Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memberikan edukasi kepada generasi milenial melalui webinar "Creative Talk Pojok Literasi" bertajuk "Perencanaan Keuangan Milenial Jelang Lebaran" yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Menjelang Lebaran di kala pandemi ini, kita harus belajar untuk lebih menghargai uang, mulai mengatur ulang pengeluaran secara lebih terencana. Lebaran atau hari raya biasanya identik dengan kondisi yang penuh pengeluaran, mulai dari kebutuhan berbelanja kue, hingga belanja pakaian, ditambah tuntutan untuk mencukupi kebutuhan finansial menjadi masalah utama setiap orang. Selain itu kewajiban untuk membayar utang, pajak, biaya hidup dan lain-lain turut membuat setiap orang sangat sulit untuk mempunyai tabungan," kata Koordinator Perekonomian I, Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemenkominfo, Eko Slamet R, dalam siaran pers pada Sabtu.

Kedekatan milenial dengan teknologi, menurut Eko, sebaiknya dimanfaatkan dengan baik sehingga milenial bisa menjadi ujung tombak perekonomian Indonesia.

Salah satunya, bisa melakukan perencanaan keuangan dengan memanfaatkan teknologi. "Dengan kondisi saat ini, di kala ada kebijakan pelarangan mudik dari pemerintah, maka seharusnya milenial dapat lebih bijaksana mengatur keuangan."

Selain Eko sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, Head of Government Project Link Aja, Marcella Wijayanti; Head of Advisory Finansialku.com, Robby Christy.

Robby Christy menjelaskan perencanaan keuangan ibarat peta, perencanaan keuangan bisa mengantarkan kita ke tujuan finansial yang ingin dituju.

"Sebelum berinvestasi, kita harus mempersiapkan tabungan, asuransi, dana darurat, dan lain-lain. Nah, THR yang diperoleh sebaiknya digunakan untuk mempersiapkan dana tersebut terlebih dahulu", kata Robby.

Robby menambahkan pinjaman jangan sampai menggerogoti setengah dari pemasukan.

"Masih single? Jangan lupa memiliki dana darurat sebesar 6 kali gaji. Jadi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, kita mampu bertahan setidaknya selama 6 bulan ke depan," katanya.

Sementara itu Marcella Wijayanti menjelaskan perencanaan keuangan harus diiringi dengan evaluasi yang baik, misalnya rencanakan dan buat pencatatan tertulis pengeluaran keuangan sekecil apapun, lalu evaluasi di akhir bulan. Kemudian buat perencanaan keuangan secara lebih baik di bulan berikutnya.

"Porsi tabungan dan investasi tidak boleh kurang dari 20 persen dalam 1 bulan. Sementara pengeluaran hiburan dan traveling mendapatkan porsi 30 persen. Sisanya digunakan untuk pengeluaran wajib seperti makan, bayar sewa, cicilan dan tagihan rutin lainnya", tuturnya menutup kegiatan.

 


Pewarta : Ida Nurcahyani
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024