Sorong (ANTARA) - Masyarakat Salawati Tengah Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat, masih melestarikan hutan sagu yang menjadi cadangan pangan masyarakat setempat di masa pandemi COVID-19.

"Jika wabah virus corona berkepanjangan dan kekurangan beras masyarakat Salawati Tengah tak akan takut karena kami punya hutan sagu yang luas sebagai cadangan pangan pengganti beras," kata tokoh adat Maralol Salawati Tengah Mesak Moifilit di Sorong, Kamis.

Dia mengatakan bahwa rata-rata masyarakat Salawati Tengah melestarikan hutan sagu yang merupakan warisan orang tua turun-temurun sebagai sumber pangan lokal.

Menurut dia, zaman dahulu orang-orang tua kami tidak menggantungkan hidupnya terhadap beras. Mereka menebang pohon sagu dan mengolahnya menjadi berbagai jenis makanan salah satunya adalah papeda.

Ia menjelaskan bahwa zaman sekarang masyarakat menggantungkan hidupnya pada beras dan sagu hanyalah sebagai cadangan pangan. Meskipun demikian masyarakat Salawati Tengah tetap melestarikan hutan sagu.

"Masih ada beberapa masyarakat Salawati Tengah yang mengolah sagu untuk dijual ke Kota Sorong karena masih dibutuhkan restoran dan rumah makan yang menyajikan makanan papeda kuliner bagi wisatawan," ujarnya.

Dikatakan bahwa selama pandemi COVID-19 masyarakat Salawati Tengah tidak pernah takut kekurangan pangan karena hutan sagu masih luas sebagai cadangan pangan bagi keberlangsungan hidup.

"Kami percaya bahwa alam pasti akan memberikan sumber kehidupan bagi manusia jika manusia tetap berkomitmen menjaga kelestarian alam," tambah dia.


 

Pewarta : Ernes Broning Kakisina
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024