Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha mengkritisi langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dinilai tidak serius dalam mengatasi banjir Jakarta dan lebih memilih menyalahkan pihak lain.
"Jangan cuma melempar kesalahan pada curah hujan dan banjir kiriman. Pada banjir kemarin, status pintu air di Bogor dan Depok normal. Artinya banjir terjadi karena Gubernur Anies tidak punya rencana dan cara yang jelas untuk mengatasinya,” kata Giring melalui siaran pers PSI di Jakarta, Minggu.
Selama tiga tahun terakhir, lanjut Giring, Anies tidak pernah serius mengatasi banjir seperti langkah Gubernur DKI menghapus program normalisasi sungai, lalu menggantinya dengan naturalisasi.
"Naturalisasi sungai yang selalu digembar-gemborkan Anies terbukti cuma konsep di atas kertas, tidak dikerjakan di lapangan, sementara normalisasi sungai dihapuskan. Akibatnya banjir kian memburuk," ujar politisi PSI itu.
Selain itu, kata mantan vokalis Nidji itu, menjelang musim hujan tidak terlihat ada upaya untuk mengeruk sungai, membersihkan saluran air, dan mengecek pompa.
"Ketika tindakan-tindakan itu tidak dilakukan, mustahil Jakarta bebas dari banjir. Padahal, anggaran DKI Jakarta lebih dari cukup untuk membiayai itu semua," tambah Giring.
Alih-alih menjatahkan untuk pencegahan banjir, Giring menyesalkan alokasi anggaran untuk hal-hal yang jauh dari kebutuhan mendesak warga.
"Anggaran Jakarta diboroskan untuk hal-hal tak perlu. Lihat saja, untuk pembayaran uang muka Formula E, mempercantik JPO, atau mengecat genting-genting rumah warga. Dari sini, Gubernur Anies terlihat tidak mampu menyusun prioritas. Kebutuhan mendesak dinomorduakan, hal-hal bersifat kosmetik justru didahulukan," pungkas Giring.
Banjir terjadi secara merata pada sejumlah lokasi di Jakarta pada Sabtu, (20/2) dengan ketinggian air yang bervariasi dari 30 cm hingga 2 meter sehingga sekitar 1.300 warga harus dievakuasi ke tempat pengungsian.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan saat ini masih ada 17 Rukun Warga (RW) yang tergenang banjir akibat hujan lebat yang melanda Ibu Kota.
"Ada 17 RW yang masih tergenang dari kemarin sebanyak 113 RW. Jadi Alhamdulillah proses penyurutan terjadi dengan baik," kata Anies saat mengunjungi Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Minggu.
Menurut Anies, saat ini permukaan Sungai Ciliwung, Krukut, Sunter dan Pesanggarahan telah berada pada posisi normal.
"Bisa dilihat sendiri di Pintu Manggarai, sejak tadi pagi kiriman air dari luar Jakarta dari kawasan tengah dan hulu sudah berkurang," ujarnya.
Baca juga: Nama Giring ada kaitannya dengan Way Kambas
Baca juga: Delapan tim melaju ke babak grand final Piala Menpora Esports 2020
Baca juga: indEX: elektabilitas Prabowo tertinggi, Giring masuk 10 besar
"Jangan cuma melempar kesalahan pada curah hujan dan banjir kiriman. Pada banjir kemarin, status pintu air di Bogor dan Depok normal. Artinya banjir terjadi karena Gubernur Anies tidak punya rencana dan cara yang jelas untuk mengatasinya,” kata Giring melalui siaran pers PSI di Jakarta, Minggu.
Selama tiga tahun terakhir, lanjut Giring, Anies tidak pernah serius mengatasi banjir seperti langkah Gubernur DKI menghapus program normalisasi sungai, lalu menggantinya dengan naturalisasi.
"Naturalisasi sungai yang selalu digembar-gemborkan Anies terbukti cuma konsep di atas kertas, tidak dikerjakan di lapangan, sementara normalisasi sungai dihapuskan. Akibatnya banjir kian memburuk," ujar politisi PSI itu.
Selain itu, kata mantan vokalis Nidji itu, menjelang musim hujan tidak terlihat ada upaya untuk mengeruk sungai, membersihkan saluran air, dan mengecek pompa.
"Ketika tindakan-tindakan itu tidak dilakukan, mustahil Jakarta bebas dari banjir. Padahal, anggaran DKI Jakarta lebih dari cukup untuk membiayai itu semua," tambah Giring.
Alih-alih menjatahkan untuk pencegahan banjir, Giring menyesalkan alokasi anggaran untuk hal-hal yang jauh dari kebutuhan mendesak warga.
"Anggaran Jakarta diboroskan untuk hal-hal tak perlu. Lihat saja, untuk pembayaran uang muka Formula E, mempercantik JPO, atau mengecat genting-genting rumah warga. Dari sini, Gubernur Anies terlihat tidak mampu menyusun prioritas. Kebutuhan mendesak dinomorduakan, hal-hal bersifat kosmetik justru didahulukan," pungkas Giring.
Banjir terjadi secara merata pada sejumlah lokasi di Jakarta pada Sabtu, (20/2) dengan ketinggian air yang bervariasi dari 30 cm hingga 2 meter sehingga sekitar 1.300 warga harus dievakuasi ke tempat pengungsian.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan saat ini masih ada 17 Rukun Warga (RW) yang tergenang banjir akibat hujan lebat yang melanda Ibu Kota.
"Ada 17 RW yang masih tergenang dari kemarin sebanyak 113 RW. Jadi Alhamdulillah proses penyurutan terjadi dengan baik," kata Anies saat mengunjungi Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Minggu.
Menurut Anies, saat ini permukaan Sungai Ciliwung, Krukut, Sunter dan Pesanggarahan telah berada pada posisi normal.
"Bisa dilihat sendiri di Pintu Manggarai, sejak tadi pagi kiriman air dari luar Jakarta dari kawasan tengah dan hulu sudah berkurang," ujarnya.
Baca juga: Nama Giring ada kaitannya dengan Way Kambas
Baca juga: Delapan tim melaju ke babak grand final Piala Menpora Esports 2020
Baca juga: indEX: elektabilitas Prabowo tertinggi, Giring masuk 10 besar