Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto meluncurkan slogan baru yang menegaskan pentingnya penggunaan masker demi mencegah penularan virus corona jenis baru, yakni "Maskerku melindungi kamu, maskermu melindungi aku".
Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat menyatakan, mengenakan masker merupakan salah satu langkah pencegahan yang harus dilakukan oleh masyarakat secara luas, agar tidak tertular ataupun menularkan virus corona.
Dalam kesempatan yang sama, Yurianto mengumumkan per 17 April hingga pukul 12.00 WIB, akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 5.923 kasus, dengan 607 pasien sembuh dan 520 pasien lainnya meninggal dunia.
Sebanyak 407 kasus baru yang bertambah mengindikasikan bahwa penularan virus corona masih terus terjadi.
Selain itu, Yurianto mengimbau masyarakat untuk mempraktikkan prinsip gotong royong dan tenggang rasa dalam menghadapi bencana nasional wabah COVID-19.
“Hargai dan bantu mereka yang melaksanakan isolasi mandiri, jangan diskriminatif terhadap pasien COVID-19 yang sudah sembuh. Dan kita tidak boleh menolak jenazah yang meninggal akibat penyakit ini,” ujar dia.
Di samping itu, masyarakat yang sehat diminta menjaga tubuhnya untuk melawan pandemi COVID-19, antara lain dengan meningkatkan imunitas tubuh, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, serta berpikiran tenang dan tidak panik.
Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat menyatakan, mengenakan masker merupakan salah satu langkah pencegahan yang harus dilakukan oleh masyarakat secara luas, agar tidak tertular ataupun menularkan virus corona.
Dalam kesempatan yang sama, Yurianto mengumumkan per 17 April hingga pukul 12.00 WIB, akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 5.923 kasus, dengan 607 pasien sembuh dan 520 pasien lainnya meninggal dunia.
Sebanyak 407 kasus baru yang bertambah mengindikasikan bahwa penularan virus corona masih terus terjadi.
Selain itu, Yurianto mengimbau masyarakat untuk mempraktikkan prinsip gotong royong dan tenggang rasa dalam menghadapi bencana nasional wabah COVID-19.
“Hargai dan bantu mereka yang melaksanakan isolasi mandiri, jangan diskriminatif terhadap pasien COVID-19 yang sudah sembuh. Dan kita tidak boleh menolak jenazah yang meninggal akibat penyakit ini,” ujar dia.
Di samping itu, masyarakat yang sehat diminta menjaga tubuhnya untuk melawan pandemi COVID-19, antara lain dengan meningkatkan imunitas tubuh, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, serta berpikiran tenang dan tidak panik.