Palu (ANTARA) - Sejumlah warga di Kota Palu, Sulawesi Tengah sangat berharap pemerintah kota segera mencairkan dana stimulan untuk rumah yang rusak karena gempabumi 7,4 SR yang terjadi pada 28 September 2018.

"Bencana sudah berlangsung dua tahun, tetapi dana stimulan yang dialokasikan pemerintah untuk perbaikan rumah rusak ringan belum kunjung dicairkan," kata Ny Marlin, seorang ibu rumah tangga di Palu, Selasa.

Dia mengaku rumahnya mengalami kerusakan ringan akibat gempabumi dasyat yang mengguncang sejumlah wilayah di Sulteng, termasuk Palu, Donggala dan Kabupaten Sigi.

Semua persyaratan yang diminta sudah dipenuhi dan datanya sudah ada di Kantor BPBD Kota Palu.

Bahkan, kata dia, beberapa waktu lalu sudah ada tim yang turun untuk mendata dan melakukan verifikasi, tetapi sampai sekarang ini dana stimulan yang dialokasikan sebesar Rp10 juta untuk rumah rusak ringan belum juga cair.

Padahal, kata dia, dana itu sangat diperlukan untuk memperbaiki kembali bagian-bagian bangunan rumah yang rusak.

Hal senada juga disampaikan Marthen Lotong, warga jalan Lembu, Kecamatan Palu Selatan.

Dia juga mengaku belum menerima dana stimulan rumah rusak ringan. "Tapi saya dengar di beberapa tempat lain, dana itu sudah cair lewat rekening salah satu bank pemerintah di Kota Palu," katanya.

Marthen juga mengemukakan bahwa semua persyaratan administrasi, termasuk KTP, kartu keluarga (KK) foto bangunan yang rusak dan pelunasan pajak bumi dan bangunan (PBB) serta sertifikat rumah,semuanya sudah disetor ke kantor kelurahan setempat.

Namun, kata dia, hingga kini dana dimaksud belum juga cair.

Diapun berharap dana stimulan tersebut secepatnya dicairkan agar bisa digunakan untuk memperbaiki kembali rumah rusak karena diterjang bencana alam gempabumi dua tahun yang lalu.

Berdasarkan data menyebutkan data rumah rusak/hilang terdampak bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuefaksi sebanyak 42.864 unit tersebar di delapan kecamatan di Kota Palu.

Pewarta : Anas Masa
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024