Palu (ANTARA) - Pelatih tim dayung Sulawesi Tengah, Wahyu Aristina menyatakan pihaknya optimistis cabang olahraga dayung mampu meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua Oktober 2021 mengingat atlet yang dimiliki cukup potensial.
"Target saya minimal satu emas," katanya di Kantor Sekretariat KONI Sulteng di Palu, Jumat.
Ia mengatakan di PON XX, tercatat ada 17 atlet Sulteng yang lolos prakualifiklasi.
Termasuk satu di antaranya yakni Rio Dermawan, salah satu atlet nasional ikut memperkuat tim dayung Sulteng.
"Saya optimis Rio mampu mempersembahkan medali emas," kata dia.
Juga ada beberapa atlet lainnya termasuk dua atlet bersaudara asal Kabupaten Banggai, sangat berpotensi besar menyumbangkan medali bagi kontingen Sulteng di PON Papua.
Dua atlet bersaudara kembar itu adalah Randy Tolodo (21) dan Ronaldy Tolodo (21).
Dua atlet bersaudara kembar ini akan memperkuat tim dayung Sulteng nomor Canoeing Kayak 4 Putra pada PON di Papua tahun 2021.
Pada tahun 2015, kedua atlet ini mengikuti kejuaraan nasional dayung di Maluku dan berhasil menyabet medali perunggu, dan tahun 2016 pada kejuaraan dayung nasional di Riau juga berhasil meraih perunggu.
Keduanya kembali mengikuti kejuaraan nasional dayung tahun 2017, dan saat itu tuan rumah adalah Provinsi Sulteng, mereka berhasil mendapatkan medali emas dan perak.
Selang beberapa bulan keduanya juga mengikuti kejuaraan Popnas, namun hanya berhasil masuk final. Di akhir tahun 2017, mereka juga mengikuti seleksi Asian Games
Pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulteng tahun 2019 di Kabupaten Parigi Moutong, mereka mewakili tim dayung Kota Palu dan berhasil menyabet medali emas dan perak.
Ketua Umum KONI Sulteng, Anwar Ponulele membenarkan dayung salah satu cabang yang sangat diharapkan menyumbangkan medali di PON XX.
Selain cabang dayung, juga karate, pencaksilat, binaraga dan cabang sepaktakraw putri.
PON XX di Papua Sulteng meloloskan 22 cabang, namun hanya 18 diantaranya yang dipertandingkan.
Sementara empat cabang lainnya termasuk dalam 10 cabang tidak dipertandingkan di PON kali ini.
"Dan ini merupakan PON yang paling buruk, sebab jumlah cabang dipertandingkan berkurang. Padahal cabang-cabang itu dipertandingkan pada olimpiade," ujar Anwar. ***3***
(T.BK03/)
"Target saya minimal satu emas," katanya di Kantor Sekretariat KONI Sulteng di Palu, Jumat.
Ia mengatakan di PON XX, tercatat ada 17 atlet Sulteng yang lolos prakualifiklasi.
Termasuk satu di antaranya yakni Rio Dermawan, salah satu atlet nasional ikut memperkuat tim dayung Sulteng.
"Saya optimis Rio mampu mempersembahkan medali emas," kata dia.
Juga ada beberapa atlet lainnya termasuk dua atlet bersaudara asal Kabupaten Banggai, sangat berpotensi besar menyumbangkan medali bagi kontingen Sulteng di PON Papua.
Dua atlet bersaudara kembar itu adalah Randy Tolodo (21) dan Ronaldy Tolodo (21).
Dua atlet bersaudara kembar ini akan memperkuat tim dayung Sulteng nomor Canoeing Kayak 4 Putra pada PON di Papua tahun 2021.
Pada tahun 2015, kedua atlet ini mengikuti kejuaraan nasional dayung di Maluku dan berhasil menyabet medali perunggu, dan tahun 2016 pada kejuaraan dayung nasional di Riau juga berhasil meraih perunggu.
Keduanya kembali mengikuti kejuaraan nasional dayung tahun 2017, dan saat itu tuan rumah adalah Provinsi Sulteng, mereka berhasil mendapatkan medali emas dan perak.
Selang beberapa bulan keduanya juga mengikuti kejuaraan Popnas, namun hanya berhasil masuk final. Di akhir tahun 2017, mereka juga mengikuti seleksi Asian Games
Pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulteng tahun 2019 di Kabupaten Parigi Moutong, mereka mewakili tim dayung Kota Palu dan berhasil menyabet medali emas dan perak.
Ketua Umum KONI Sulteng, Anwar Ponulele membenarkan dayung salah satu cabang yang sangat diharapkan menyumbangkan medali di PON XX.
Selain cabang dayung, juga karate, pencaksilat, binaraga dan cabang sepaktakraw putri.
PON XX di Papua Sulteng meloloskan 22 cabang, namun hanya 18 diantaranya yang dipertandingkan.
Sementara empat cabang lainnya termasuk dalam 10 cabang tidak dipertandingkan di PON kali ini.
"Dan ini merupakan PON yang paling buruk, sebab jumlah cabang dipertandingkan berkurang. Padahal cabang-cabang itu dipertandingkan pada olimpiade," ujar Anwar. ***3***
(T.BK03/)