Pemprov-Sulteng tingkatkan pengetahuan SDM dalam inseminasi buatan

id Pemprov Sulteng ,Inseminasi buatan ,Bimtek inseminasi buatan ,Sapi Donggala ,Sulawesi Tengah

Pemprov-Sulteng tingkatkan pengetahuan SDM dalam inseminasi buatan

Gubernur Sulteng Rusdy Mastura menyampaikan sambutan pada kegiatan bimbingan teknis Inseminasi buatan Sapi Donggala di Palu, Selasa (30/4/2024). (ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulteng)

Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia (SDM) insan peternakan atau tenaga inseminator dalam pelayanan inseminasi buatan (IB) Sapi Donggala.
 
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura saat menghadiri bimbingan teknis (bimtek) inseminasi buatan Sapi Donggala di Palu, Selasa, mengatakan giat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan inseminator dalam pelayanan inseminasi buatan dengan turut melibatkan masyarakat dan personil Babinsa.
 
"Tenaga inseminator merupakan ujung tombak pemerintah untuk meningkatkan populasi hewan ternak sapi dengan kualitas terbaik," kata Mastura.
 
Ia mengatakan inseminasi buatan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan populasi ternak, khususnya Sapi Donggala yang ke depannya juga akan dibentuk program yakni satu desa, satu inseminator.
 
Karena itu, Gubernur meminta kepada jajaran Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Sulteng agar turut melibatkan Bhabinkamtibmas sebagai tenaga inseminator, sehingga program satu desa satu inseminator berjalan lebih masif.
 
Sementara itu, katanya, Pemprov Sulteng saat ini memiliki 18 ribu straw atau sperma beku yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas ternak melalui inseminasi buatan.
 
Oleh karena itu, Gubernur berharap melalui bimtek ini dapat meningkatkan pengetahuan para tenaga inseminator, sehingga populasi ternak berkualitas meningkat dan produksi daging sapi di Sulawesi Tengah dapat mencapai 1 juta ton per tahun.
 
Menurut dia, jumlah tersebut diyakini akan mampu mencukupi permintaan daging sapi dari Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur dengan Sulawesi Tengah dipersiapkan sebagai daerah penyangga IKN serta mampu mencukupi permintaan kawasan industri di provinsi ini.
 
Ia juga berharap program ini menjadi pilar penting dalam upaya peningkatan ketahanan pangan di Sulawesi Tengah.