelap seperti kuburan," demikian Asrorun Ni'am Sholeh.
Baca juga: MUI ajak zakat dipercepat seiring wabah pandemi COVID-19
Baca juga: MUI imbau Muslimin baca Qunut Nazilah agar wabah COVID-19 segera mereda