Makassar (ANTARA) - Warga Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan bahu-membahu dan bergotong royong dalam melakukan evakuasi korban setelah banjir bandang dan longsor menerjang sejumlah wilayah di kabupaten itu pada Senin hingga Selasa (14/7).

"Kami terus gotong royong. Semua warga dengan sadar menggalang dana untuk membantu saudara-saudara kita di Desa Radda dan Masamba," kata Kepala Dusun Rambu Belue, Aswandi, yang ikut dalam pencarian korban, Kamis.

Ia mengungkapkan masih seringnya hujan dan derasnya air sungai di Radda membuat tim relawan masih kesulitan menemukan korban.

"Hari ini kami menemukan jenazah ibu dan anak. Sang ibu sudah membusuk dan membengkak," ungkapnya.

Empat hari pencarian korban banjir bandang, sebanyak sudah 21 korban jiwa yang ditemukan. Menyusul masih banyak laporan warga terkait anggota keluarganya yang belum ditemukan.

Banjir yang melanda Kabupaten Luwu Utara khususnya di Kecamatan Masamba dan Desa Radda membuat sebagian masyarakat harus mengungsi di beberapa tempat seperti di Perumahan Safana Graha, Kantor DPRD Luwu Utara, Kantor Bupati Luwu Utara dan lain-lain.

Pada hari pertama pasca banjir, sejumlah alat berat masih minim yakni tiga alat berat di Desa Radda dan hanya ada satu alat berat di Kota Masamba. Hal tersebut membuat relawan dan Basarnas masih kesulitan mencari korban.

Sedangkan pada hari kedua usai kejadian banjir, bantuan mulai berdatangan dari berbagai kabupaten dan kota seperti Luwu Timur, Kota Palopo, Kota Makassar, hingga pemerintah provinsi juga ikut andil.

Sementara itu, bantuan juga terus mengalir dari berbagai penjuru yang mengakibatkan kemacetan di sepanjang poros Masamba.

Oleh karena itu, relawan yang mengantarkan bantuan harus memutar jalan yang sedikit lebih jauh yakni berputar dari arah Baebunta menuju Desa Salulemo dan memotong jalur kembali di jalan lingkar Desa Poddo, Luwu Utara.
 

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024