Jakarta (antarasulteng.com) - Penyandang tunanetra mengapresiasi
penyelenggaraan Bioskop Bisik yang membuat mereka mendapatkan pengalaman
menonton secara utuh dan merasakan emosi dari film.
"Bioskop Bisik ini merupakan suatu kegiatan yang sangat inovatif. Hasilnya, saya dapat merasa setara dengan masyarakat kebanyakan dalam menikmati film," kata seorang penonton tunanetra Irma Hikmayanti usai menyaksikan film "Janji Joni" di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu.
Ia berharap, Bioskop Bisik dapat menjadi inspirasi bagi industri perfilman Indonesia agar bisa mengakomodisai tunanetra untuk menikmati film.
Ia mencontohkan, teknologi uraian suara (audio descriptive) yang dimiliki bioskop beberapa negara maju, yang berfungsi mendeskripsikan setiap adegan film melalui alat pendengar di telinga (headset).
"Semoga bioskop di Indonesia dapat menyediakan alat itu sehingga tunanetra dapat menikmati film dengan mandiri tanpa memerlukan pendamping," kata Irma.
Sutradara Joko Anwar yang turut hadir dalam pemutaran film tersebut mengatakan ingin mengusulkan penggunaan audio descriptive di bioskop Tanah Air.
"Semoga ke depannya dalam sekali dalam seminggu kita bisa menghadirkan film dengan menyertakan alat tersebut," katanya.
Bioskop Bisik yang diselenggarakan Think.Web dan Fency tersebut menawarkan cara bagi masyarakat tunanetra untuk mendapatkan pengalaman menonton film secara utuh.
Konsepnya adalah pendamping membisiki deskripsi adegan dan alur cerita kepada penonton tunanetra, agar mereka mengerti dan dapat merasakan emosi yang ada di film tersebut.(skd)
"Bioskop Bisik ini merupakan suatu kegiatan yang sangat inovatif. Hasilnya, saya dapat merasa setara dengan masyarakat kebanyakan dalam menikmati film," kata seorang penonton tunanetra Irma Hikmayanti usai menyaksikan film "Janji Joni" di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu.
Ia berharap, Bioskop Bisik dapat menjadi inspirasi bagi industri perfilman Indonesia agar bisa mengakomodisai tunanetra untuk menikmati film.
Ia mencontohkan, teknologi uraian suara (audio descriptive) yang dimiliki bioskop beberapa negara maju, yang berfungsi mendeskripsikan setiap adegan film melalui alat pendengar di telinga (headset).
"Semoga bioskop di Indonesia dapat menyediakan alat itu sehingga tunanetra dapat menikmati film dengan mandiri tanpa memerlukan pendamping," kata Irma.
Sutradara Joko Anwar yang turut hadir dalam pemutaran film tersebut mengatakan ingin mengusulkan penggunaan audio descriptive di bioskop Tanah Air.
"Semoga ke depannya dalam sekali dalam seminggu kita bisa menghadirkan film dengan menyertakan alat tersebut," katanya.
Bioskop Bisik yang diselenggarakan Think.Web dan Fency tersebut menawarkan cara bagi masyarakat tunanetra untuk mendapatkan pengalaman menonton film secara utuh.
Konsepnya adalah pendamping membisiki deskripsi adegan dan alur cerita kepada penonton tunanetra, agar mereka mengerti dan dapat merasakan emosi yang ada di film tersebut.(skd)