Kementerian Agama RI menerima kunjungan kehormatan dari Mufti Besar Kroasia, Dr. Aziz ef. Hasanovi, yang juga merupakan Ketua Masyikhah Muslim Kroasia, di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Senin.
Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i menyampaikan pertemuan ini bertujuan mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Kroasia di bidang layanan keagamaan hingga pendidikan Islam.
"Kami menyambut baik kunjungan Mufti Besar Kroasia ke Indonesia. Ini adalah momentum untuk menjalin kerja sama, terutama dalam bidang keagamaan, pendidikan, kebudayaan Islam, hingga kehidupan beragama yang damai dan toleran," ujar Romo Syafi’i di Jakarta, Senin.
Wamenag mengatakan pertemuan itu sejalan dengan pesan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat kerja sama internasional, baik di tingkat regional maupun global.
Dalam pertemuan tersebut, Romo Syafii juga memaparkan sejumlah bidang di Kemenag yang berpotensi untuk disinergikan dengan Kroasia.
Sementara itu, Mufti Besar Kroasia, Dr. Aziz ef. Hasanović mengatakan tujuan utama kunjungannya ke Indonesia adalah untuk memperkuat hubungan antara kedua Indonesia dan Kroasia, serta bersinergi di berbagai bidang keagamaan.
"Di antaranya adalah kerja sama di bidang ilmu pengetahuan. Kroasia sangat intens melaksanakan berbagai konferensi dan seminar serta diskusi mengenai keilmuan keagamaan," kata Mufti.
Aziz menjelaskan bahwa di Kroasia, jumlah umat Islam hanya 1,5 persen dari penduduk Kroasia. Namun demikian hak-hak dan kewajibannya terpenuhi sepenuhnya.
Menurutnya, pada 25-26 April 2025 mendatang pihaknya akan mengundang Indonesia secara khusus untuk bersinergi pada kegiatan simposium mengenai zakat dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
Di bidang agama dan kebudayaan, Mufti menyebut Kroasia sangat aktif menggelar Musabaqah Tilawatil Quran, ia juga meminta Indonesia untuk mengirimkan delegasinya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi mengatakan pertemuan itu menyepakati kerja sama antara Kroasia dan Indonesia melalui sejumlah program yaitu, layanan keagamaan, pendidikan, hingga seminar-seminar keagamaan.
Zayadi berharap, pertemuan ini menjadi awal dari hubungan yang lebih erat antara kedua negara di sektor keagamaan.
"Langkah ini sejalan dengan komitmen Kemenag dalam mempromosikan Islam moderat di tingkat global serta mendukung perdamaian dunia," kata dia.
"Kami menyambut baik kunjungan Mufti Besar Kroasia ke Indonesia. Ini adalah momentum untuk menjalin kerja sama, terutama dalam bidang keagamaan, pendidikan, kebudayaan Islam, hingga kehidupan beragama yang damai dan toleran," ujar Romo Syafi’i di Jakarta, Senin.
Wamenag mengatakan pertemuan itu sejalan dengan pesan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat kerja sama internasional, baik di tingkat regional maupun global.
Dalam pertemuan tersebut, Romo Syafii juga memaparkan sejumlah bidang di Kemenag yang berpotensi untuk disinergikan dengan Kroasia.
Sementara itu, Mufti Besar Kroasia, Dr. Aziz ef. Hasanović mengatakan tujuan utama kunjungannya ke Indonesia adalah untuk memperkuat hubungan antara kedua Indonesia dan Kroasia, serta bersinergi di berbagai bidang keagamaan.
"Di antaranya adalah kerja sama di bidang ilmu pengetahuan. Kroasia sangat intens melaksanakan berbagai konferensi dan seminar serta diskusi mengenai keilmuan keagamaan," kata Mufti.
Aziz menjelaskan bahwa di Kroasia, jumlah umat Islam hanya 1,5 persen dari penduduk Kroasia. Namun demikian hak-hak dan kewajibannya terpenuhi sepenuhnya.
Menurutnya, pada 25-26 April 2025 mendatang pihaknya akan mengundang Indonesia secara khusus untuk bersinergi pada kegiatan simposium mengenai zakat dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
Di bidang agama dan kebudayaan, Mufti menyebut Kroasia sangat aktif menggelar Musabaqah Tilawatil Quran, ia juga meminta Indonesia untuk mengirimkan delegasinya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi mengatakan pertemuan itu menyepakati kerja sama antara Kroasia dan Indonesia melalui sejumlah program yaitu, layanan keagamaan, pendidikan, hingga seminar-seminar keagamaan.
Zayadi berharap, pertemuan ini menjadi awal dari hubungan yang lebih erat antara kedua negara di sektor keagamaan.
"Langkah ini sejalan dengan komitmen Kemenag dalam mempromosikan Islam moderat di tingkat global serta mendukung perdamaian dunia," kata dia.