Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Prancis untuk Indonesia Olivier Chambard menyebut Indonesia sebagai mitra penting bagi Forum Perdamaian Paris atau Paris Peace Forum (PPF), sebuah forum yang diinisiasi pemerintah Prancis untuk menampilkan proyek-proyek dari organisasi masyarakat terkait isu global.
"Di dua musim pertama PPF, Indonesia diwakili oleh LSM di bidang dialog antarumat beragama, isu lingkungan, kesetaraan gender, juga inklusi sosial. Kami ingin mempertahankan itu," kata Chambard dalam webinar yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Rabu.
Paris Peace Forum pertama kali diselenggarakan pada 2018, dengan kehadiran sejumlah tokoh berpengaruh dunia, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai tuan rumah, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada tahun ketiga ini, PPF rencananya akan digelar 11-13 November 2020 secara virtual dengan sorotan utama pada bidang kesehatan, khususnya terkait pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, di samping sejumlah isu global lainnya.
Chambard mengharapkan kontribusi Indonesia kembali dalam forum tersebut melalui pengajuan usulan proyek oleh LSM tanah air. Menurutnya, hal itu akan berkontribusi terhadap relasi bilateral Indonesia dan Prancis, yang tahun ini memasuki 70 tahun hubungan diplomatik.
"Dengan Indonesia sebagai tokoh di ASEAN dalam diplomasi kawasan serta Indonesia dan Prancis sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, saya kira kedua negara berbagi prioritas yang sama, yakni memperkuat perdamaian global, melawan terorisme, dan mendukung multilateralisme," ujar Chambard.
Selain itu, ada dua tokoh dari Indonesia juga menempati posisi strategis di dalam PPF, yaitu Dino Patti Djalal mewakili FPCI sebagai bagian dari komite eksekutif dan Yenny Wahid mewakili Wahid Institute sebagai anggota komite pengarah.
Dalam webinar yang sama, Duta Besar RI untuk Prancis Arrmanatha Christian Nasir juga mengharapkan keikutsertaan organisasi di Indonesia, dari berbagai latar belakang dalam forum global tersebut.
"Pada akhirnya, partisipasi Anda sekalian dalam forum ini dengan proyek yang sukses ditampilkan akan menunjukkan kontribusi Indonesia dan bagaimana bangsa ini dapat membuat dunia menjadi lebih baik," kata Arrmanatha memungkasi.
"Di dua musim pertama PPF, Indonesia diwakili oleh LSM di bidang dialog antarumat beragama, isu lingkungan, kesetaraan gender, juga inklusi sosial. Kami ingin mempertahankan itu," kata Chambard dalam webinar yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Rabu.
Paris Peace Forum pertama kali diselenggarakan pada 2018, dengan kehadiran sejumlah tokoh berpengaruh dunia, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai tuan rumah, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada tahun ketiga ini, PPF rencananya akan digelar 11-13 November 2020 secara virtual dengan sorotan utama pada bidang kesehatan, khususnya terkait pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, di samping sejumlah isu global lainnya.
Chambard mengharapkan kontribusi Indonesia kembali dalam forum tersebut melalui pengajuan usulan proyek oleh LSM tanah air. Menurutnya, hal itu akan berkontribusi terhadap relasi bilateral Indonesia dan Prancis, yang tahun ini memasuki 70 tahun hubungan diplomatik.
"Dengan Indonesia sebagai tokoh di ASEAN dalam diplomasi kawasan serta Indonesia dan Prancis sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, saya kira kedua negara berbagi prioritas yang sama, yakni memperkuat perdamaian global, melawan terorisme, dan mendukung multilateralisme," ujar Chambard.
Selain itu, ada dua tokoh dari Indonesia juga menempati posisi strategis di dalam PPF, yaitu Dino Patti Djalal mewakili FPCI sebagai bagian dari komite eksekutif dan Yenny Wahid mewakili Wahid Institute sebagai anggota komite pengarah.
Dalam webinar yang sama, Duta Besar RI untuk Prancis Arrmanatha Christian Nasir juga mengharapkan keikutsertaan organisasi di Indonesia, dari berbagai latar belakang dalam forum global tersebut.
"Pada akhirnya, partisipasi Anda sekalian dalam forum ini dengan proyek yang sukses ditampilkan akan menunjukkan kontribusi Indonesia dan bagaimana bangsa ini dapat membuat dunia menjadi lebih baik," kata Arrmanatha memungkasi.