Poso, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, memberhentikan penanaman bawang putih di daerah itu, salah satu penyebabnya karena mengalami kesulitan dalam pemasarannya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Suratno, di Poso, Rabu, mengatakan pemberhentian penanaman bawang putih, karena melihat dari hasil panen yang banyak, namun pintu menuju pasar sangat sulit didapat.
"Selain itu, juga karena melihat perkembangan bawang putih di program yang sama dua tahun sebelumnya, yakni 2019 dan 2020," ujar Suratno.
Kegiatan budidaya tanaman bawang putih, 2019 dan 2020 dilaksanakan oleh Dinas Pertanian bersama petani di wilayah dataran Lembah Napu di Kecamatan Lore, namun hasilnya tidak menguntungkan bagi petani.
Kemudian pada November 2020, Pemkab Poso menerima bantuan sebanyak 40 ton bibit bawang putih untuk dibudidayakan di lahan seluas 100 hektare di wilayah Lembah Napu di Kecamatan Lore.
"Meskipun belum dilihat hasil panennya seperti apa, namun Kementerian Pertanian telah meninjau kegiatan budidaya tersebut dan semua bibit yang dikirim dalam kondisi bagus," ujarnya.
"Hanya saja dalam perkembangannya sebagian bibit tidak tumbuh dengan baik dan sebagian tumbuh baik," tambahnya.
Sebagian bibit yang diberikan, dalam kegiatan budidaya bawang putih, tidak dapat tumbuh dengan baik disebabkan cuaca di dataran Lembah Napu tidak menentu dan faktor tanah.
"Akibatnya bibit bawang putih sebagian banyak yang mati. Kalau bibitnya itu bagus, hanya perkembangannya sebagian yang tidak bagus," akuinya.
Suratno mengakui bahwa hasil panen bawang putih melimpah, para petani mengalami kesulitan pascapanen yaitu sulit mencari pasaran menjual hasil panen itu.
Menurutnya dari hasil peninjauan di lapangan, petani lebih memilih tanaman bawang merah ketimbang bawang putih, dengan alasan bahwa pemeliharaan dan lebih cepat untuk dipanen, serta akses menuju pasar mudah.
Sejumlah petani melaksanakan kegiatan budidaya tanaman bawang putih di wilayah dataran Lembah Napu, Kabupaten Poso. (ANTARA/Feri Timparosa)
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Suratno, di Poso, Rabu, mengatakan pemberhentian penanaman bawang putih, karena melihat dari hasil panen yang banyak, namun pintu menuju pasar sangat sulit didapat.
"Selain itu, juga karena melihat perkembangan bawang putih di program yang sama dua tahun sebelumnya, yakni 2019 dan 2020," ujar Suratno.
Kegiatan budidaya tanaman bawang putih, 2019 dan 2020 dilaksanakan oleh Dinas Pertanian bersama petani di wilayah dataran Lembah Napu di Kecamatan Lore, namun hasilnya tidak menguntungkan bagi petani.
Kemudian pada November 2020, Pemkab Poso menerima bantuan sebanyak 40 ton bibit bawang putih untuk dibudidayakan di lahan seluas 100 hektare di wilayah Lembah Napu di Kecamatan Lore.
"Meskipun belum dilihat hasil panennya seperti apa, namun Kementerian Pertanian telah meninjau kegiatan budidaya tersebut dan semua bibit yang dikirim dalam kondisi bagus," ujarnya.
"Hanya saja dalam perkembangannya sebagian bibit tidak tumbuh dengan baik dan sebagian tumbuh baik," tambahnya.
Sebagian bibit yang diberikan, dalam kegiatan budidaya bawang putih, tidak dapat tumbuh dengan baik disebabkan cuaca di dataran Lembah Napu tidak menentu dan faktor tanah.
"Akibatnya bibit bawang putih sebagian banyak yang mati. Kalau bibitnya itu bagus, hanya perkembangannya sebagian yang tidak bagus," akuinya.
Suratno mengakui bahwa hasil panen bawang putih melimpah, para petani mengalami kesulitan pascapanen yaitu sulit mencari pasaran menjual hasil panen itu.
Menurutnya dari hasil peninjauan di lapangan, petani lebih memilih tanaman bawang merah ketimbang bawang putih, dengan alasan bahwa pemeliharaan dan lebih cepat untuk dipanen, serta akses menuju pasar mudah.