Jakarta (ANTARA) - Amazon menangguhkan aplikasi jejaring sosial Parlel dari platform hosting web-nya, The Verge melaporkan, Minggu.
CEO Parler, John Matze, mengatakan hal tersebut dapat berdampak pada situs jejaring sosialnya yang offline hingga sepekan, "karena kami membangun kembali dari awal," ujar dia.
Matze mengatakan telah mempersiapkan hal semacam itu, "dengan tidak mengandalkan infrastruktur milik Amazon."
Dia menambahkan bahwa "banyak" kompetitor bersaing dengan Parler, dan menuduh Amazon, Google, dan Apple melakukan serangan terkoordinasi untuk membunuh persaingan. "Kami terlalu cepat suskes," kata Matze.
Menurut BuzzFeed, Amazon Web Services (AWS), mengatakan kepada para pejabat Parler bahwa kekerasan dalam unggahan di situs itu melanggar persyaratan layanannya, dan tidak percaya Parler dapat mengatasi hal itu.
"Karena Parler tidak dapat mematuhi persyaratan layanan kami dan menimbulkan risiko yang sangat nyata bagi keselamatan publik, kami berencana untuk menangguhkan akun Parler mulai hari Minggu, 10 Januari, pukul 11:59 malam PST," ujar tim keamanan AWS dalam sebuah surat kepada Parler.
Sebelumnya pada Sabtu (9/1), sekelompok karyawan Amazon menuntut perusahaan memutuskan hubungannya dengan Parler dan berhenti menyediakan layanan hosting web ke platform tersebut.
Karyawan Amazon yang tergabung dalam grup Employees for Climate Change and Justice mengatakan Amazon Web Services, layanan infrastruktur internet milik Amazon, yang merupakan tulang punggung banyak situs web dan aplikasi, harus "menolak layanan Parler sampai menghapus unggahan yang memicu kekerasan, termasuk saat pelantikan Presiden."
Parler menjadi populer di kalangan pendukung Presiden Trump, karena platform seperti Twitter dan Facebook memperketat kebijakan moderasi mereka.
Grup karyawan Amazon mencakup banyak pekerja, termasuk ilmuwan data dan pengembang perangkat lunak. Ini bukan pertama kalinya grup tersebut mempertanyakan praktik perusahaannya. Pada April 2019, mereka menerbitkan surat yang meminta Amazon mengadopsi rencana untuk mengatasi perubahan iklim, dan mengakhiri kontrak AWS dengan perusahaan bahan bakar fosil.
Menurut kebijakan penggunaan yang dapat diterima AWS, pelanggan tidak boleh menggunakan layanannya "untuk penggunaan ilegal, berbahaya, curang, melanggar atau menyinggung". AWS memutuskan hubungan dengan situs sosial sayap kanan Gab pada 2019, karena melanggar kebijakannya terhadap konten kebencian.
Sebelumnya, Google menghapus Parler dari Play Store karena tidak memiliki mekanisme yang kuat untuk memoderasi "konten yang mengerikan." Apple juga telah menghapus Parler dari App Store-nya, Minggu pagi, setelah sempat memberi peringatan selama 24 jam.
CEO Parler, John Matze, mengatakan hal tersebut dapat berdampak pada situs jejaring sosialnya yang offline hingga sepekan, "karena kami membangun kembali dari awal," ujar dia.
Matze mengatakan telah mempersiapkan hal semacam itu, "dengan tidak mengandalkan infrastruktur milik Amazon."
Dia menambahkan bahwa "banyak" kompetitor bersaing dengan Parler, dan menuduh Amazon, Google, dan Apple melakukan serangan terkoordinasi untuk membunuh persaingan. "Kami terlalu cepat suskes," kata Matze.
Menurut BuzzFeed, Amazon Web Services (AWS), mengatakan kepada para pejabat Parler bahwa kekerasan dalam unggahan di situs itu melanggar persyaratan layanannya, dan tidak percaya Parler dapat mengatasi hal itu.
"Karena Parler tidak dapat mematuhi persyaratan layanan kami dan menimbulkan risiko yang sangat nyata bagi keselamatan publik, kami berencana untuk menangguhkan akun Parler mulai hari Minggu, 10 Januari, pukul 11:59 malam PST," ujar tim keamanan AWS dalam sebuah surat kepada Parler.
Sebelumnya pada Sabtu (9/1), sekelompok karyawan Amazon menuntut perusahaan memutuskan hubungannya dengan Parler dan berhenti menyediakan layanan hosting web ke platform tersebut.
Karyawan Amazon yang tergabung dalam grup Employees for Climate Change and Justice mengatakan Amazon Web Services, layanan infrastruktur internet milik Amazon, yang merupakan tulang punggung banyak situs web dan aplikasi, harus "menolak layanan Parler sampai menghapus unggahan yang memicu kekerasan, termasuk saat pelantikan Presiden."
Parler menjadi populer di kalangan pendukung Presiden Trump, karena platform seperti Twitter dan Facebook memperketat kebijakan moderasi mereka.
Grup karyawan Amazon mencakup banyak pekerja, termasuk ilmuwan data dan pengembang perangkat lunak. Ini bukan pertama kalinya grup tersebut mempertanyakan praktik perusahaannya. Pada April 2019, mereka menerbitkan surat yang meminta Amazon mengadopsi rencana untuk mengatasi perubahan iklim, dan mengakhiri kontrak AWS dengan perusahaan bahan bakar fosil.
Menurut kebijakan penggunaan yang dapat diterima AWS, pelanggan tidak boleh menggunakan layanannya "untuk penggunaan ilegal, berbahaya, curang, melanggar atau menyinggung". AWS memutuskan hubungan dengan situs sosial sayap kanan Gab pada 2019, karena melanggar kebijakannya terhadap konten kebencian.
Sebelumnya, Google menghapus Parler dari Play Store karena tidak memiliki mekanisme yang kuat untuk memoderasi "konten yang mengerikan." Apple juga telah menghapus Parler dari App Store-nya, Minggu pagi, setelah sempat memberi peringatan selama 24 jam.