Jakarta (ANTARA) - Token hybrid TKO (Toko Token) yang diperdagangkan platform Tokocrypto mulai Rabu (7/4) pukul 20.00 WIB, pada hari ini mampu menciptakan rekor baru 10,5 juta BNB (binance coin) yang setara dengan 4,2 miliar dolar AS.
TKO merupakan token hybrid yang mengkombinasikan dua konsep dalam dunia blockchain, yaitu Keuangan Terpusat (CeFi) dan Keuangan Terdesentralisasi (DeFi).
Dengan 201.406 jumlah partisipan, value TKO juga mengalami kenaikan kurang lebih 3.000 persen dalam 30 menit pertama saat listing di Tokocrypto serta menduduki peringkat ke 233 di coinmarketcap.
Adapun sejak TKO diluncurkan di Launchpad pada 30 Maret 2021 lalu, aplikasi Tokocrypto telah di-download sebanyak 46,632 kali di android maupun IOS dengan total registrasi baru sebanyak 9.347 dalam sepekan.
Pang Xue Kai, CEO Tokocrypto mengatakan Token TKO merupakan solusi yang dibangun untuk market Indonesia agar dapat menjangkau layanan keuangan hingga manajemen rantai pasokan, privasi, perlindungan data, dan karya seni melalui bentuk NFT (Non-Fungible Token).
“Lahirnya TKO merupakan sebuah pencapaian besar bagi kami. TKO dapat menjadi kendaraan yang paling tepat untuk membantu kita mewujudkan potensi yang tidak terbatas yang bisa dicapai melalui teknologi blockchain”, kata Kai dalam siaran pers hari ini.
Toko Token merupakan token dalam jaringan BEP-20, standar token pada Binance Smart Chain yang memungkinkan transaksi berkecepatan tinggi berbiaya rendah. Sementara itu, total pasokan TKO adalah 500.000.000 dengan harga jual 0,10 USD per TKO. TKO dapat diperdagangkan dengan BIDR, USDT, BTC dan BUSD.
Kurnia Bijaksana, Founder Evolution Trading mengatakan, TKO akan mendapatkan respon yang sangat bagus dari kalangan crypto internasional.
"Pertama, Binance Smart Chain telah sukses mendobrak ‘norma’ lama di dunia crypto dan De-Fi. BSC memiliki fee dan kecepatan transaksi yang jauh lebih baik daripada ETH. Lalu BSC memiliki jumlah pengguna yang banyak, dengan pengguna dari Indonesia yang cukup mendominasi,” kata dia.
TKO merupakan token hybrid yang mengkombinasikan dua konsep dalam dunia blockchain, yaitu Keuangan Terpusat (CeFi) dan Keuangan Terdesentralisasi (DeFi).
Dengan 201.406 jumlah partisipan, value TKO juga mengalami kenaikan kurang lebih 3.000 persen dalam 30 menit pertama saat listing di Tokocrypto serta menduduki peringkat ke 233 di coinmarketcap.
Adapun sejak TKO diluncurkan di Launchpad pada 30 Maret 2021 lalu, aplikasi Tokocrypto telah di-download sebanyak 46,632 kali di android maupun IOS dengan total registrasi baru sebanyak 9.347 dalam sepekan.
Pang Xue Kai, CEO Tokocrypto mengatakan Token TKO merupakan solusi yang dibangun untuk market Indonesia agar dapat menjangkau layanan keuangan hingga manajemen rantai pasokan, privasi, perlindungan data, dan karya seni melalui bentuk NFT (Non-Fungible Token).
“Lahirnya TKO merupakan sebuah pencapaian besar bagi kami. TKO dapat menjadi kendaraan yang paling tepat untuk membantu kita mewujudkan potensi yang tidak terbatas yang bisa dicapai melalui teknologi blockchain”, kata Kai dalam siaran pers hari ini.
Toko Token merupakan token dalam jaringan BEP-20, standar token pada Binance Smart Chain yang memungkinkan transaksi berkecepatan tinggi berbiaya rendah. Sementara itu, total pasokan TKO adalah 500.000.000 dengan harga jual 0,10 USD per TKO. TKO dapat diperdagangkan dengan BIDR, USDT, BTC dan BUSD.
Kurnia Bijaksana, Founder Evolution Trading mengatakan, TKO akan mendapatkan respon yang sangat bagus dari kalangan crypto internasional.
"Pertama, Binance Smart Chain telah sukses mendobrak ‘norma’ lama di dunia crypto dan De-Fi. BSC memiliki fee dan kecepatan transaksi yang jauh lebih baik daripada ETH. Lalu BSC memiliki jumlah pengguna yang banyak, dengan pengguna dari Indonesia yang cukup mendominasi,” kata dia.