Jakarta (ANTARA) - Alibaba Cloud mengatakan pandemi COVID-19 mendorong jumlah adopsi layanan komputasi awan milik perusahaan asal China tersebut.

Vice President of Alibaba Group, President of the Database Products Business Unit of Alibaba Intellligence, Dr. Feifei Li, mengatakan pandemi membuat sejumlah industri offline, tidak hanya China, namun juga di Indonesia untuk beralih ke online.

"Pandemi sangat berpengaruh signifikan pada cara orang menjalankan bisnis. Banyak bisnis yang melakukan akselerasi teknologi karena melihat manfaatnya di situasi pandemi saat ini," ujar Feifei dalam diskusi media secara virtual, Kamis.

Feifei menjelaskan infrastruktur cloud dapat membantu operasional, sehingga perusahaan dapat fokus pada pengembangan bisnis.

Sebelumnya, pada akhir 2018 dan 2019, Feifei telah melihat banyak perusahaan yang melakukan migrasi teknologi dengan menggunakan layanan komputasi awan, salah satunya sektor logistik.

Pandemi, yang menurut Feifei mengakselerasi transformasi digital, kini memperluas jenis bisnis yang mengadopsi layanan komputasi awan Alibaba Cloud.

Di Indonesia, Head of Solutions Architect Alibaba Cloud, Max Maiden Dasuki, melihat semakin banyak Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menggunakan layanan komputasi awan Alibaba Cloud, salah satunya startup yang tengah tumbuh pesat Kopi Kenangan.

"Secara general mungkin lebih banyak ke internet companies, tapi semakin ke sini semakin banyak enterprise, SMB yang juga mengadopsi alibaba cloud," kata Max.

"Apalagi karena kita banyak melihat pertukaran tim, yang sebelumnya banyak di internet companies terus pindah ke enterprise, jadi sharing knowledge semakin lama semakin cepat, enterprise pun ikut mengejar untuk adopsi Alibaba Cloud," dia melanjutkan.

Max mengungkapkan banyak perusahaan yang justru melakukan riset tentang layanan komputasi awan saat pandemi. Sejumlah permintaan datang dari sektor finansial, edukasi, gaming dan hiburan.

Beberapa pengguna layanan Alibaba Cloud di antaranya Investree, Dana dan Adira di sektor finansial, Akulaku dan MAP di sektor ritel, Bitraco di sektor otomotif, Lyto di sektor gaming dan Akulaku di sektor e-commerce.

Meski sektor wisata dan perjalanan mendapat pukulan keras saat pandemi, sejumlah perusahaan di sektor perjalanan juga kini menjadi pengguna layanan komputasi awan Alibaba, termasuk Dwidaya Tour, serta salah satu perusahaan maskapai penerbangan yang masih dirahasiakan namanya.

"Kami melihat semakin banyak permintaan dari berbagai macam industri karena COVID-19," ujar Max.

Alibaba Cloud memiliki dua pusat data di Indonesia, yang mulai beroperasi pada tahun 2018 dan 2019, dan telah mendapatkan sertifikat keamanan dan lisensi termasuk Keamanan Informasi ISO 27001 sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 4 Tahun 2016.

Alibaba Cloud telah berencana untuk menambah satu lagi pusat data di Indonesia pada 2021.


Baca juga: Startup HiPajak menangi kompetisi Alibaba Global GET Challenge 2020
Baca juga: Alibaba berhasil bukukan kenaikan pendapatan 34 persen
Baca juga: Jack Ma-Alibaba rilis pedoman digital COVID-19 dalam bahasa Indonesia
 

Pewarta : Arindra Meodia
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024