Makassar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Sulawesi Selatan, menghadirkan sekolah siaga bencana (SSB) untuk pengetahuan kebencanaan sebagai upaya antisipasi saat terjadi bencana sejak usia dini atau setingkat TK.
Kepala Pelaksana BPBD Luwu Utara Muslim Muchtar dikonfirmasi dari Makassar, Minggu, mengatakan pelatihan mitigasi dan pengetahuan apa-apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana alam begitu penting karena daerah itu merupakan wilayah rawan.
"Lutra merupakan daerah langganan banjir setiap tahun. Untuk itu, kita buat sekolah siaga bencana program pertama dan lanjutan, bahkan kemarin kita coba-coba masuk sejak usia dini atau TK," katanya.
"Tahun kemarin, sekolah siaga bencana kita lakukan di 14 desa di Luwu Utara. Tahun ini akan kembali kita lakukan," sambung dia.
Selain ancaman banjir yang selalu menjadi langganan setiap tahun, kata dia, karena Luwu Raya merupakan daerah yang dilalui dua sesar atau patahan aktif yakni Sesar Palu Koro melewati Luwu Utara dan Sesar Matano melewati Luwu Timur.
Posisi Luwu Utara yang berada pada sesar Palukoro dan Matano, sehingga sering menyebabkan gempa atau getaran keras.
Dengan melihat kondisi tersebut, maka begitu penting untuk memberikan pengetahuan sejak usia dini, bagaimana menyelamatkan diri sendiri, keluarga dan masyarakat saat terjadi bencana.
"Yang juga kita antisipasi potensi atau ancaman gempa bumi karena kita dilalui sesar Matano dan sesar Palukoro, meskipun hanya bagian ekor-ekornya namun tentu tetap mengancam," ujarnya.