Mendag: US-ABC perkuat peran Indonesia dalam kerja sama ASEAN-AS

id Mendag,Budi Santoso,Asean AS,US ABC

Mendag: US-ABC perkuat peran Indonesia dalam kerja sama ASEAN-AS

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat bertemu bertemu President & CEO US-ASEAN Business Council (US-ABC) Ted Osius dan Duta Besar AS untuk Indonesia Kamala Lakhdir di Jakarta, Kamis (5/12/2024). (ANTARA/HO-Kemendag)

Jakarta (ANTARA) - Pertemuan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso bertemu President & CEO US-ASEAN Business Council (US-ABC) Ted Osius dan Duta Besar AS untuk Indonesia Kamala Lakhdir membahas perkembangan dan peningkatan kerja sama ekonomi ASEAN dan Amerika Serikat (AS).

Budi menyampaikan, kerja sama di bidang keberlanjutan, konektivitas, dan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) bermanfaat menciptakan peluang bisnis bagi pelaku usaha kedua belah pihak.

Ia juga menekankan, Indonesia pun menyambut baik berbagai diskusi untuk membuka peluang-peluang bisnis di bawah bendera US-ABC.

"Keterkaitan antara Indonesia dan US-ABC merupakan sebuah platform penting untuk mendorong dialog pemerintah-swasta mengenai berbagai isu digital, termasuk best practices dan peluang terkait keamanan siber, kecerdasan buatan, dan tata kelola data," kata Budi dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Budi juga mengatakan, Indonesia menghargai diskusi terbuka dengan berbagai perusahaan swasta
di ASEAN dan AS.

Diharapkan, kolaborasi dengan US-ABC akan menciptakan peluang bisnis baru dan mengupayakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan.

Terkait keberlanjutan, Budi menekankan perlunya strategi regional untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di ASEAN. Ia juga menyoroti peran sentral ASEAN Power Grid (APG) dalam agenda keberlanjutan ASEAN.

Hal ini karena pentingnya peran energi hijau dan terbarukan dalam mendorong masa depan berkelanjutan di kawasan.

"Kolaborasi penting dalam penerapan Kerangka Ekonomi Sirkular ASEAN dan Strategi Netralitas Karbon. Upaya ini untuk memastikan keberlanjutan tetap menjadi yang utama dalam strategi ekonomi ASEAN," ujarnya.

Dalam pertemuan ini, Budi juga menekankan komitmen ASEAN dalam meningkatkan inovasi, daya saing, dan ketahanan rantai pasok di kawasan. Ia pun mendorong ASEAN dan AS untuk berkolaborasi dalam aspek rantai pasok di berbagai industri.

Hal ini untuk memastikan inisiatif konektivitas terkait rantai pasok yang akan memberikan hasil berarti bagi dunia usaha dan masyarakat.

Pada isu DEFA, Budi mengapresiasi US-ABC atas penyelenggaraan lokakarya perlakuan nondiskriminatif terhadap produk digital untuk para negosiator di sela-sela Perundingan DEFA ke-7.

"Lokakarya ini akan memperkuat komitmen ASEAN terhadap pasar digital terpadu, menetapkan kebijakan perdagangan yang adil dan kompetitif, serta mendorong inovasi dan inklusivitas di seluruh kawasan," ucap Mendag.

Pada 2023, total perdagangan ASEAN dan AS tercatat sebesar 395,9 miliar dolar AS. Nilai ini menjadikan AS sebagai mitra dagang terbesar kedua bagi ASEAN.

Ekspor utama ASEAN ke AS di antaranya perangkat
telepon dengan nilai mencapai 32,2 miliar dolar AS, mesin pengolah data otomatis dan unitnya (16,2 miliar dolar AS), sirkuit terpadu elektronik (16,01 miliar dolar AS), alat semikonduktor (15,6 miliar dolar AS), serta perabot lain dan bagiannya (9,14 miliar dolar AS).

Sementara itu, impor utama ASEAN dari AS di antaranya turbojet, propeler turbo, dan turbin gas lainnya senilai 13,2 miliar dolar AS; minyak petroleum (13,04 miliar dolar AS); sirkuit terpadu elektronik (9,3 miliar dolar AS); perangkat pesawat terbang dan ruang angkasa (5,8 miliar dolar AS); serta pesawat terbang dan helikopter (5,4 miliar dolar AS).