Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, akan meningkatkan tata kelola sektor pariwisata meliputi wisata alam, hutan, dan agro wisata di daerah itu sebagai salah satu sumber ekonomi baru setelah dua tahun daerah itu terdampak gempa dan likuefaksi pada 28 September 2018.
"Hal ini diawali dengan perbaikan tata kelola sektor pariwisata, sebab Sigi memiliki banyak potensi wisata," kata Penjabat Sementara Bupati Sigi Sisiliandy A Ponulele, di Sigi, Kamis.
Sektor pariwisata, kata dia, menjadi salah satu fokus pembangunan daerah, yang diharapkab dapat memberikan dampak positif terhadap pendapatan daerah sekaligus sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata.
"Potensi pariwisata kini menjadi salah satu potensi yang dikembangkan menjadi potensi daerah yang diharapkan menjadi sumber ekonomi baru khususnya bagi masyarakat sekitar," ujarnya.
Bupati Sisiliandy berharap agar Dinas Pariwisata dapat menyusun kerangka dokumen pengembangan pariwisata, yang kemudian menjadi rujukan dalam penataan dan pengelolaan sektor pariwisata Sigi.
Ia mengatakan sektor pariwisata Sigi harus dioptimalkan sejak dini yang diawali dari perbaikan tata kelolanya, sebab sejumlah potensi wisata di daerah itu sedang bertumbuh baik.
Sejumlah lokasi wisata yang kini sudah mulai bergeliat antara lain agrowisata di Desa Padende, Kecamatan Marawola, wisata tangga seribu di Desa Balane, Kecamatan Kinovaro, serta wisata paralayang di Desa Wayu Kecamatan Marawola Barat, sangat berpotensi dikembangkan dan diyakini berdampak pada pendapatan ekonomi masyarakat.
"Olehnya ini perlu ada rencana induk pengembangan sektor pariwisata yang dibuat oleh Dinas Pariwisata bekerjasama dengan dinas terkait lainnya," ujarnya.
Dirinya juga berharap agar pengelolaan dan pengembangan sektor pariwisata, turut melibatkan peran camat dan kepala desa, agar turut merawat dan menjaga potensi wisata di masing-masing wilayahnya.
"Camat dan kepala desa setempat, serta pengelola wisata terkait dengan kondisi dan pengelolaan lokasi wisata yang ada, agar terus dikembangkan sehingga memiliki daya tarik dan nilai jual bagi para wisatawan," sebutnya.
"Hal ini diawali dengan perbaikan tata kelola sektor pariwisata, sebab Sigi memiliki banyak potensi wisata," kata Penjabat Sementara Bupati Sigi Sisiliandy A Ponulele, di Sigi, Kamis.
Sektor pariwisata, kata dia, menjadi salah satu fokus pembangunan daerah, yang diharapkab dapat memberikan dampak positif terhadap pendapatan daerah sekaligus sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata.
"Potensi pariwisata kini menjadi salah satu potensi yang dikembangkan menjadi potensi daerah yang diharapkan menjadi sumber ekonomi baru khususnya bagi masyarakat sekitar," ujarnya.
Bupati Sisiliandy berharap agar Dinas Pariwisata dapat menyusun kerangka dokumen pengembangan pariwisata, yang kemudian menjadi rujukan dalam penataan dan pengelolaan sektor pariwisata Sigi.
Ia mengatakan sektor pariwisata Sigi harus dioptimalkan sejak dini yang diawali dari perbaikan tata kelolanya, sebab sejumlah potensi wisata di daerah itu sedang bertumbuh baik.
Sejumlah lokasi wisata yang kini sudah mulai bergeliat antara lain agrowisata di Desa Padende, Kecamatan Marawola, wisata tangga seribu di Desa Balane, Kecamatan Kinovaro, serta wisata paralayang di Desa Wayu Kecamatan Marawola Barat, sangat berpotensi dikembangkan dan diyakini berdampak pada pendapatan ekonomi masyarakat.
"Olehnya ini perlu ada rencana induk pengembangan sektor pariwisata yang dibuat oleh Dinas Pariwisata bekerjasama dengan dinas terkait lainnya," ujarnya.
Dirinya juga berharap agar pengelolaan dan pengembangan sektor pariwisata, turut melibatkan peran camat dan kepala desa, agar turut merawat dan menjaga potensi wisata di masing-masing wilayahnya.
"Camat dan kepala desa setempat, serta pengelola wisata terkait dengan kondisi dan pengelolaan lokasi wisata yang ada, agar terus dikembangkan sehingga memiliki daya tarik dan nilai jual bagi para wisatawan," sebutnya.