Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah menyebut dana santunan duka tahap dua korban gempa, tsunami dan likuefaksi yang terjadi tahun 2018 saat ini masih berada di Kementerian Sosial.

"Informasi kami terima dana santunan duka korban bencana masih dibukukan di Kemensos," kata Kepala Dinas Sosial Kota Palu Romy Sandi Agung, di Palu, Minggu.

Dia menjelaskan, data ahli waris penerima santunan duka sejak akhir 2019 telah dimasukkan Pemkot Palu ke Kemensos agar bisa ditindaklanjuti untuk proses penyaluran kepada ahli waris.

Akibat dampak COVID-19, penyaluran dana santunan duka terpaksa di tunda untuk sementara waktu.

Dimana penerima atau ahli waris dana santunan tahap dua ini berjumlah 1.383 orang, sesuai data hasil validasi dilakukan pemerintah setempat. Per jiwa mendapat bantuan dana Rp15 juta.

"Informasi kami terima pada Bulan Maret lalu ada anggaran sekitar Rp60 miliar di Kemensos khusus santunan duka, namun kami belum mengetahui berapa besaran dana santunan duka untuk Kota Palu," kata Romy menambahkan.

Dia memaparkan, kemungkinan dana stimulan duka akibat bencana gempabumi, tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018 lalu baru bisa direalisasikan ke tiga daerah terdampak parah yakni Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala setelah penanganan COVID-19 berakhir.

Dana santunan duka, merupakan bantuan kebencanaan yang diserahkan kepada masyarakat terdampak di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala serta sebagian masyarakat Parigi Moutong.

"Kami belum bisa berbuat banyak sebab dana ini tidak melekat di daerah. Kami menunggu instruksi selanjutnya dari pemerintah pusat,"ujar Romy.

Di Sulteng penerima dana santunan ahli waris korban gempa, tsunami dan likuefaksi tahap pertama sebanyak 1.906 jiwa dengan total anggaran disalurkan pemerintah sebanyak Rp28,590 miliar.

"Hingga kini tidak ada lagi keluarga korban atau ahli waris memasukkan data, sebab data sudah terkunci," demikian Romy.

Pewarta : Moh Ridwan
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024