Palu (ANTARA) - Perusahaan Pengelola dan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, PT Bangun Palu Sulawesi Tengah (BPST) akan berkolaborasi dengan Pemprov Sulteng melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) untuk mengembangkan potensi wisata hutan.
"Potensi lain yang ada di kawasan hutan, akan coba kami kembangkan menjadi objek wisata," ucap Direktur Utama BPST Mulhanan Tombolotutu dalam dialog online yang diselenggrakan oleh LSM Relawan untuk orang dan alam (ROA) Sulteng bertajuk "Membangkitkan usaha kecil berbasis produksi hasil hutan bukan kayu" di Palu, Rabu.
Menurut dia, ada beberapa alasan yang melatarbelakangi sehingga pihaknya, melirik potensi lain yang ada di kawasan hutan di sekitar Lembah Palu untuk dikembangkan menjadi objek wisata.
Antara lain, karena di wilayah sekitar Lembah Palu terdapat Taman Nasional Lore Lindu, danau, Taman Hutan Raya (Tahura) dan kawasan-kawasan hutan lainnya.
"Kenapa kami tertarik untuk mengembangkan wisata agro atau wisata agri, atau wisata hutan, karena daerah ini memiliki potensi danau, hutan dan sebagainya," ujarnya.
Selain itu, sebut dia, mitra PT BPST yang berinvestasi di kawasan KEK Palu sangat tertarik dengan potensi-potensi sumber daya alam tersebut.
"Jadi awalnya mereka datang ke Palu untuk investasi di KEK Palu, baik itu investasi di bidang industri, manufaktur, pengolahan, eskpor dan sebagainya. Tapi melihat Lembah Palu dan sekitarnya yang didukung dengan adanya Taman Nasional Lore Lindu serta kawasan-kawasan hutan lainnya yang sangat menarik, maka ini akan kami kolaborasikan," ujar Mulhanan yang juga mantan Wali Kota Palu.
Selain mensinergikan dengan mitra BPST, tambahnya, pihaknya juga akan membangun kerjasama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang berada langsung di bawah kendali Dinas kehutanan Provinsi Sulteng, terkait pengembangan objek wisata hutan.
"Jadi dengan pihak KPH bukan hanya mengembangkan potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK), tetapi juga akan mengembangkan sektor pariwisata hutan. Dalam pengembangannya masyarakat terlibat langsung bahkan masyarakat yang akan mengelola potensi-potensi tersebut," kata dia.
Kerjasama tersebut, lanjutnya, di dalamnya juga meliputi kerjasama mengelola dan mengembangkan tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis, yang ada di sekitar hutan. serta memanfaatkan potensi kawasan dan sekitar hutan menjadi objek wisata, objek penelitian.
Dengan begitu KEK Palu akan membangun sinergi atau membangun kerjasama dengan kelompok masyarakat di sekitar kawasan hutan yang ada di Lembah Palu dan sekitarnya.
"Potensi lain yang ada di kawasan hutan, akan coba kami kembangkan menjadi objek wisata," ucap Direktur Utama BPST Mulhanan Tombolotutu dalam dialog online yang diselenggrakan oleh LSM Relawan untuk orang dan alam (ROA) Sulteng bertajuk "Membangkitkan usaha kecil berbasis produksi hasil hutan bukan kayu" di Palu, Rabu.
Menurut dia, ada beberapa alasan yang melatarbelakangi sehingga pihaknya, melirik potensi lain yang ada di kawasan hutan di sekitar Lembah Palu untuk dikembangkan menjadi objek wisata.
Antara lain, karena di wilayah sekitar Lembah Palu terdapat Taman Nasional Lore Lindu, danau, Taman Hutan Raya (Tahura) dan kawasan-kawasan hutan lainnya.
"Kenapa kami tertarik untuk mengembangkan wisata agro atau wisata agri, atau wisata hutan, karena daerah ini memiliki potensi danau, hutan dan sebagainya," ujarnya.
Selain itu, sebut dia, mitra PT BPST yang berinvestasi di kawasan KEK Palu sangat tertarik dengan potensi-potensi sumber daya alam tersebut.
"Jadi awalnya mereka datang ke Palu untuk investasi di KEK Palu, baik itu investasi di bidang industri, manufaktur, pengolahan, eskpor dan sebagainya. Tapi melihat Lembah Palu dan sekitarnya yang didukung dengan adanya Taman Nasional Lore Lindu serta kawasan-kawasan hutan lainnya yang sangat menarik, maka ini akan kami kolaborasikan," ujar Mulhanan yang juga mantan Wali Kota Palu.
Selain mensinergikan dengan mitra BPST, tambahnya, pihaknya juga akan membangun kerjasama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang berada langsung di bawah kendali Dinas kehutanan Provinsi Sulteng, terkait pengembangan objek wisata hutan.
"Jadi dengan pihak KPH bukan hanya mengembangkan potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK), tetapi juga akan mengembangkan sektor pariwisata hutan. Dalam pengembangannya masyarakat terlibat langsung bahkan masyarakat yang akan mengelola potensi-potensi tersebut," kata dia.
Kerjasama tersebut, lanjutnya, di dalamnya juga meliputi kerjasama mengelola dan mengembangkan tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis, yang ada di sekitar hutan. serta memanfaatkan potensi kawasan dan sekitar hutan menjadi objek wisata, objek penelitian.
Dengan begitu KEK Palu akan membangun sinergi atau membangun kerjasama dengan kelompok masyarakat di sekitar kawasan hutan yang ada di Lembah Palu dan sekitarnya.