Palu,  (antarasulteng.com) - Petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah memilih menanam jagung untuk mengantisipasi kemarau yang hingga kini masih berlangsung.

"Kami pada musim tanam II tidak lagi menanam padi, tetapi menggantinya dengan jagung yang tidak banyak membutuhkan air," kata Subhan, seorang petani di Desa Jonoge, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Selasa.

Ia mengatakan selain karena musim kemarau panjang yang telah berlangsung tiga bulan terakhir ini, kebetulan juga bertepan adanya perbaikan saluran irigasi.

Otomatis irigasi yang selama ini mensuplai air ke sawah-sawah petani di Kecamatan Sigi Biromaru menjadi kering. Agar sawah yang ada tetap menghasilkan, maka petani memilih menanam jagung.

Selain karena komoditas itu memang salah satu tanaman tahan panas, juga harga jagung di pasaran saat ini cukup tinggi mencapai Rp5.000/kg.

Hal senada juga disampaikan Sulasri. Ia mengatakan selain menanam jagung, juga menanam sejumlah jenis tanaman hortikultura.

Untuk kebutuhan air, kebetulan beberapa tahun lalu mendapat bantuan pompa air dari Pemkab Sigi. "Jadi tidak ada kesulitan untuk menyiram tanaman," katanya.

Kedua petani di Kabupaten Sigi itu mengatakan jika kemarau sudah berakhir dan irigasi telah selesai diperbaiki, mereka akan kembali menanam padi.

"Tapi selama irigasi belum normal dan musim kemarau masih berlanjut, maka tidak ada jalan lain agar sawah tetap diolah ditanami komoditas lain yang memang tidak membutuhkan banyak air," katanya.

Kebetulan yang paling cocok adalah tanaman jagung. Kondisi tanah sangat subur ditanami jagung dan hasilnya selama ini sangat mengembirakan. Kabupaten Sigi termasuk daerah pengembangan komditas hortikultura.(skd) 

Pewarta : Anas Masa
Editor : Santoso
Copyright © ANTARA 2024