Jakarta (ANTARA) - Perwakilan pemerintah Indonesia dan Inggris bertemu di Jakarta, Selasa, membahas persiapan salah satu rangkaian acara konferensi perubahan iklim dunia (COP26) yang akan berlangsung di Glasgow, Inggris, mulai 1 hingga 12 November 2021.
Dalam pertemuan itu, perwakilan dua negara membahas persiapan memimpin acara dialog mengenai isu-isu kehutanan, pertanian, dan komoditas perdagangan (FACT) yang nantinya akan menjadi salah satu rangkaian acara COP26.
Pembahasan mengenai acara itu berlangsung saat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto menerima kunjungan Ketua COP26 Alok Sharma bersama Duta Besar COP26 untuk Asia Pasifik dan Asia Selatan Ken O’Flaherty serta Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins.
Dalam acara dialog COP26 FACT, Indonesia nantinya akan turut memimpin pertemuan (co-chair) bersama delegasi Inggris.
Inggris merupakan tuan rumah untuk konferensi perubahan iklim tahun ini. Dalam pelaksanaan COP Ke-26 tahun ini, Inggris bermitra bersama Italia memimpin seluruh rangkaian pertemuan.
Dalam pertemuan itu, Airlangga menyambut baik kunjungan Alok dan delegasi COP26. Ia mengatakan terpilihnya Indonesia sebagai co-chair COP26 FACT merupakan bentuk pengakuan Inggris terhadap komitmen Indonesia mewujudkan sektor pertanian yang berkelanjutan.
"Saya senang Inggris mengakui kekuatan Indonesia yang berkomitmen untuk menerapkan pertanian berkelanjutan dan perdagangan komoditas sekaligus memperkuat kerja sama bilateral, khususnya di bidang perubahan iklim," kata Airlangga sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Airlangga, pada pertemuan itu, menegaskan bahwa Indonesia sebagai co-chair dialog COP26 FACT berkomitmen memperkuat pertukaran pikiran antarpeserta.
"Sebagai co-chair, kita perlu berbagi visi dan pemahaman yang sama untuk mengarah pada kemitraan saling menguntungkan dan setara," kata Airlangga ke delegasi COP26 Inggris.
Menurut Airlangga, pada pertemuan itu mewakili pemerintah Indonesia, negara-negara peserta nantinya diharapkan memanfaatkan dialog FACT itu sebagai sarana menemukan solusi bersama mengatasi dampak perubahan iklim sekaligus mencapai berbagai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Airlangga yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar juga berharap dialog itu tidak jadi alat bagi pihak-pihak tertentu menyebar kampanye hitam terhadap sejumlah komoditas, termasuk sawit.
"Penting bagi kita untuk menjauhkan FACT dari fokus pada hal komoditas dan produk, seperti minyak sawit, kedelai, dan daging sapi," kata Airlangga.
Dialog itu nantinya diharapkan dapat fokus membahas solusi yang mengatasi terutama jika itu terkait dengan hubungan antara pembeli dan negara-negara penghasil produk-produk pertanian, perkebunan, dan perhutanan.
"Kita harus bekerja ke arah kolaborasi dan kerja sama yang akan mengarah pada tindakan kolektif daripada fokus pada perbedaan," kata Airlangga ke delegasi COP26 Inggris.
Dalam pertemuan itu, perwakilan dua negara membahas persiapan memimpin acara dialog mengenai isu-isu kehutanan, pertanian, dan komoditas perdagangan (FACT) yang nantinya akan menjadi salah satu rangkaian acara COP26.
Pembahasan mengenai acara itu berlangsung saat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto menerima kunjungan Ketua COP26 Alok Sharma bersama Duta Besar COP26 untuk Asia Pasifik dan Asia Selatan Ken O’Flaherty serta Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins.
Dalam acara dialog COP26 FACT, Indonesia nantinya akan turut memimpin pertemuan (co-chair) bersama delegasi Inggris.
Inggris merupakan tuan rumah untuk konferensi perubahan iklim tahun ini. Dalam pelaksanaan COP Ke-26 tahun ini, Inggris bermitra bersama Italia memimpin seluruh rangkaian pertemuan.
Dalam pertemuan itu, Airlangga menyambut baik kunjungan Alok dan delegasi COP26. Ia mengatakan terpilihnya Indonesia sebagai co-chair COP26 FACT merupakan bentuk pengakuan Inggris terhadap komitmen Indonesia mewujudkan sektor pertanian yang berkelanjutan.
"Saya senang Inggris mengakui kekuatan Indonesia yang berkomitmen untuk menerapkan pertanian berkelanjutan dan perdagangan komoditas sekaligus memperkuat kerja sama bilateral, khususnya di bidang perubahan iklim," kata Airlangga sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Airlangga, pada pertemuan itu, menegaskan bahwa Indonesia sebagai co-chair dialog COP26 FACT berkomitmen memperkuat pertukaran pikiran antarpeserta.
"Sebagai co-chair, kita perlu berbagi visi dan pemahaman yang sama untuk mengarah pada kemitraan saling menguntungkan dan setara," kata Airlangga ke delegasi COP26 Inggris.
Menurut Airlangga, pada pertemuan itu mewakili pemerintah Indonesia, negara-negara peserta nantinya diharapkan memanfaatkan dialog FACT itu sebagai sarana menemukan solusi bersama mengatasi dampak perubahan iklim sekaligus mencapai berbagai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Airlangga yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar juga berharap dialog itu tidak jadi alat bagi pihak-pihak tertentu menyebar kampanye hitam terhadap sejumlah komoditas, termasuk sawit.
"Penting bagi kita untuk menjauhkan FACT dari fokus pada hal komoditas dan produk, seperti minyak sawit, kedelai, dan daging sapi," kata Airlangga.
Dialog itu nantinya diharapkan dapat fokus membahas solusi yang mengatasi terutama jika itu terkait dengan hubungan antara pembeli dan negara-negara penghasil produk-produk pertanian, perkebunan, dan perhutanan.
"Kita harus bekerja ke arah kolaborasi dan kerja sama yang akan mengarah pada tindakan kolektif daripada fokus pada perbedaan," kata Airlangga ke delegasi COP26 Inggris.