Kuala Lumpur (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur dan Aliansi Organisasi Masyarakat Indonesia (AOMI) memberikan penghargaan kepada Menteri Agama Malaysia Zulkifli Mohamad al-Bakri karena dianggap telah membantu warga negara Indonesia saat penerapan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP).
Penyerahan penghargaan disampaikan oleh Koordinator AOMI Hardjito Warno dan Wakil Dubes KBRI Kuala Lumpur Agung Cahaya Sumirat disela-sela Musyawarah Besar AOMI di World Trade Center Kuala Lumpur, Minggu (20/12).
Wakil Dubes KBRI Kuala Lumpur Agung Cahaya Sumirat dalam laporannya mengatakan AOMI terbentuk saat pemerintah Malaysia menerapkan PKP --dalam rangka membendung COVID-19 antara Maret dan April-- yang memberi dampak pada masyarakat Malaysia, juga WNI di Malaysia, karena perekonomian ditutup.
"Berkat kerja sama semua pihak, kami dari KBRI Kuala Lumpur telah mendistribusikan 137 ribu lebih paket bantuan atau sekitar seribu ton. Yang luar biasa kami juga sangat menghargai ormas. Mereka membantu kedutaan dan kami bergandeng bahu bersama mereka dan dalam catatan KBRI bantuan ormas hampir 140 ribu paket," kata Agung.
Agung mengatakan bakti sosial yang dilakukan tersebut merupakan operasi kemanusiaan yang luar biasa besar oleh Indonesia.
"Bercermin dari ini kami menghargai teman-teman ormas mengajak KBRI Kuala Lumpur untuk membentuk AOMI karena kami anggap ini merupakan tujuan yang mulia," katanya.
Sementara itu, Menteri Agama Zulkifli Mohamad al-Bakri dalam sambutannya mengatakan Musyawarah Besar AOMI merupakan sebuah kolaborasi yang baik, tidak hanya antara pemerintah sendiri namun juga antara pemerintah Indonesia dan Malaysia.
Dia menceritakan Minggu lalu dirinya baru menyelenggarakan webinar dengan sebuah yayasan di Malaysia yang meliputi seluruh nusantara, termasuk Indonesia, yang akan terus meningkatkan hubungan Indonesia dan Malaysia dari waktu ke waktu.
"Kami sejujurnya memahami betapa sukarnya menangani wabah pandemik yang tidak pernah terpikir oleh dunia. Dunia seolah terhenti gerakannya. Pesawat terbang di seluruh dunia dibatalkan penerbangannya. Hotel-hotel tidak bernapas. Masing-masing terkepung pandemik. Rencana-rencana terpaksa dibatalkan," kata mantan Mufti Wilayah Persekutuan tersebut.
Zulkifli mengatakan kantornya sendiri sudah menyalurkan dana 360 juta Ringgit Malaysia.
Karena itu, ia mengakui bahwa pihaknya terkejut ketika mendengar laporan dari KBRI Kuala Lumpur yang sudah menyalurkan banyak bantuan yang belum dilakukan sebelumnya.
Karena itu, kata Zulkifli, pada masa depan pihaknya akan berupaya bersinergi dengan ormas Indonesia di Malaysia.
Zulkifli beberapa waktu lalu membantu penyediaan bahan makanan bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI) terdampak PKP --pembatasan sosial di Malaysia-- di kawasan tempat tinggal kalangan TKI di Cyberjaya.
Penyerahan penghargaan disampaikan oleh Koordinator AOMI Hardjito Warno dan Wakil Dubes KBRI Kuala Lumpur Agung Cahaya Sumirat disela-sela Musyawarah Besar AOMI di World Trade Center Kuala Lumpur, Minggu (20/12).
Wakil Dubes KBRI Kuala Lumpur Agung Cahaya Sumirat dalam laporannya mengatakan AOMI terbentuk saat pemerintah Malaysia menerapkan PKP --dalam rangka membendung COVID-19 antara Maret dan April-- yang memberi dampak pada masyarakat Malaysia, juga WNI di Malaysia, karena perekonomian ditutup.
"Berkat kerja sama semua pihak, kami dari KBRI Kuala Lumpur telah mendistribusikan 137 ribu lebih paket bantuan atau sekitar seribu ton. Yang luar biasa kami juga sangat menghargai ormas. Mereka membantu kedutaan dan kami bergandeng bahu bersama mereka dan dalam catatan KBRI bantuan ormas hampir 140 ribu paket," kata Agung.
Agung mengatakan bakti sosial yang dilakukan tersebut merupakan operasi kemanusiaan yang luar biasa besar oleh Indonesia.
"Bercermin dari ini kami menghargai teman-teman ormas mengajak KBRI Kuala Lumpur untuk membentuk AOMI karena kami anggap ini merupakan tujuan yang mulia," katanya.
Sementara itu, Menteri Agama Zulkifli Mohamad al-Bakri dalam sambutannya mengatakan Musyawarah Besar AOMI merupakan sebuah kolaborasi yang baik, tidak hanya antara pemerintah sendiri namun juga antara pemerintah Indonesia dan Malaysia.
Dia menceritakan Minggu lalu dirinya baru menyelenggarakan webinar dengan sebuah yayasan di Malaysia yang meliputi seluruh nusantara, termasuk Indonesia, yang akan terus meningkatkan hubungan Indonesia dan Malaysia dari waktu ke waktu.
"Kami sejujurnya memahami betapa sukarnya menangani wabah pandemik yang tidak pernah terpikir oleh dunia. Dunia seolah terhenti gerakannya. Pesawat terbang di seluruh dunia dibatalkan penerbangannya. Hotel-hotel tidak bernapas. Masing-masing terkepung pandemik. Rencana-rencana terpaksa dibatalkan," kata mantan Mufti Wilayah Persekutuan tersebut.
Zulkifli mengatakan kantornya sendiri sudah menyalurkan dana 360 juta Ringgit Malaysia.
Karena itu, ia mengakui bahwa pihaknya terkejut ketika mendengar laporan dari KBRI Kuala Lumpur yang sudah menyalurkan banyak bantuan yang belum dilakukan sebelumnya.
Karena itu, kata Zulkifli, pada masa depan pihaknya akan berupaya bersinergi dengan ormas Indonesia di Malaysia.
Zulkifli beberapa waktu lalu membantu penyediaan bahan makanan bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI) terdampak PKP --pembatasan sosial di Malaysia-- di kawasan tempat tinggal kalangan TKI di Cyberjaya.