Palu (ANTARA) - Perum Bulog Sulawesi Tengah dalam waktu dekat akan menambah pasokan daging sapi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang cenderung terus meningkat.
"Kami masih punya stok daging sapi beku sekitar 10 ton," kata Kepala Kantor Wilayah Perum Bulog Sulteng, Basirun di Palu, Kamis.
Meski persediaan masih aman, Bulog tetap akan menambah lagi pasokan agar stok tetap aman.
Daging yang didatangkan Bulog, tidak dijual ke pasar umum seperti di pasar-pasar tardisonal.
"Kami menjualnya ke restoran, hotel dan pedagang bakso," kata Basirun.
Harga daging sapi segar dijual di pasar tradisional di Kota Palu saat ini Rp110.000/kg.
Sementara Bulog Sulteng menjual daging sapi beku rata-rata Rp100.000/kg.
Saat pasar murah berlangsung di Palu pada 10-11 Oktober 2020, Bulog Sulteng menjual daging sapi beku hanya Rp95.000/kg dan cukup banyak warga yang membelinya.
Selain menyediakan daging sapi beku, Bulog juga menjual daging kerbau beku.
Dia juga menambahkan untuk meningkatkan target penjualan daging sapi maupun kerbau beku, Bulog Sulteng sedang menjajaki kemungkinan berkerja sama dengan PHRI (Pengusaha Hotel Restoran Indonesia) yang ada di Provinsi Sulteng.
"Kami masih punya stok daging sapi beku sekitar 10 ton," kata Kepala Kantor Wilayah Perum Bulog Sulteng, Basirun di Palu, Kamis.
Meski persediaan masih aman, Bulog tetap akan menambah lagi pasokan agar stok tetap aman.
Daging yang didatangkan Bulog, tidak dijual ke pasar umum seperti di pasar-pasar tardisonal.
"Kami menjualnya ke restoran, hotel dan pedagang bakso," kata Basirun.
Harga daging sapi segar dijual di pasar tradisional di Kota Palu saat ini Rp110.000/kg.
Sementara Bulog Sulteng menjual daging sapi beku rata-rata Rp100.000/kg.
Saat pasar murah berlangsung di Palu pada 10-11 Oktober 2020, Bulog Sulteng menjual daging sapi beku hanya Rp95.000/kg dan cukup banyak warga yang membelinya.
Selain menyediakan daging sapi beku, Bulog juga menjual daging kerbau beku.
Dia juga menambahkan untuk meningkatkan target penjualan daging sapi maupun kerbau beku, Bulog Sulteng sedang menjajaki kemungkinan berkerja sama dengan PHRI (Pengusaha Hotel Restoran Indonesia) yang ada di Provinsi Sulteng.