Petani Parimo diminta sisihkan 20 persen beras hasil panen

id Beras, ketahanan pangan, pemprov sulteng, petani, parigi moutong, pasar, harga beras, sulawesi tengah

Petani Parimo diminta sisihkan 20 persen beras hasil panen

Dok- Seorang petani di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah sedang menjemur gabah hasil panen sebelum digiling menjadi beras, Sabtu (11/3/2023). (ANTARA/Moh Ridwan)

Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengusulkan petani di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) menyisihkan sekitar 20 persen beras hasil panen untuk dikelola Bulog sebagai bagian dari strategi menjaga stabilitas harga beras di pasaran.

"Parigi Moutong salah satu sentra pertanian dalam menunjang ketahanan pangan Sulawesi Tengah, maka pemerintah perlu berkolaborasi dengan petani setempat dalam memperkuat ketahanan pangan," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov Sulteng Rudi Dewanto di Palu, Sabtu.

Ia mengemukakan, dari hasil peninjauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulteng di Parigi pada Jumat (18/7), beras medium dijual seharga Rp12.500 per kilogram atau sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, lalu beras premium berada di harga Rp16 ribu per kilogram.

"Harga beras di Parigi Moutong beredar di pasar tradisional lebih rendah dari harga beras yang dilaporkan sebelumnya kepada kami seharga Rp18 ribu per kilogram," ujarnya.

Menurut Pemprov Sulteng, dengan strategi menyisihkan 20 persen hasil panen, dapat memperkuat stok pangan (beras) dalam daerah, lalu 80 persen lainnya tetap dapat dijual ke luar daerah.

Kemudian lonjakan harga beras saat ini di kabupaten itu maupun Kota Palu, salah satu pemicu-nya yakni tingginya volume pengiriman komoditas dari Parigi Moutong ke luar daerah, seperti Gorontalo dan Manado.

Letak geografis yang strategis dan perjanjian kerja sama bisnis antarpelaku usaha salah satu faktor mendorong arus ke luar beras dari daerah.

“Perlu ada keseimbangan antara kebutuhan pasar lokal dan keuntungan petani. Harga tetap stabil, dan masyarakat tidak perlu khawatir mengakses bahan pokok tersebut," ucap Rudy.

Ia mengimbau masyarakat Parigi Moutong tidak panik menghadapi lonjakan harga beras, karena Perum Bulog memiliki stok beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam jumlah besar.

Perum BULOG pada bulan Juli 2025 telah diberikan penugasan oleh Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyalurkan beras melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan target 13.056 ton.

Komoditas itu disalurkan di bulan Juli sampai Desember 2025,dengan harga Rp11.000 per kilogram di gudang Bulog, penyaluran beras SPHP menggunakan kemasan 5 kilogram melalui saluran pengecer di Pasar Rakyat, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

Termasuk gerai pangan binaan pemerintah daerah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), sesuai Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 215 Tahun 2025 tentang petunjuk teknis pelaksanaan stabilisasi pasokan dan harga beras di tingkat konsumen periode Juli sampai dengan Desember.

"Mitra pelaksana SPHP dapat menyalurkan beras setelah dilakukan verifikasi. Harga jual kepada konsumen harus sesuai HET beras medium sebesar Rp12.500 per kilogram. Kemudian konsumen akhir dapat membeli maksimal dua kemasan ukuran 5 kilogram dan tidak boleh dijual kembali," tegasnya.

Pewarta :
Editor : Andilala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.